SUKABUMIUPDATE.com - Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak yang ditandai dengan tinggi badan lebih pendek dari rata-rata anak seusianya. Penyebab utamanya adalah kekurangan gizi dalam waktu lama, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Menurut WHO, Indonesia menempati posisi ketiga di Asia Tenggara dengan prevalensi stunting tinggi, mencapai 36,4% pada 2005-2017. Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, motorik, dan kesehatan jangka panjang.
Berikut beberapa faktor penyebab stunting yang perlu diwaspadai:
1. Kekurangan Gizi Ibu Hamil
Gizi ibu saat hamil sangat berpengaruh pada perkembangan janin. Kekurangan asupan nutrisi dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), yang menjadi faktor risiko stunting. Postur tubuh ibu yang pendek atau hamil di usia muda (di bawah 20 tahun) juga meningkatkan kemungkinan anak mengalami stunting.
2. Kurangnya Asupan Gizi pada Anak
Asupan nutrisi tidak seimbang, terutama selama 1.000 HPK, berpotensi menyebabkan stunting. Gagal memberikan ASI eksklusif atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas juga menjadi penyebab utama.
3. Faktor Sosial Ekonomi
Keterbatasan ekonomi dapat mengurangi akses keluarga terhadap makanan bergizi. Hal ini berdampak langsung pada kualitas gizi yang diterima anak.
Gejala stunting biasanya mulai terlihat setelah anak berusia dua tahun. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Pertumbuhan tinggi badan lebih lambat dari anak seusianya.
- Perkembangan gigi terlambat.
- Anak cenderung lebih pendiam.
Stunting bukan hanya memengaruhi masa kanak-kanak, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang, seperti:
- Postur tubuh pendek saat dewasa.
- Risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes dan penyakit jantung.
- Penurunan kemampuan kognitif dan produktivitas.
Mencegah stunting memerlukan pendekatan sejak dini, bahkan sebelum anak lahir. Berikut langkah-langkah yang dapat diambil:
Baca Juga: Muhibah Ramadan, DPMPTSP Sukabumi Sosialisasikan NIB dan Kewirausahaan di Ponpes Assalam
1. Selama Kehamilan
- Pastikan asupan gizi ibu mencukupi, terutama protein, zat besi, dan vitamin.
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
- Hindari jarak kehamilan terlalu dekat.
2. Setelah Melahirkan
- Berikan ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan.
- Mulai MPASI berkualitas sejak usia enam bulan, dengan gizi seimbang meliputi karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah.
3. Pantau Tumbuh Kembang Anak
- Rutin memeriksa tinggi dan berat badan anak di Posyandu atau fasilitas kesehatan.
- Ikuti grafik pertumbuhan anak untuk memastikan perkembangan sesuai standar.
4. Edukasi dan Kesadaran
Tingkatkan pengetahuan tentang pentingnya gizi dan pola hidup sehat, terutama bagi ibu hamil, remaja, dan keluarga.
Makanan yang Membantu Mencegah Stunting
Beberapa bahan makanan yang dapat mendukung tumbuh kembang optimal anak meliputi:
- Protein Hewani: Telur, daging, ikan, susu, dan produk susu seperti yogurt dan keju.
- Sayur dan Buah: Kaya vitamin A, C, dan mineral seperti zinc dan zat besi.
- Lemak Sehat: Asam lemak esensial penting untuk perkembangan otak dan pertumbuhan anak.
Stunting dapat dicegah dengan intervensi sejak dini, mulai dari pemenuhan gizi selama kehamilan hingga masa balita. Orangtua juga perlu memantau perkembangan anak secara berkala dan memberikan pola asuh yang sehat. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat mendukung terciptanya generasi yang sehat dan berkualitas.
Sumber: healthline