SUKABUMIUPDATE.com - Anemia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah ini merah sangat penting karena selain membawa oksigen, mereka juga membantu mengatur suhu tubuh dan membuang produk limbah melalui ginjal dan hati.
Penyebab Anemia pada Anak
Seorang anak membutuhkan sekitar 3,9 hingga 5,3 juta sel darah merah per mikroliter darah. Jika jumlah ini lebih rendah, anak bisa mengalami anemia. Beberapa penyebab anemia pada anak meliputi:
1. Produksi Sel Darah Merah Rendah
Kekurangan gizi, terutama zat besi, adalah penyebab utama anemia defisiensi besi.
2. Penyakit atau Kelainan Bawaan
Contohnya adalah anemia sel sabit atau kelainan darah lain yang menyebabkan kerusakan sel darah merah berlebihan.
3. Kehilangan Darah
Kehilangan darah akibat cedera atau menstruasi berlebih pada remaja perempuan dapat memicu anemia.
4. Konsumsi Susu Sapi Berlebih
Anak-anak di bawah tiga tahun yang minum banyak susu sapi tanpa asupan makanan bergizi lainnya rentan mengalami anemia.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Batuk Anak di Malam Hari agar Tidur Nyenyak
Jenis-Jenis Anemia
Jenis anemia pada anak bervariasi tergantung penyebabnya, antara lain:
1. Anemia Defisiensi Besi
Disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam makanan.
2. Anemia Megaloblastik
Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat.
3. Anemia Hemolitik
Kondisi bawaan dimana tubuh memproduksi sel darah merah yang rusak.
4. Anemia Sel Sabit
Sel darah merah berbentuk abnormal, yang rapuh dan mudah pecah.
5. Talasemia
Kelainan genetik yang menghambat produksi sel darah merah normal.
6. Anemia Aplastik
Disebabkan oleh ketidakmampuan sumsum tulang memproduksi cukup sel darah merah.
7. Anemia Kronis
Sering terjadi akibat kondisi medis kronis yang melibatkan peradangan.
Gejala Anemia pada Anak
Anemia sering kali menunjukkan gejala yang mirip terlepas dari jenisnya. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan meliputi:
- Kelelahan parah
- Sifat lekas marah
- Pusing atau sakit kepala
- Detak jantung cepat
- Sesak napas
- Kehilangan nafsu makan
- Kulit pucat
- Pertumbuhan dan perkembangan terlambat
Jika anak menunjukkan gejala ini, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan diagnosis.
Baca Juga: DPMD Sukabumi Dorong Desa Segera Cairkan Dana Desa Tahap Pertama Sebelum Libur Panjang
Cara Diagnosis Anemia
Diagnosis anemia dimulai dengan pemeriksaan fisik dan tes darah lengkap (CBC). Tes tambahan yang mungkin disarankan meliputi:
1. Pemeriksaan Blood Smear
Untuk melihat bentuk dan ukuran sel darah merah.
2. Tes Zat Besi
Untuk mengetahui kadar zat besi dalam darah.
3. Elektroforesis Hemoglobin
Digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti anemia sel sabit atau talasemia.
4. Aspirasi Sumsum Tulang
Dilakukan untuk mendiagnosis anemia aplastik atau gangguan sumsum tulang lainnya.
5. Hitungan Retikulosit
Untuk mengevaluasi produksi sel darah merah baru dalam tubuh.
Hasil tes ini membantu menentukan jenis anemia dan perawatan yang diperlukan.
Penanganan Anemia pada Anak
Penanganan anemia tergantung pada jenis dan penyebabnya. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
1. Suplemen Nutrisi
Suplemen zat besi atau vitamin B-12 diresepkan untuk anemia akibat defisiensi nutrisi.
2. Perubahan Pola Makan
Mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, kuning telur, dan sereal yang diperkaya.
3. Pengobatan Penyakit Dasar
Jika anemia disebabkan oleh infeksi atau penyakit, mengobati penyakit tersebut dapat membantu.
4. Transfusi Darah
Diberikan untuk anemia kronis atau berat.
5. Transplantasi Sumsum Tulang
Direkomendasikan untuk anemia aplastik parah.
6. Obat-Obatan
Digunakan untuk merangsang produksi sel darah merah atau melawan infeksi yang mempengaruhi sumsum tulang.
Cara Mencegah Anemia pada Anak
Untuk mencegah anemia akibat kekurangan gizi, Anda dapat:
- Memberikan makanan kaya zat besi, seperti sayuran hijau, daging merah, kuning telur, dan buah-buahan.
- Membatasi konsumsi susu sapi pada anak di bawah satu tahun.
- Memastikan anak mendapatkan makanan yang kaya vitamin B-12.
- Menambahkan buah-buahan yang kaya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
Anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit dan talasemia, tidak dapat dicegah. Namun, deteksi dini dapat membantu mengelola kondisi ini dengan lebih baik.
Sumber: kidshealth