SUKABUMIUPDATE.com - Bayi yang baru lahir memulai kehidupannya dengan menjelajahi dunia yang baru, termasuk kemampuan melihat. Sebagian besar bayi sehat dilengkapi dengan mata yang siap digunakan untuk melihat berbagai hal di sekitarnya. Namun, penglihatan bayi belum sepenuhnya berkembang pada saat lahir. Kemampuan mereka cenderung terbatas pada objek-objek yang berada dalam jarak dekat.
Penglihatan bayi akan terus berkembang seiring waktu, mulai dari mengenali wajah hingga memiliki koordinasi tangan dan mata yang lebih baik. Penting bagi orang tua untuk memahami tahapan perkembangan penglihatan bayi sekaligus mewaspadai tanda-tanda masalah penglihatan.
Perkembangan Penglihatan pada Bayi Baru Lahir
1. Usia 0-4 Bulan
Pada awal kehidupan, bayi hanya bisa fokus pada objek dalam jarak sekitar 20-30 cm dari wajah mereka, seperti wajah orang tua. Hal ini karena saat berada di dalam rahim, bayi terbiasa dalam kegelapan tanpa stimulasi visual. Setelah lahir, bayi mulai belajar menggunakan indera penglihatannya.
Pada usia 3 bulan, bayi biasanya mulai bisa mengikuti gerakan benda dengan matanya. Koordinasi tangan dan mata juga mulai berkembang, terutama saat bayi meraih benda. Meski kemampuan mengenali warna belum optimal, bayi mulai dapat membedakan warna kontras.
Namun, orang tua harus waspada jika bayi hanya fokus pada satu titik tertentu secara terus-menerus atau tidak menunjukkan reaksi terhadap gerakan benda. Ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan penglihatan.
2. Usia 5-8 Bulan
Pada tahap ini, kemampuan penglihatan bayi semakin matang. Mereka mulai memahami jarak dan membentuk pandangan tiga dimensi. Ketika bayi mulai merangkak, koordinasi antara mata, tangan, dan tubuh semakin meningkat.
Di usia ini, bayi juga mulai mengenali lebih banyak warna. Orang tua dapat membantu perkembangan visual mereka dengan memperkenalkan mainan berwarna cerah dan berbagai pola.
3. Usia 9-12 Bulan
Menjelang usia satu tahun, penglihatan bayi sudah hampir sempurna. Mereka mampu melihat jarak yang lebih jauh dan menggunakannya untuk mendukung kemampuan berjalan. Bayi juga mulai dapat mengikuti gerakan lebih kompleks dan mengenali wajah serta benda dengan lebih baik.
Baca Juga: Penyakit Tipes pada Bayi: Gejala, Pemeriksaan, dan Penanganannya
Pada tahap ini, anak juga mulai menunjukkan ketertarikan untuk bermain permainan seperti "cilukba," yang dapat membantu meningkatkan kemampuan visual dan interaksi sosial.
Tanda-Tanda Masalah Penglihatan pada Bayi
Meskipun sebagian besar bayi memiliki perkembangan penglihatan yang normal, ada beberapa gejala yang mungkin menandakan masalah, seperti:
- Penglihatan tidak fokus ke arah tertentu
- Kelopak mata merah atau bengkak
- Bola mata bergerak terus-menerus
- Sensitivitas tinggi terhadap cahaya
- Pupil mata yang tampak putih
Jika gejala ini muncul, orang tua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.
Salah Satu Masalah Penglihatan: Buphthalmos
Baca Juga: Mobil Kembali Lintasi Jembatan Bojongkopo Sukabumi, Polisi: Itu Diluar Tanggungjawab Kami
Buphthalmos atau glaukoma kongenital adalah salah satu masalah mata yang dapat terjadi pada bayi. Kondisi ini ditandai dengan pembesaran bola mata akibat tekanan intraokular yang tinggi. Penyebabnya bisa berupa kelainan genetik, gangguan aliran cairan mata, atau kondisi lain seperti:
- Aniridia: Tidak adanya iris mata
- Neurofibromatosis tipe 1: Kelainan genetik yang mempengaruhi sistem saraf
- Sclerocornea: Fusi antara sclera dan kornea
- Sturge-Weber Syndrome: Gangguan neurologis dengan tanda lahir merah di wajah
Pengobatan Buphthalmos
Pengobatan bertujuan mengurangi tekanan bola mata. Pada kasus ringan, pemberian obat tetes mata seperti beta blocker dapat membantu. Namun, beberapa kasus memerlukan tindakan medis lebih lanjut, seperti:
- Implan untuk mengurangi tekanan
- Operasi goniotomi atau cyclodestructive
- Penggunaan kacamata untuk mendukung penglihatan
Jika tidak segera ditangani, buphthalmos dapat menyebabkan kerusakan mata permanen.
Pentingnya Pemeriksaan Mata Rutin
Meskipun beberapa masalah penglihatan seperti buphthalmos tidak dapat dicegah, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dapat membantu menentukan perawatan yang dibutuhkan. Orang tua juga perlu memperhatikan kontak mata dengan bayi untuk memantau perkembangan penglihatan mereka.
Sumber: patient.info