Ketahui 5 Cara Penanganan Hipertensi Pada Anak, Salah Satunya Perbaiki Pola Makan

Sukabumiupdate.com
Senin 10 Mar 2025, 22:00 WIB
Hipertensi tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga bisa mengalaminya (Sumber: pexels.com/@Exergen Corporation)

Hipertensi tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga bisa mengalaminya (Sumber: pexels.com/@Exergen Corporation)

SUKABUMIUPDATE.com - Jika Anda berpikir hipertensi hanya menyerang orang dewasa, anggapan itu salah besar. Tekanan darah tinggi atau hipertensi ternyata juga dapat menyerang anak-anak. Bahkan, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, angka kejadian hipertensi pada anak terus meningkat. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi orang tua, mengingat hipertensi pada anak dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab Hipertensi pada Anak

Hipertensi pada anak dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk kebiasaan hidup yang kurang sehat. Berikut penyebab umum hipertensi pada anak usia 6 tahun ke atas:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Pola makan buruk seperti tinggi garam dan rendah serat
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Gizi buruk

Pada anak di bawah usia 6 tahun, hipertensi sering kali disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti:

  • Kelainan jantung bawaan
  • Penyakit ginjal
  • Gangguan hormonal
  • Masalah genetik

Hipertensi pada anak juga dibagi menjadi dua jenis, yakni:

Baca Juga: 5 Cara Efektif Menyapih Anak Usia 2 Tahun Tanpa Drama

1. Hipertensi primer, biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.

2. Hipertensi sekunder, yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

Meskipun anak-anak tidak menunjukkan gejala serangan jantung atau stroke seperti pada orang dewasa, risiko komplikasi tetap ada. Oleh karena itu, pengawasan dan penanganan dini sangat penting.

Gejala Hipertensi pada Anak

Gejala hipertensi pada anak sering kali tidak terlihat jelas. Biasanya, hipertensi hanya dapat dideteksi melalui pengukuran tekanan darah dengan tensimeter. Namun, beberapa gejala berikut perlu diwaspadai, terutama jika sudah memasuki kondisi darurat seperti krisis hipertensi:

  • Sakit kepala
  • Muntah
  • Sakit dada
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat (palpitasi)
  • Kejang

Pada bayi, hipertensi tingkat 2 dapat ditandai dengan muntah, rewel, atau kesulitan menyusu. Jika anak memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, lahir prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), atau penyakit ginjal, pengukuran tekanan darah perlu dilakukan sejak dini, bahkan sejak bayi.

Cara Penanganan Hipertensi pada Anak

Sama seperti pada orang dewasa, perubahan gaya hidup sehat merupakan langkah utama dalam menangani hipertensi pada anak. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

Baca Juga: Nusa Putra University Buka Kesempatan Kuliah Gratis dengan Beasiswa Wali Kota Sukabumi 2025

1. Perbaiki Pola Makan

Pola makan yang sehat sangat penting untuk menurunkan tekanan darah. Ajarkan anak untuk:

  • Mengurangi konsumsi makanan tinggi garam
  • Memperbanyak asupan sayur dan buah
  • Menghindari makanan olahan dan beralih ke makanan segar
  • Kurangi konsumsi makanan kaleng atau kemasan karena kandungan natriumnya yang tinggi. Gantikan dengan makanan sehat seperti sayuran, buah, dan protein tanpa lemak

2. Tingkatkan Aktivitas Fisik

Olahraga teratur membantu menjaga tekanan darah tetap stabil. Pilih aktivitas yang menyenangkan seperti berenang, bersepeda, atau bermain olahraga favorit anak.

3. Pantau Perkembangan Tekanan Darah

Setelah melakukan perubahan gaya hidup, tekanan darah anak perlu dievaluasi dalam 3–6 bulan. Jika tekanan darah mulai membaik, lanjutkan pola hidup sehat. Namun, jika tekanan darah tetap tinggi, dokter mungkin akan meresepkan obat antihipertensi.

Baca Juga: Kadinkes Sukabumi Agus Sanusi Hadiri Muscab IBI ke-VII, Soroti Peran Bidan Sukseskan SDGs

4. Penggunaan Obat Antihipertensi

Dokter dapat meresepkan obat seperti:

  • Diuretik tiazid
  • Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE inhibitors)
  • Angiotensin II receptor blockers (ARBs)
  • Beta blockers
  • Calcium channel blockers

Pemilihan obat tergantung pada tingkat keparahan hipertensi, durasi hipertensi, penyakit penyerta, dan respons anak terhadap perubahan gaya hidup. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan obat yang tepat bagi anak Anda.

5. Lakukan Skrining Tambahan

Anak dengan hipertensi juga perlu menjalani pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi seperti diabetes melitus atau hiperlipidemia. Pemeriksaan dini dapat mencegah risiko lebih lanjut.

Hipertensi pada anak bukanlah masalah sepele. Penanganan yang tepat sejak dini dapat mencegah komplikasi serius di masa depan. Dengan kombinasi perubahan gaya hidup sehat, olahraga rutin, dan pemantauan medis, tekanan darah anak dapat dikendalikan dengan baik. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mencurigai anak mengalami gejala hipertensi atau memiliki faktor risiko terkait tekanan darah tinggi.

Sumber: mayoclinic

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini