SUKABUMIUPDATE.com - Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Penderita skizofrenia sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan antara kenyataan dan persepsi yang salah. Dua gejala utama yang sering ditemukan pada penderita skizofrenia adalah halusinasi dan delusi. Kedua gejala ini mempengaruhi persepsi kenyataan mereka secara drastis dan dapat membuat mereka merasa terisolasi atau bingung.
Halusinasi: Persepsi yang Salah
Halusinasi adalah pengalaman persepsi yang tidak didasarkan pada kenyataan. Penderita skizofrenia sering kali mendengar suara-suara, melihat objek atau orang yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi auditif adalah yang paling umum, di mana seseorang mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, misalnya suara yang memerintahkan atau mengkritik mereka. Halusinasi visual, meskipun lebih jarang, juga dapat terjadi, di mana seseorang melihat objek atau bayangan yang tidak nyata.
Halusinasi seringkali sangat meyakinkan bagi penderita skizofrenia, membuat mereka percaya bahwa apa yang mereka alami benar-benar terjadi, meskipun kenyataannya tidak demikian. Ketidakmampuan untuk membedakan antara halusinasi dan kenyataan adalah salah satu tantangan besar bagi penderita skizofrenia.
Baca Juga: Suicide Prevention: Cara Menghadapi Krisis Kesehatan Mental
Delusi: Keyakinan yang Salah
Delusi adalah keyakinan yang salah atau tidak realistis, yang tetap dipertahankan meskipun ada bukti yang bertentangan. Penderita skizofrenia dengan delusi seringkali memiliki keyakinan yang sangat kuat tentang sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, mereka mungkin percaya bahwa mereka sedang diawasi atau bahwa mereka memiliki kekuatan khusus. Delusi ini dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka dan sering kali menyebabkan konflik atau kecemasan.
Jenis delusi yang umum pada skizofrenia meliputi delusi kejaran (merasa diburu atau terancam), delusi kebesaran (merasa memiliki kekuatan atau kemampuan luar biasa), dan delusi pengaruh (merasa dipengaruhi oleh kekuatan eksternal).
Kesulitan Membedakan Kenyataan
Bagi penderita skizofrenia, membedakan antara kenyataan dan pengalaman yang salah ini dapat menjadi sangat sulit. Perasaan paranoia, cemas, atau ketakutan yang dihasilkan oleh halusinasi dan delusi dapat memperburuk situasi, membuat penderita merasa terisolasi atau bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata.
Kesulitan ini sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari penderita skizofrenia. Mereka mungkin merasa terancam oleh orang-orang di sekitar mereka, atau mereka mungkin kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain karena ketidakmampuan mereka untuk mempercayai kenyataan. Pada titik tertentu, penderita mungkin merasa mereka tidak dapat lagi membedakan antara halusinasi dan realitas, yang dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang mendalam.
Baca Juga: 7 Bahaya Guilt Trip Terhadap Kesehatan Mental, Korbannya Bisa Stres!
Penyebab dan Faktor Risiko Skizofrenia
Meskipun penyebab pasti skizofrenia belum sepenuhnya dipahami, para ahli percaya bahwa faktor genetik, kimia otak, dan lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan ini. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin dan glutamat dapat berkontribusi pada gejala halusinasi dan delusi. Selain itu, faktor-faktor seperti stres, konsumsi obat-obatan terlarang, atau paparan infeksi atau trauma selama perkembangan otak juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan skizofrenia.
Pencegahan dan Pengobatan
Skizofrenia tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi pengobatan dini dapat membantu mengelola gejalanya. Terapi antipsikotik sering digunakan untuk membantu penderita mengatasi halusinasi dan delusi. Obat-obatan ini bekerja dengan mengatur ketidakseimbangan kimia di otak yang dapat menyebabkan gejala skizofrenia. Selain itu, terapi psikososial seperti terapi kognitif-perilaku dapat membantu penderita untuk mengenali dan mengelola pikiran dan perilaku yang disebabkan oleh delusi dan halusinasi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan dukungan sosial yang kuat, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga skizofrenia. Mengurangi stres, menghindari penyalahgunaan obat-obatan, dan memastikan kesehatan mental yang baik selama masa remaja dan dewasa muda dapat mengurangi kemungkinan timbulnya gejala skizofrenia.
Skizofrenia adalah gangguan mental yang kompleks dan serius yang dapat mengubah persepsi kenyataan seseorang. Kesulitan membedakan antara halusinasi, delusi, dan kenyataan adalah tantangan utama yang dihadapi penderita. Namun, dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang efektif, penderita skizofrenia dapat belajar untuk mengelola gejalanya dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Bisikan Dalam Pikiran: Gejala Depresi Berat yang Bisa Berujung pada Bunuh Diri
Sumber : Mayo Clinic