SUKABUMIUPDATE.com - Epilepsi adalah gangguan saraf yang ditandai dengan kejang berulang akibat pelepasan listrik berlebih pada neuron otak. Namun, tidak semua kejang disebabkan oleh epilepsi. Kejang juga dapat terjadi karena demam tinggi, trauma kepala, tumor otak, atau infeksi seperti meningitis.
Epilepsi pada anak terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Kejang Fokal: Hanya mempengaruhi satu sisi otak. Gejalanya meliputi sensasi kesemutan, pusing, hentakan tubuh, pandangan kosong, atau gerakan mulut seperti mengunyah, tetapi jarang menyebabkan hilangnya kesadaran.
2. Kejang Umum: Mempengaruhi kedua sisi otak. Gejalanya berupa pupil melebar, mengeluarkan air liur, otot kaku, kehilangan keseimbangan, dan kesadaran menurun. Anak sering mengalami amnesia setelah kejang.
Sebagian besar kasus besar epilepsi pada anak (sekitar 60%) tidak memiliki penyebab pasti. Kondisi ini disebut epilepsi idiopatik dan diyakini terkait dengan faktor genetik.
Baca Juga: Benarkah Anak yang Aktif di Luar Rentan Batuk Pilek? Ini Faktor Resiko dan Cara Mengatasinya
Pada kasus lain, yang disebut epilepsi simtomatik, penyebabnya lebih jelas, seperti:
- Trauma kepala
- Infeksi meningitis
- Tumor otak
- Stroke
- Gangguan genetik seperti tuberous sclerosis atau neurofibromatosis
Diagnosis Epilepsi pada Anak
Diagnosis epilepsi memerlukan informasi rinci dari orang tua tentang pola kejang, gejala sebelum dan sesudah kejang, serta riwayat kesehatan anak. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda trauma kepala, gangguan kongenital, atau infeksi.
Pemeriksaan tambahan meliputi:
- Elektroensefalografi (EEG): Mengukur aktivitas listrik otak.
- CT Scan atau MRI: Untuk mendeteksi kelainan struktural di otak.
Pengobatan Epilepsi pada Anak
Tujuan pengobatan epilepsi adalah mencegah atau mengontrol kejang sehingga anak dapat bebas kejang selama minimal dua tahun.
Jenis Terapi yang dibutuhkan, yaitu:
1. Terapi Obat: Memberikan obat anti-epilepsi (OAE) seperti fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, atau asam valproat.
2. Terapi Bedah : Dilakukan pada anak yang tidak merespon obat. Prosedur seperti lobektomi temporal atau hemisferektomi bertujuan untuk menghilangkan bagian otak yang memicu kejang.
3. Diet Ketogenik: Pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat untuk mengendalikan kejang.
Baca Juga: Pemkab Sukabumi Siapkan Lokasi untuk Sekolah Rakyat di Palabuhanratu
Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang
Jika anak mengalami kejang, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Jauhkan dari benda berbahaya untuk mencegah cedera.
2. Longgarkan pakaian di sekitar leher agar pernapasan tidak terganggu.
3. Jangan menahan gerakan anak atau memasukkan benda ke dalam mulut.
4. Tetap meredam anak hingga kejang berakhir dan kesadarannya pulih kembali.
Setelah itu, biarkan anak beristirahat untuk memulihkan energinya. Jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau terjadi berulang kali tanpa pulih sepenuhnya, segera cari bantuan medis.
Epilepsi pada anak memerlukan perhatian khusus, mulai dari diagnosis yang tepat hingga pengobatan yang sesuai. Dengan manajemen yang baik, kejang dapat dikontrol, sehingga anak dapat menjalani kehidupan yang aktif dan sehat. Dukungan keluarga sangat penting dalam membantu anak menghadapi kondisi ini.
Sumber : cdc.gov