SUKABUMIUPDATE.com - Nyeri lengan merupakan keluhan yang umum terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan. Mulai dari cedera ringan hingga masalah serius seperti saraf terjepit atau trombosis vena.
Penyebab nyeri lengan sangat beragam. Gejala ini sering kali muncul akibat aktivitas berulang atau cedera mendadak, tetapi juga dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan lain, seperti masalah jantung atau penyakit sistemik. Oleh karena itu, memahami penyebab dan faktor risiko nyeri lengan sangat penting untuk menentukan langkah pengobatan yang tepat.
Selain penyebab fisik, beberapa faktor seperti jenis kelamin, kondisi kesehatan tertentu, atau kebiasaan sehari-hari juga dapat meningkatkan risiko timbulnya nyeri lengan. Misalnya, wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom terowongan karpal karena ukuran terowongan karpal yang lebih kecil. Faktor lain seperti diabetes, obesitas, atau kehamilan juga dapat memperbesar peluang mengalami cedera akibat tekanan atau kompresi saraf.
Baca Juga: 6 Penyebab Umum Nyeri Lengan yang Patut Diwaspadai
Nyeri lengan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, termasuk:
- Cedera pleksus brakialis (saraf di sekitar leher dan bahu).
- Patah tulang lengan atau pergelangan tangan.
- Sindrom terowongan karpal, yaitu tekanan pada saraf di pergelangan tangan.
- Hernia diskus serviks, yang mempengaruhi saraf di tulang belakang leher.
- Tenosinovitis De Quervain, yaitu peradangan pada tendon di ibu jari.
- Siku tenis, akibat gerakan berulang pada lengan dan pergelangan tangan.
- Trombosis vena dalam, yaitu pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah lengan.
- Artritis reumatoid, kondisi peradangan kronis yang mempengaruhi sendi.
Beberapa kondisi ini dapat menyebabkan nyeri lokal, sementara yang lain mungkin memengaruhi fungsi keseluruhan lengan.
Faktor Risiko Nyeri Lengan
Faktor tertentu dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami nyeri lengan, termasuk:
1. Jenis Kelamin
Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom terowongan karpal karena struktur anatomi mereka.
2. Masalah Tiroid
Gangguan tiroid dapat mempengaruhi saraf, meskipun mekanismenya belum sepenuhnya jelas.
Baca Juga: Viral, Tiga Pelajar SMP di Kota Sukabumi Nekat Serang Siswa Lain Saat Bubaran Sekolah
3. Diabetes
Kerusakan saraf akibat diabetes dapat memperbesar resiko kompresi saraf.
4. Kegemukan dan Kehamilan
Berat badan berlebih memberikan tekanan tambahan pada saraf, yang dapat menyebabkan cedera atau kompresi.
5. Penggunaan Berulang
Aktivitas berulang seperti mengetik, bekerja dengan alat berat, atau olahraga dapat menyebabkan cedera akibat stres berulang, termasuk tendinitis atau saraf terjepit.
Diagnosis Nyeri Lengan
Untuk mendiagnosis nyeri lengan, dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, dan jika diperlukan, melakukan tes tambahan seperti:
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): Untuk melihat detail struktur otot, saraf, dan pembuluh darah.
- Ultrasonografi: Untuk mendiagnosis kondisi kompresi saraf, seperti terowongan karpal.
- Studi Konduksi Saraf: Mengukur impuls listrik untuk mendeteksi saraf yang rusak.
- Elektromiografi: Menganalisis aktivitas listrik otot untuk mendeteksi masalah saraf.
Prognosis dan Pengobatan
Lamanya pemulihan dan jenis perawatan yang dibutuhkan bergantung pada penyebab nyeri. Dalam kasus ringan, nyeri dapat hilang dengan istirahat dan perubahan aktivitas. Namun, jika kondisi berlanjut, terapi fisik atau bahkan pembedahan mungkin diperlukan. Penting untuk segera mencari bantuan medis jika nyeri lengan disertai gejala serius seperti pembengkakan ekstrem atau gangguan fungsi gerak.
Sumber: everydayhealth