SUKABUMIUPDATE.com - Kolesterol adalah penyakit yang bisa menyumbat pembuluh darah. Kebanyakan dari kita berpikir bahwa hati adalah satu-satunya organ yang akan terpengaruh dengan tingginya tingkat kolesterol jahat, tapi ternyata tidak.
Kolesterol mampu merusak organ lain dalam tubuh dan mungkin juga tidak kita sadari, bahwa kolesterol bisa memengaruhi kaki. Kondisi ini disebut peripheral-arteri dan yang lebih berbahaya para penderita kondisi ini rentan terhadap serangan jantung dan stroke.
Masalah pada kaki yang disebabkan kolesterol terjadi karena aliran darah tidak bisa berjalan dengan lancar karena adanya lemak tersumbat dalam darah. Berikut beberapa tanda kolesterol mungkin mempengaruhi kaki.
#Nyeri di kaki atau ketidaknyamanan adalah gejala pertama. Alasan di balik ketidaknyamanan adalah arteri tersumbat. Kurangnya pasokan darah membuat kaki merasa lelah atau sakit.
#Mungkin kita pernah merasa nyeri bokong, betis, paha, atau area lain di kedua kaki. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kolesterol dalam darah yang cukup tinggi.
#Pada beberapa orang, rasa sakit dimulai ketika mereka mulai berjalan di luar jarak normal. Setelah beristirahat untuk sementara waktu, rasa sakit menghilang dan datang kembali ketika berjalan.
Selama tidur, orang juga bisa mengalami kejang atau kram dan terjadi di jari-jari kaki, kaki depan, atau tumit. Penyebabnya adalah aliran darah ke kaki terhambat karena adanya sumbatan kolesterol.
#Sebagian kaki tidak mendapatkan cukup sirkulasi darah, kuku jari kaki terlihat pucat, dan bulu di kaki tidak tumbuh cepat ketika dicukur.
#Ketika seseorang duduk untuk jangka waktu yang lama, warna kaki dapat berubah pucat karena kekurangan darah yang mengalir ke area kaki.
#Beberapa orang bahkan bisa mengalami pembengkakan yang tidak cepat menghilang, umumnya terlihat coklat dan menyebabkan rasa sakit.
#Dalam beberapa kasus, orang yang menderita kondisi ini juga mungkin mengalami masalah ereksi.
#Pada beberapa orang, ukuran otot betis akan berkurang sedikit karena aliran darah tidak memadai. Berhenti merokok dan meminum obat yang diresepkan oleh dokter bisa membantu mengatasinya.
Sumber: Tempo