Stroke pada Anak: 6 Dampak Jangka Panjang dan Cara Penanganannya

Sukabumiupdate.com
Senin 24 Mar 2025, 22:20 WIB
Ilustrasi dampak jangka panjang stroke pada anak (Sumber: Freepik/@freepik)

Ilustrasi dampak jangka panjang stroke pada anak (Sumber: Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Stroke tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dapat menyerang bayi, anak-anak, bahkan janin yang masih dalam kandungan. Stroke pada anak dibagi menjadi dua kategori berdasarkan usia:

1. Perinatal stroke: Terjadi selama 18 minggu terakhir kehamilan hingga 30 hari setelah kelahiran.

2. Stroke anak-anak: Dialami oleh anak usia 1 bulan hingga 18 tahun.

Stroke merupakan salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian pada anak. Sekitar 60% anak yang selamat dari stroke akan mengalami gangguan neurologis permanen, seperti hemiparesis (kelumpuhan parsial) atau hemiplegia (kelumpuhan total pada satu sisi tubuh). Stroke juga berpotensi menyebabkan kecacatan jangka panjang, yang berdampak pada kualitas hidup anak hingga dewasa.

Dampak Stroke Jangka Panjang pada Anak

1. Serangan Stroke Berulang

Seperti pada orang dewasa, stroke pada anak terjadi akibat sumbatan atau pendarahan di pembuluh darah otak. Penelitian menunjukkan tingkat kekambuhan stroke pada anak dapat mencapai 50% dalam lima tahun pertama setelah serangan pertama.

Baca Juga: 5 Cara Efektif Meredakan Radang Tenggorokan pada Anak

2. Epilepsi

Kerusakan otak akibat stroke pada masa anak-anak meningkatkan risiko epilepsi. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif, memori, kemampuan belajar, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

3. Gangguan Neurologis, Gerakan, dan Bicara

Penelitian menunjukkan hampir 50% anak yang mengalami stroke menderita gangguan neurologis jangka panjang. Stroke pada hemisfer kiri sering menyebabkan gangguan bicara, sedangkan stroke di otak bagian belakang dapat memperburuk kemampuan bahasa dan komunikasi, terutama pada anak yang lebih muda.

4. Gangguan Fungsi Kognitif

Anak-anak pasca stroke cenderung memiliki skor kecerdasan di bawah rata-rata. Mereka juga mengalami kesulitan dalam fungsi kognitif kompleks, seperti perhatian, memori, kecepatan pemrosesan informasi, dan keterampilan visual. Semakin besar area otak yang terkena, semakin buruk dampak kognitif yang dirasakan.

5. Stroke Hemoragik dan Dampaknya

Stroke akibat perdarahan (hemoragik) mencakup hampir setengah dari semua kasus stroke pada anak. Penelitian menunjukkan 25-52% anak yang selamat dari stroke hemoragik mengalami kelumpuhan, gangguan motorik, atau ataksia serebelar (gangguan gerakan).

Baca Juga: Libur Lebaran, Layanan Bapenda Sukabumi Tutup Mulai 27 Maret Hingga 7 April 2025

6. Penurunan Kualitas Hidup

Stroke pada anak berdampak besar pada kualitas hidup, termasuk gangguan fungsi fisik, kognitif, dan emosional. Faktor seperti usia saat serangan stroke, jenis kelamin (anak perempuan cenderung menilai kualitas hidup lebih rendah), serta tingkat dukungan keluarga, sangat mempengaruhi kualitas hidup anak pasca stroke.

Penanganan Stroke pada Anak

Penanganan stroke pada anak melibatkan upaya pencegahan dan pengobatan untuk meminimalkan risiko serangan berikutnya serta mengurangi dampak jangka panjang.

1. Pencegahan Stroke Primer

Pencegahan primer bertujuan mengurangi risiko stroke pada anak-anak tanpa gejala. Upaya ini meliputi:

  • Mengontrol faktor risiko vaskular seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan metabolisme lipid.
  • Menerapkan pola hidup sehat, seperti menghentikan kebiasaan merokok, membatasi konsumsi alkohol, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, serta mengonsumsi makanan bergizi yang kaya buah, sayur, dan rendah garam.

2. Pencegahan Stroke Sekunder

Untuk anak yang pernah mengalami stroke, pencegahan sekunder diperlukan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:

  • Penanganan faktor risiko vaskular, termasuk hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit jantung.
  • Pemberian terapi antiplatelet atau antikoagulan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah.
  • Intervensi medis, seperti prosedur bedah invasif atau terapi endovaskular jika diperlukan.
  • Perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur.

3. Rehabilitasi Pasca Stroke

Rehabilitasi sangat penting untuk membantu anak memulihkan fungsi fisik, kognitif, dan emosional. Program rehabilitasi melibatkan fisioterapi, terapi bicara, serta dukungan psikologis untuk mengatasi trauma emosional dan meningkatkan kualitas hidup.

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika anak menunjukkan gejala stroke, seperti kelemahan tiba-tiba pada satu sisi tubuh, kesulitan bicara, gangguan penglihatan, atau kehilangan kesadaran. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sumber: kidshealth

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini