SUKABUMIUPDATE.com - Stroke terjadi ketika aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi penting ke otak terganggu. Tanpa pasokan darah yang memadai, sel-sel otak mulai mati, menyebabkan kerusakan otak permanen. Secara umum, stroke terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Stroke Iskemik: Disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak.
2. Stroke Hemoragik: Terjadi karena pembuluh darah di otak pecah, sehingga darah membanjiri jaringan otak.
Meskipun sering dianggap sebagai kondisi yang hanya terjadi pada orang dewasa, stroke juga dapat dialami oleh anak-anak dari berbagai usia, bahkan bayi yang belum lahir.
Stroke pada anak paling umum terjadi dalam bulan pertama kehidupan, dikenal sebagai stroke perinatal. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya oksigen saat persalinan. Selain itu, anak-anak yang lebih besar juga dapat mengalami stroke akibat berbagai kondisi yang memengaruhi aliran darah ke otak atau menyebabkan perdarahan di otak.
Gejala Stroke pada Anak
Gejala stroke pada anak dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi:
- Kejang.
- Sakit kepala, sering disertai muntah.
- Kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada satu sisi tubuh.
- Kesulitan berbicara atau perubahan pengucapan, seperti bicara cadel.
- Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda.
- Gangguan dalam menelan.
- Kesulitan menggunakan salah satu tangan atau kaki.
- Perubahan suasana hati atau perilaku.
- Masalah dalam tugas sekolah atau kehilangan memori.
Penyebab Stroke pada Anak
Baca Juga: Mengatasi Bayi Mendengkur: Penyebab, Bahaya, dan Solusinya
Faktor penyebab stroke pada anak berbeda dari orang dewasa. Berikut adalah beberapa penyebab utama:
1. Kekurangan Oksigen Selama Kelahiran
Kondisi ini, disebut neonatal hypoxia, terjadi saat bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses persalinan. Neonatal hypoxia dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk stroke perinatal.
2. Penyakit Jantung Bawaan
Masalah pada fungsi jantung, seperti detak jantung yang tidak teratur atau serangan jantung, dapat memicu stroke. Penyakit jantung bawaan sering terdiagnosis sejak dini, tetapi pemeriksaan kesehatan rutin tetap diperlukan, terutama bagi anak-anak usia sekolah.
3. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah penyakit genetik yang mempengaruhi sel darah merah. Bentuk abnormal sel darah dapat menyebabkan gumpalan darah, yang jika terbentuk di otak, dapat menyebabkan stroke.
4. Cedera pada Pembuluh Darah Otak
Trauma atau benturan kepala dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke iskemik atau hemoragik.
5. Dehidrasi
Dehidrasi parah dapat mengurangi volume cairan dalam pembuluh darah, menyebabkan gangguan aliran darah dan meningkatkan risiko penggumpalan darah yang memicu stroke.
6. Kelainan Genetik pada Pembuluh Darah
Kondisi seperti aneurisma otak atau malformasi arteri meningkatkan risiko stroke. Kelainan ini dapat menyebabkan pembuluh darah pecah atau tersumbat, memicu stroke hemoragik atau iskemik.
7. Infeksi Berat
Infeksi tertentu dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penggumpalan darah yang menyebabkan stroke. Imunisasi rutin menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi berat pada anak-anak.
Baca Juga: Situ Cipiit Sukabumi: Sensasi Camping Seru di Hutan Pinus Tepi Danau untuk Libur Lebaran
Pentingnya Diagnosis Dini
Menemukan penyebab stroke pada anak dapat menjadi tantangan, tetapi diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Berbeda dengan orang dewasa yang sering mengalami stroke akibat tekanan darah tinggi atau aterosklerosis, stroke pada anak biasanya berkaitan dengan faktor genetik, trauma, atau penyakit bawaan.
Pencegahan dan Tindakan
Meskipun tidak semua penyebab stroke pada anak dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko:
1. Pastikan ibu hamil mendapatkan perawatan prenatal yang memadai untuk mencegah komplikasi saat persalinan.
2. Rutin memeriksakan kesehatan anak, terutama jika terdapat riwayat penyakit jantung atau anemia sel sabit.
3. Hindari dehidrasi dengan memastikan anak cukup minum, terutama saat beraktivitas fisik.
4. Lindungi anak dari risiko cedera kepala dengan menggunakan perlengkapan pelindung saat berolahraga.
5. Ikuti program imunisasi untuk mencegah infeksi berat.
Stroke pada anak adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian segera. Pemahaman tentang gejala dan faktor risiko dapat membantu orang tua mendeteksi dan menangani kondisi ini lebih awal. Dengan diagnosis dini dan perawatan yang tepat, banyak anak yang mengalami stroke dapat menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.
Sumber: betterhealth