SUKABUMIUPDATE.com - Kalau kamu sering mengalami perubahan siklus menstruasi, sebaiknya jangan diabaikan. Pasalnya, perubahan ini menjadi tanda adanya kondisi medis tertentu dan dapat memengaruhi kualitas hidup seorang perempuan.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dwi Priangga mengatakan gangguan menstruasi dapat dialami oleh siapa saja baik remaja, perempuan dewasa ataupun yang sudah mengalami menopause. Lebih dari 50 persen perempuan akan mengalami gangguan menstruasi setidaknya satu kali dalam masa reproduktifnya.
“Gangguan menstruasi dapat disebabkan oleh gangguan fisik [80 persen], dismenore [50 persen], dan gangguan siklus [20 persen-40 persen],†ujarnya, Selasa, 25 April 2017.
Dwi menuturkan, umumnya seorang perempuan dapat mengalami lebih dari satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Faktor fisik dapat disebabkan oleh tumbuhnya jaringan abnormal pada rahim sehingga dapat menyebabkan gangguan menstruasi.
Jaringan abnormal tersebut dapat berupa polip, mioma, adenomisis, ataupun keganasan. Gejala yang mungkin timbul antara lain nyeri haid yang berlebihan (dismenore), hari menstruasi yang memanjang ataupun jumlah perdarahan yang lebih banyak.
Gangguan siklus dapat bermanifestasi sebagai perdarahan yang ireguler, ataupun amenorea (tidak mengalami menstruasi dalam jangka waktu tertentu) yang pada umumnya disebabkan oleh siklus anovulasi. Siklus anovulasi bisa disebabkan oleh gangguan hormonal, tumor di otak ataupun penyakit metabolik lain. Jumlah perdarahan menstruasi yang banyak juga dapat disebabkan oleh gangguan pembekuan darah ataupun efek samping akibat penggunaan alat kontrasepsi.
Manifestasi gangguan menstruasi juga dapat berupa perubahan mood bahkan dapat menjadi gangguan depresi berat. "Setiap perempuan harus memahami siklus menstruasi yang normal baik dari lama hari menstruasi, jumlah perdarahan ataupun gejala-gejala yang dapat menyertai sebelum ataupun selama menstruasi.
Itu sebabnya, bila terdapat proses yang abnormal, maka harus segera konsultasi ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan tertentu untuk menentukan penyebab dan tatalaksana yang tepat.
Pemeriksaan dapat berupa anamnesis, pemeriksaan fisik sederhana, ultrasonografi, rontgen ataupun dapat berupa pemeriksaan darah dan pemeriksaan lanjutan seperti MRI. Tatalaksana gangguan menstruasi akan disesuaikan dengan penyebabnya, dapat berupa terapi sederhana seperti perubahan gaya hidup dan diet, pemberian obat hormonal, ataupun pembedahan.
Sumber: Tempo