SUKABUMIUPDATE.com - Anemia atau kekurangan sel darah merah menjadi salah satu pemicu kematian ibu hamil yang tertinggi. Data Indonesia Demographic and Health Survey 2012 memperkirakan, 359 perempuan hamil meninggal per 100 ribu kelahiran hidup. Kematian ini dikaitkan dengan anemia, kekurangan gizi, dan pre-eklampsia atau gangguan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.
Dokter spesialis gizi klinik, Elvina Karyadi, mengatakan ibu hamil cenderung mengalami kekurangan zat besi yang membuat jumlah sel darah merah turun. "Walaupun dia tidak merasakan gejala apa-apa," kata dia kepada Tempo. Untuk mengatasi kekurangan zat besi, biasanya dokter meresepkan vitamin yang mengandung asam folat dan zat besi sejak awal masa kehamilan.
Elvina menjelaskan, saat hamil, terjadi proses hemodilusi, yakni bertambahnya volume darah karena peningkatan volume plasma dan massa eritrosit. Proses ini membuat kadar hemoglobin rendah. Kebutuhan akan zat besi mulai meningkat sejak kandungan berumur tiga bulan hingga akhir masa kehamilan. "Zat besi penting sekali untuk menjaga berat badan bayi lahir tidak rendah dan untuk kemampuan kognitifnya," kata Direktur Micronutrient Initiave Indonesia ini. Micronutrient adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada upaya pemberantasan kekurangan vitamin dan mineral.
Menurut dia, ibu hamil disarankan mengkonsumsi tablet penambah darah yang mengandung folat dan zat besi minimal selama 90 hari kehamilan. Tablet ini bermanfaat mengatasi lesu, letih, lemah, lelah, dan wajah pucat. Juga, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi risiko perdarahan ketika persalinan serta mencegah kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah saat lahir.
Persoalannya, Elvina menyebutkan, walaupun cakupan tablet penambah darah kian meningkat, kepatuhan terhadap dosis yang direkomendasikan dokter tetap rendah. Banyak ibu hamil yang tidak rutin meminum suplemen penambah darah. Padahal data nasional Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan sekitar 37 persen ibu hamil menderita anemia. "Tablet tambah darah ini dapat diperoleh di puskesmas dan rumah sakit pemerintah," kata Elvina.
Â
Sumber: Tempo