SUKABUMIUPDATE.com - Apakah anak Anda kesulitan membaca meski telah mencoba berbagai metode belajar? Apakah Anda khawatir anak Anda tertinggal di sekolah akibat tantangan membaca atau menulis? Jika ya, mungkin anak Anda mengalami disleksia. Memahami kondisi ini sangat penting untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan agar anak dapat berkembang dengan baik.
Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan anak dalam membaca, menulis, mengeja, atau berbicara. Kondisi ini bukan indikator rendahnya kecerdasan anak, melainkan kesulitan otak dalam memproses informasi tertulis atau lisan dengan cepat.
Banyak anak dengan disleksia tidak terdiagnosis hingga mereka mulai memasuki jenjang pendidikan formal. Kondisi ini bisa menimbulkan frustrasi bagi anak maupun orang tua karena anak terlihat kesulitan mengikuti pelajaran dibanding teman-temannya. Meski demikian, dengan penanganan yang tepat, anak dengan disleksia dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas dan sukses di masa depan.
Disleksia terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Disleksia Perkembangan
Disleksia ini bersifat bawaan sejak lahir dan terkait dengan faktor genetik.
2. Disleksia yang Didapat
Disleksia yang muncul akibat cedera otak atau kondisi neurologis tertentu, seperti Alzheimer.
Baca Juga: Daftar Imunisasi Wajib dan Tambahan: Tips dan Manfaatnya untuk Anaka
Penyebab Disleksia
Hingga saat ini, penyebab pasti disleksia belum diketahui. Namun, beberapa faktor yang dapat memicu kondisi ini meliputi:
- Faktor Genetik: Riwayat keluarga yang memiliki kesulitan membaca atau belajar sering kali menjadi indikator.
- Kesulitan Memproses Bahasa: Anak dengan disleksia sering kali mengalami kesulitan mengidentifikasi dan membedakan bunyi bahasa, yang membuat mereka sulit memahami fonetik.
Gejala Disleksia pada Anak
Disleksia sering sulit dideteksi pada usia dini. Berikut adalah beberapa tanda yang dapat Anda perhatikan:
Gejala pada Anak Prasekolah:
- Kesulitan berbicara atau mengucapkan kata panjang.
- Sulit mengenali huruf, angka, warna, atau bentuk.
- Kesulitan mengingat nama hari dalam seminggu.
- Tidak mampu menulis nama sendiri atau mengenali suku kata.
- Kesulitan belajar fonetik atau mengucapkan kata sederhana.
Gejala pada Anak yang Lebih Besar:
- Kesulitan mengeja dan membaca dibanding teman sekelas.
- Menghindari tugas membaca atau menulis.
- Sulit menyelesaikan tugas tepat waktu, termasuk ujian.
- Kesulitan mempelajari bahasa baru.
- Membalikkan urutan huruf atau angka saat membaca (misalnya, membaca "papan" sebagai "bapan").
Diagnosis Disleksia pada Anak
Jika Anda mencurigai anak Anda memiliki disleksia, segera konsultasikan ke dokter. Proses diagnosis biasanya melibatkan:
Baca Juga: Bupati Sukabumi: Masifkan Sosialisasi Penanggulangan HIV/AIDS di Sekolah hingga Perkampungan
- Riwayat Keluarga: Dokter akan menanyakan apakah ada anggota keluarga yang memiliki masalah serupa.
- Penilaian Psikologis: Psikolog anak akan mengevaluasi kondisi emosional atau mental anak Anda.
- Tes Membaca: Seorang spesialis membaca dapat melakukan tes khusus untuk menentukan jenis dan tingkat kesulitan membaca yang dialami anak.
Cara Perawatan untuk Anak dengan Disleksia
Disleksia tidak dapat disembuhkan, tetapi anak dapat belajar mengatasi dan beradaptasi dengan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat membantu:
1. Pendekatan Individual:
Anak mungkin memerlukan les privat atau dukungan tambahan di sekolah untuk membantu mengatasi tantangan akademis.
2. Dukungan dari Spesialis:
Psikolog anak atau spesialis membaca dapat membantu anak mengembangkan strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Peran Orang Tua:
Orang tua dapat mendampingi anak belajar, menggunakan alat bantu belajar seperti aplikasi edukasi, atau menyediakan waktu tambahan untuk membaca bersama anak.
4. Lingkungan yang Mendukung:
Berikan motivasi dan penguatan positif kepada anak agar ia merasa percaya diri meski menghadapi tantangan belajar.
Sumber: healthline