SUKABUMIUPDATE.com -Â Dokter spesialis bedah saraf, Prof Dr Zainal Muttaqin SpBS PhD, mengatakan obat bukan satu-satunya cara untuk mengobati penyandang atau penderita epilepsi. Epilepsi merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kejang berulang.
"Obat-obatan bukan pilihan terakhir," kata Zainal dalam Seminar Bedah Epilepsi di RSU Bunda, Menteng, Jakarta, Sabtu (15/4).
Zainal menjelaskan, sekitar 30 persen penyandang epilepsi tidak dapat menoleransi efek samping pengobatan. "Jadi, kejangnya tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau kebal obat," ujarnya.
Hal itu diketahui jika selama dua tahun pengobatan atau mengkonsumsi obat yang diberikan dokter, tapi kejang tetap terjadi. "Biasanya dievaluasi setelah dua tahun mengkonsumsi obat-obatan tetap kejang, itu bisa dioperasi," kata dia.
Menurut Zainal, pembedahan adalah salah satu alternatif pengobatan epilepsi yang tidak dapat disembuhkan dengan obat. "Mereka (yang kebal obat) adalah kandidat kuat untuk menjalani pembedahan".
Zainal menjelaskan, ada beberapa kriteria penyandang epilepsi yang sebaiknya menjalani pembedahan, di antaranya penyandang epilepsi parsial yang sulit dikendalikan dengan pengobatan. "Jika pasien sudah diobati dengan dua jenis atau lebih obat epilepsi selama 1-2 tahun, tapi kondisinya tidak membaik maka dapat dipertimbangkan pembedahan," ujarnya.
Pembedahan, dia melanjutkan, dapat memberikan hasil yang baik terutama pada penyandang yang mendapatkan epilepsi akibat gangguan struktur otak. "Misalnya, adanya tumor jinak di otak, kelainan pembuluh darah otak atau akibat stroke," kata Zainal.
Â
Sumber: Tempo