Polusi Udara dari Lalu Lintas dan Pengaruhnya terhadap Asma pada Anak

Sukabumiupdate.com
Senin 24 Mar 2025, 22:41 WIB
Ilustrasi polusi udara dari lalu lintas dan pengaruhnya terhadap asma (Sumber: pexels.com/@Elena Raklionkaya)

Ilustrasi polusi udara dari lalu lintas dan pengaruhnya terhadap asma (Sumber: pexels.com/@Elena Raklionkaya)

SUKABUMIUPDATE.com - Polusi udara akibat lalu lintas menjadi salah satu ancaman kesehatan lingkungan terbesar di dunia. Setiap tahunnya, sekitar 7 juta orang meninggal akibat paparan polusi udara, termasuk banyak diantaranya anak-anak yang menderita asma. 

Polusi Udara dari Lalu Lintas

Polusi udara yang dihasilkan kendaraan bermotor adalah salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan. Polutan seperti partikel kecil (PM10 dan PM2,5) sangat berbahaya karena mampu menembus sistem pernapasan, bahkan hingga ke paru-paru. Partikel ini mengandung zat-zat berbahaya, seperti logam berat, belerang, senyawa karbon, dan karsinogen seperti turunan benzena.

Selain itu, ozon permukaan tanah, yang merupakan campuran polutan udara perkotaan, juga berperan besar dalam penyakit pernapasan kronis seperti asma. Zat ini terbentuk dari prekursor seperti nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), dan metana. Kendaraan bermotor menjadi sumber utama emisi polutan ini, terutama di kota-kota besar dengan tingkat kemacetan tinggi.

Asma pada Anak

Baca Juga: Berapa Lama Bisa Hamil Lagi setelah Berhenti KB? Simak Ulasan Berikut

Asma adalah penyakit kronis yang mempengaruhi saluran pernapasan. Pada anak-anak, penyakit ini menjadi lebih serius karena saluran pernapasan mereka lebih kecil dibandingkan orang dewasa. Anak-anak yang menderita asma sering mengalami gejala seperti mengi, batuk, sesak dada, dan kesulitan bernapas, terutama di pagi atau malam hari.

Sebagian besar anak-anak dengan asma mulai menunjukkan gejala sebelum usia lima tahun. Karena saluran pernapasan pada bayi dan balita masih sempit, pilek atau infeksi ringan saja dapat memperburuk kondisi asma mereka. Gejala asma pada anak bisa berupa:

 

  • Batuk yang terus-menerus, terutama di malam hari.
  • Bunyi mengi atau siulan saat bernapas.
  • Kesulitan bernapas atau pernapasan cepat, yang menyebabkan kulit di sekitar tulang rusuk terlihat tertarik.

Gejala-gejala ini sering dipicu oleh alergen seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau debu, serta iritasi udara seperti asap rokok atau bau menyengat.

Polusi Lalu Lintas dan Asma pada Anak

Anak-anak dengan asma sangat rentan terhadap dampak polusi udara. Dengan kecepatan bernapas yang lebih cepat dan paru-paru yang masih berkembang, mereka lebih banyak terpapar polutan dibandingkan orang dewasa. Polusi lalu lintas, terutama ozon dan partikel kecil, menjadi faktor utama yang memicu serangan asma pada anak-anak.

Baca Juga: Puluhan Kartu Indonesia Pintar Ditemukan di Lapak Rongsok Cidahu Sukabumi, Polisi Selidiki

Ozon

Ozon adalah salah satu polutan paling umum di kota-kota besar. Gas ini biasanya kita kenal sebagai penyebab kabut asap, terutama di musim panas dengan sinar matahari yang kuat. Ozon sangat mengiritasi paru-paru dan saluran pernapasan, sehingga memicu serangan asma pada anak-anak. Konsentrasi ozon yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan kebutuhan obat asma dan kunjungan ke ruang gawat darurat.

Partikel Udara

Partikel kecil di udara, seperti debu, asap, dan kabut, juga menjadi pemicu utama asma. Partikel ini dapat melewati hidung dan mulut, lalu masuk ke paru-paru, menyebabkan peradangan dan iritasi. Paparan jangka pendek maupun panjang terhadap partikel ini dapat memperburuk asma, menurunkan fungsi paru-paru, dan meningkatkan frekuensi serangan asma.

Mengelola Dampak Polusi pada Anak dengan Asma

Meskipun polusi udara merupakan ancaman besar, asma dapat dikelola dengan baik untuk mengurangi risiko dari paparan polutan. Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:

1. Menghindari Area dengan Polusi Tinggi: Hindari jalan-jalan utama atau tempat dengan tingkat polusi lalu lintas tinggi, terutama saat anak-anak bermain di luar.

2. Menggunakan Pembersih Udara: Alat ini dapat membantu mengurangi partikel kecil di udara dalam ruangan.

3. Pemantauan Kualitas Udara: Gunakan aplikasi atau layanan pemantauan kualitas udara untuk mengetahui kapan tingkat polusi tinggi, sehingga aktivitas luar ruangan bisa dibatasi.

4. Mengelola Asma dengan Baik: Pastikan anak minum obat asma sesuai resep dokter, dan selalu sediakan inhaler darurat.

Polusi lalu lintas memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan, terutama pada anak-anak dengan asma. Bahan polutan seperti ozon dan partikel kecil di udara menjadi pemicu utama serangan asma. Namun, dengan pengelolaan asma yang tepat dan langkah pencegahan terhadap polusi, risiko ini dapat diminimalkan. Penting bagi orang tua untuk terus memantau kesehatan anak dan melindungi mereka dari paparan polusi udara.

Sumber: kidshealth

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini