Mie Instan dan Kesehatan: Mengapa Tidak Disarankan Untuk Dikonsumsi Setiap Hari

Senin 17 Februari 2025, 11:52 WIB
Mie Instan Mengapa Tidak Disarankan Untuk Dikonsumsi Setiap Hari (Sumber : Freepik)

Mie Instan Mengapa Tidak Disarankan Untuk Dikonsumsi Setiap Hari (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Mie instan adalah salah satu makanan praktis yang sangat digemari banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki waktu terbatas atau membutuhkan solusi makanan cepat saji. Namun, meskipun mie instan praktis dan murah, konsumsi mie instan setiap hari dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mie instan tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari.

1. Tinggi Kandungan Natrium

Mie instan dikenal memiliki kandungan garam atau natrium yang sangat tinggi. Natrium yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah dan berisiko menyebabkan penyakit jantung serta stroke. Sebagai contoh, satu porsi mie instan dapat mengandung sekitar 800-1000 mg natrium, yang sudah mendekati setengah dari asupan natrium harian yang disarankan oleh WHO, yaitu 2000 mg untuk orang dewasa.

Baca Juga: Resep Mie Bakar Mercon, Hidangan Seuhah Gila untuk Pecinta Makanan Pedas

2. Kandungan Lemak Trans yang Tinggi

Mie instan umumnya digoreng dalam minyak yang mengandung lemak trans. Lemak trans dikenal dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Konsumsi lemak trans secara berlebihan juga berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

3. Kurangnya Nutrisi yang Seimbang

Mie instan umumnya mengandung karbohidrat yang tinggi namun rendah protein dan serat. Padahal, tubuh membutuhkan keseimbangan antara ketiga makronutrien ini untuk menjaga kesehatan. Mie instan tidak dapat memberikan nutrisi yang cukup untuk tubuh jika dikonsumsi sebagai makanan utama dalam jangka panjang, yang dapat menyebabkan kekurangan gizi, terutama jika tidak ada variasi dalam pola makan.

Baca Juga: Resep Mie Nyemek, Ide Makanan Bersama Keluarga Saat Libur Panjang

4. Bahan Pengawet dan Penyedap Buatan

Bahan tambahan seperti penyedap rasa (monosodium glutamate atau MSG) dan pengawet seringkali digunakan dalam mie instan untuk meningkatkan rasa dan umur simpan. Meskipun MSG dianggap aman dalam jumlah kecil, beberapa orang dapat merasakan efek samping seperti sakit kepala atau reaksi alergi. Selain itu, bahan pengawet yang digunakan dalam mie instan dapat mengganggu fungsi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan sering.

5. Meningkatkan Risiko Obesitas

Karena mie instan cenderung rendah serat dan tinggi kalori, makan mie instan secara berlebihan dapat berkontribusi pada penambahan berat badan yang tidak sehat. Jika tidak diimbangi dengan pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik yang cukup, konsumsi mie instan bisa menyebabkan obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan risiko gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung.

6. Dampak Negatif Terhadap Fungsi Pencernaan

Mie instan cenderung mengandung sedikit serat, yang sangat penting untuk pencernaan yang sehat. Serat membantu memperlancar buang air besar dan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Kurangnya serat dalam diet, yang sering terjadi ketika seseorang mengonsumsi mie instan secara berlebihan, dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit.

Meskipun mie instan dapat menjadi pilihan yang praktis dan murah untuk makan cepat, konsumsi mie instan setiap hari dapat berisiko bagi kesehatan. Kandungan natrium yang tinggi, lemak trans, bahan pengawet, serta rendahnya nutrisi penting lainnya menjadikan mie instan sebagai makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi secara rutin. Sebagai alternatif, Anda dapat mencoba mengganti mie instan dengan makanan yang lebih bergizi dan seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh.

Baca Juga: Resep Mie Kocok Bandung, Referensi Makanan Hangat di Saat Musim Hujan

Sumber: Mayo Clinic

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi20 Februari 2025, 23:44 WIB

Kusmana Hartadji Pamit, Serahkan Estafet Kepemimpinan Kota Sukabumi ke Ayep-Bobby

Kusmana Hartadji menitipkan Kota Sukabumi kepada pemimpin yang baru dengan harapan keberlanjutan pembangunan yang lebih baik.
Kusmana Hartadji serahkan estafet kepemimpinan Kota Sukabumi kepada Ayep Zaki dan Bobby Maulana. (Sumber Foto: Dokpim Pemkot Sukabumi)
Nasional20 Februari 2025, 23:43 WIB

Massa PDIP Geruduk KPK, Ancam Terobos Jika Hasto Kristiyanto Ditahan

Massa PDIP mendatangi Gedung KPK saat Hasto Kristiyanto diperiksa sebagai tersangka kasus suap dan perintangan penyidikan. Mereka mengancam menerobos jika Hasto keluar dengan rompi oranye.
Massa simpatisan PDIP berunjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjalani pemeriksaan. Mereka mengancam akan menerobos jika Hasto keluar dengan mengenakan rompi oranye. (Sumber : Instagram/@pdiperjuangan)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:57 WIB

Sertijab Bupati Sukabumi, Marwan Hamami Titip Pesan Pembangunan Berkelanjutan ke Asep Japar

Dalam suasana sertijab penuh haru, Marwan Hamami resmi serahkan estafet kepemimpinan Kabupaten Sukabumi kepada Asep Japar.
Proses Sertijab Bupati Sukabumi dari Marwan Hamami ke Asep Japar. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:16 WIB

Iyos Somantri Ucapkan Selamat atas Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi Terpilih

Wakil Bupati Sukabumi periode 2021-2025, Iyos Somantri, menyampaikan ucapan selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi terpilih periode 2025-2030, Asep Japar dan Andreas.
Wakil Bupati Sukabumi periode 2021-2025, Iyos Somantri, (Sumber : Dok Humas Pemkab Sukabumi)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:12 WIB

Target 100 Hari Kerja Ayep-Bobby: Penumpasan Korupsi dan Tingkatkan PAD Kota Sukabumi

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi periode 2025-2030, Ayep Zaki dan Bobby Maulana secara resmi diterima di Balai Kota Sukabumi.
Ayep-Bobby saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi. Kamis (20/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi20 Februari 2025, 21:51 WIB

Tagar #KamiBersamaSukatani Trending di X, Dukungan Mengalir untuk Band Punk Asal Purbalingga

Tagar #KamiBersamaSukatani trending di media sosial X usai band punk Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar karena dinilai menghina Polri. Warganet bersuara, memicu debat kebebasan berekspresi dalam seni.
Tagar #KamiBersamaSukatani trending di media sosial X usai band punk Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar. Warganet bersuara, memicu perdebatan soal kebebasan berekspresi dalam seni. (Sumber : X : barengwarga)
Sukabumi20 Februari 2025, 21:38 WIB

Kacab Perumda BPR Sukabumi Cabang Cikembar Wafat, Rekan Kerja Berduka

Kepala Cabang Perumda BPR Sukabumi Cabang Cikembar, Yudi Eka Sembada diketahui memiliki riwayat penyakit tipes.
Ucapan duka cita untuk kepala Cabang Cikembar BPR Sukabumi Yudi Eka Sembada yang wafat pada Selasa (20/02/2025). (Sumber Foto: BPR Sukabumi)
Sukabumi20 Februari 2025, 21:25 WIB

Perahu Nelayan Dikerahkan, Pencarian Pemancing Hilang di Laut Geopark Sukabumi Masih Nihil

Tim SAR gabungan melakukan pencarian pemancing hilang di Laut Geopark Ciletuh Sukabumi pada hari ini dengan dua metode.
Tim SAR saat gunakan perahu nelayan untuk mencari pemancing hilang di perairan Geopark Ciletuh Sukabumi. (Sumber Foto: SAR Jakarta)
Inspirasi20 Februari 2025, 20:45 WIB

Gagal CPNS Karena Tinggi Kurang 0,5 cm: Tri Cahyaningsih, Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Tertinggi

Tri Cahyaningsih, Seorang Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 cm
Tri Cahyaningsih, Seorang Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 cm (Sumber : Instagram/@fakta.indo).
Sukabumi20 Februari 2025, 20:30 WIB

Pemukiman Diserbu Lalat, Emak-emak Geruduk Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Emak-emak asal Kampung Cibaregbeg Cicurug Sukabumi itu resah karena jumlah lalat semakin banyak dan terus bersarang di rumah mereka.
Sambil membawa panci dan alat masak, momen emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi. (Sumber Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)