Infeksi Telinga Berair pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Sukabumiupdate.com
Senin 24 Mar 2025, 22:55 WIB
Ilustrasi seorang anak yang mengalami infeksi telinga berair (Sumber: pexels.com/@Towfiqu barbhuiya)

Ilustrasi seorang anak yang mengalami infeksi telinga berair (Sumber: pexels.com/@Towfiqu barbhuiya)

SUKABUMIUPDATE.com - Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 3 tahun, lebih rentan mengalami infeksi telinga dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka yang masih lemah serta saluran eustachius yang lebih pendek dan sempit. Salah satu kondisi umum yang sering dialami adalah telinga berair akibat infeksi. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas anak dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar.

Gejala dan Penyebab Telinga Berair

Telinga berair biasanya disebabkan oleh infeksi yang dimulai dari gendang telinga. Infeksi ini bisa memicu pecahnya gendang telinga, menyebabkan cairan keluar dan menimbulkan lubang kecil. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan infeksi telinga berair meliputi:

  • Infeksi virus atau bakteri.
  • Alergi atau pembengkakan sinus.
  • Polip atau amandel yang membesar.
  • Perubahan tekanan udara yang ekstrim.

Gejala yang umum dialami anak dengan telinga berair akibat infeksi meliputi:

  • Demam tinggi.
  • Gangguan pendengaran.
  • Telinga terasa penuh, berdengung, atau mampet.
  • Nafsu makan menurun dan sering merasa mual.
  • Anak menjadi rewel dan sulit tidur.

Infeksi telinga berair biasanya berlangsung selama beberapa hari. Jika cairan penyebab infeksi tidak sepenuhnya hilang, infeksi dapat berkembang menjadi kondisi kronis yang dikenal sebagai congek.

Baca Juga: Polusi Udara dari Lalu Lintas dan Pengaruhnya terhadap Asma pada Anak

Cara Mengobati Telinga Berair pada Anak

Pengobatan telinga berair tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab infeksi. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Berikan Obat Pereda Nyeri

Infeksi telinga ringan seringkali sembuh dengan sendirinya dalam 2-3 hari berkat sistem kekebalan tubuh anak. Namun, Anda dapat memberikan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol untuk meredakan demam dan membuat anak lebih nyaman. Pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan anjuran dokter.

2. Lakukan Pemeriksaan Tambahan

Jika infeksi cukup parah atau berlangsung lama, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Tes seperti analisis cairan telinga, CT scan, atau tes pendengaran dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti infeksi dan memastikan apakah infeksi telah menyebar ke area lain.

3. Pengobatan dengan Antibiotik

Antibiotik hanya diberikan jika infeksi tidak membaik dalam beberapa hari, tergolong berat, atau berisiko menimbulkan komplikasi. Sebelum memberikan antibiotik, dokter akan memastikan penyebab infeksi adalah bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko resistensi bakteri. Oleh karena itu, pengobatan ini harus selalu melalui konsultasi dengan dokter.

Baca Juga: Pengamanan Arus Mudik Lebaran, Truk Sumbu 3 Mulai Dibatasi Masuk Sukabumi

4. Prosedur Medis Miringotomi

Pada kasus infeksi telinga berulang atau jika terjadi penumpukan cairan di belakang gendang telinga, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan miringotomi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kecil ke dalam gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dan menyeimbangkan tekanan. Selang biasanya akan lepas dengan sendirinya dalam 6-12 bulan.

Tips Mencegah Telinga Berair pada Anak

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi telinga pada anak:

1. Lengkapi Imunisasi

Imunisasi membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak sehingga lebih kuat melawan infeksi.

2. Jaga Kebersihan Udara dan Lingkungan

Pastikan rumah memiliki kualitas udara yang baik dan bebas dari debu atau polusi. Bersihkan lingkungan secara rutin untuk mencegah bakteri masuk ke telinga anak.

3. Ajari Anak Kebiasaan Baik

Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyebaran kuman. Hindari kebiasaan tidur sambil minum susu menggunakan botol (dot) karena dapat meningkatkan risiko infeksi telinga.

4. Periksakan Telinga Secara Rutin

Jika anak sering mengalami infeksi telinga, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah serius yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika gejala telinga berair pada anak disertai dengan demam tinggi (di atas 38°C) atau tidak membaik dalam beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan dini akan membantu mencegah komplikasi seperti gangguan pendengaran jangka panjang.

Sumber: Mayo Clinic

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini