Ancaman Wabah TBC di Cimerang: Upaya Pengrajin Batu Akik Sukabumi Jaga Kesehatan dan Lingkungan

Rabu 29 Januari 2025, 13:01 WIB
Masker dan penyedot debu menjadi perlindungan utama pengrajin batu akik sukabumi dari ancaman gangguan kesehatan (Sumber : dok perajin batu alam)

Masker dan penyedot debu menjadi perlindungan utama pengrajin batu akik sukabumi dari ancaman gangguan kesehatan (Sumber : dok perajin batu alam)

SUKABUMIUPDATE.com - TBC atau Tubercolosis saat ini menjadi ancaman serius bagi sebagian warga di Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Data mengungkap bahwa kasus kematian akibat TBC di kawasan yang menjadi sentra kerajinan batu akik atau batu alam hias ini terus meningkat setiap tahunnya.

Sebagai sentra, Cimerang telah lama dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan gosok batu di Nusantara. Menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar warga, kini industri rakyat turun-temurun ini menghadapi tantangan cukup serius, yaitu ancaman kesehatan dari wabah TBC.

Baca Juga: Kemeriahan Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Kota Sukabumi

Debu dari proses pemotongan dan penggosokan batu, menjadi salah satu polusi yang muncul dari industri ini. Bukan tanpa upaya, para pengrajin pun terus mengupdate teknologi agar industri tidak memicu dampak kesehatan yang mengkhawatirkan.

Perhatian terhadap kesehatan pekerja dan kelestarian lingkungan menjadi tantangan yang perlu terus diatasi. Keberlanjutan usaha ini bergantung pada kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak untuk menciptakan industri yang sehat dan berkelanjutan.

Baca Juga: Pasca Banjir, YBM PLN Sukabumi Berikan Bantuan ke Lima Masjid Terdampak

Endang Setiawan (32 tahun), salah satu pengrajin batu hias Cimerang mengungkapkan bahwa hampir puluhan bahkan ratusan warga di wilayah ini mengandalkan batu akik dan batu alam sebagai mata pencaharian utama. “Kerajinan ini sudah turun-temurun, awalnya saya meneruskan usaha orangtua di bidang batu akik, tetapi sekarang saya juga membuat kerajinan dari batu alam seperti ukiran dan furniture,” ujar Endang kepada Sukabumiupdate.com, Rabu 29/1/2025.

Dalam menjalankan usahanya, ia merekrut tenaga kerja tidak menetap, tergantung kondisi dan pesanan pasar . "Kadang ada lima orang, kadang sepuluh, tergantung situasi. Banyak warga yang juga masih ke sawah dan berkebun, setelah ada waktu lalu bekerja," tambahnya.

Baca Juga: Daftar Top Skor Liga 1 2024/2025: Persija Jakarta dan Persib Bandung Selisih Tipis

Endang mengakui bahwa ancaman kesehatan akibat debu dari proses produksi, menjadi salah satu tantangan yang segera harus dicarikan solusi. Para pengrajin berupaya meminimalkan dampak polusi dengan menerapkan langkah-langkah keselamatan kerja.

“Kami sudah memberikan arahan kepada para pekerja untuk menggunakan perlengkapan safety seperti masker. Selain itu, debu dari proses pemotongan dan penggosokan juga sudah dikendalikan dengan menggunakan selang air dan kipas angin penyedot atau blower,” jelas Endang.

Baca Juga: Gempa Dangkal Beruntun di Gunung Salak, BMKG Sebut Pamijahan dan Kabandungan

Meskipun demikian, lanjut Endang, para pengrajin berharap dukungan lebih lanjut, baik dalam bentuk pembinaan maupun bimbingan sebagai usaha kecil dan menengah (UMKM).

"Kami berterima kasih kepada pihak Puskesmas Purabaya, dan Pemdes juga unsur Kecamatan Purabaya, yang sudah memberikan arahan dan masker untuk para pengrajin. Tapi tentu kami masih membutuhkan bimbingan lebih lanjut agar usaha tetap berjalan tanpa mengorbankan kesehatan dan lingkungan," pungkasnya.

Baca Juga: Resep Bakso Aci Isi Ayam Suwir, Kudapan Kuah Micin yang Gurih dan Lezat!

 

Pengrajin batu alam di Cimerang SukabumiPengrajin batu alam di Cimerang Sukabumi

Data ancaman TBC

Sebelumnya, Kepala Desa Cimerang, Nyanyang Resmana menyebut sentra batu hias yang menjadi komoditas unggulan wilayah tersebut menghadapi masalah kesehatan. Ia mengungkapkan kegiatan penggosokan batu akik di wilayahnya punya sejarah panjang, dari nol hingga menjadi salah satu sentra pengrajin batu hias di Indonesia yang pemasarannya tembus mancanegara.

"Desa Cimerang salah satu potensi terbesarnya adalah batu akik atau batu alam hias. Penghasilannya juga lumayan, apalagi sekarang sudah memiliki pasar hingga mancanegara," kata Nyanyang kepada sukabumiupdate.com, Kamis (24/01/2025).

Baca Juga: 7 Shio yang Beruntung di Tahun Baru Imlek 2025, Apa Saja Itu?

Namun kekinian, dampak lingkungan dan kesehatan kini makin serius. Debu yang dihasilkan dari proses pemotongan dan penggosokan batu, lanjut Nyanyang, sulit ditangani.

Limbah debu dari proses produksi, tak hanya mengancam keselamatan pekerja batu akik terutama yang tidak menerapkan SOP seperti menggunakan masker, juga warga terdekat dari sentra batu hias dan batu akik.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Jabatan Fungsional dalam Seleksi Pengadaan PNS

Nyanyang mengungkapkan data mengejutkan terkait dampak kesehatan akibat aktivitas ini. Di bulan Desember 2024, tiga orang warganya meninggal karena TBC, dan ketiganya adalah pekerja dari produksi batu hias.

"Masyarakat Cimerang sudah banyak yang mengidap TBC. Jika ambil data sejak mulai beroperasinya usaha rakyat ini mungkin warga yang meninggal akibat masalah paru-paru dan TBC sudah mencapai 200 orang,” ungkap Nyanyang.

Baca Juga: Kilauan Batu 'Emas' di Balik Kasus Tambang Ilegal Tanjakan Kesik Simpenan Sukabumi

Masyarakat setempat pun semakin resah karena polusi udara yang kian parah dan menyebar ke pemukiman sekitar, sambung Kades Nyanyang. "Hari demi hari, udara di lokasi tersebut semakin terkontaminasi debu batu. Daun-daun dari tanaman dan pepohonan di sekitar pabrik atau tempat produksi batu akik memutih.”

Ia berharap pemerintah daerah lewat dinas terkait, secepatnya turun untuk mencegah semakin meluasnya masyarakat yang mengalami gangguan paru-paru, khususnya TBC dari polusi industri batu hias di Cimerang.

Baca Juga: Perizinan Masih Proses, DPMPTSP Sukabumi Akan Panggil Vendor Pembangunan Tower di Cijulang

"Kami meminta kepada dinas terkait untuk memberikan perhatian terhadap aktivitas penggosokan batu ini, termasuk sosialisasi dari Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas Lingkungan Hidup. Jika tidak dipantau dengan baik, debu batu itu dapat membahayakan masyarakat," jelasnya.

Kades Nyanyang menegaskan industri turun-temurun ini ini harus dipertahankan karena menjadi mata pencarian banyak keluarga, namun juga harus kembali di tata sehingga tidak mengancam kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Suami Bantah Paksa Aborsi Istri Siri di Sukabumi, Ini Penjelasannya

"Ini adalah aktivitas yang turun-temurun dari dulu, walaupun dalam izin sama sekali tidak ada surat yang tersedia di desa. Jadi ini hanya sebatas tradisi yang terus beregenerasi," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Entertainment30 Januari 2025, 16:00 WIB

Jisoo BLACKPINK Tanda Tangan Kontrak Dengan Warner Records Jelang Comeback

Menjelang comeback solo Jisoo BLACKPINK secara resmi menandatangani kontrak dengan Label Musik Amerika, yaitu Warner Record untuk membantunya dalam karir bermusik.
Jisoo BLACKPINK Tanda Tangan Kontrak Dengan Warner Records Jelang Comeback (Sumber : Instagram/@blisoo_official)
Life30 Januari 2025, 15:30 WIB

Mengenal Perbedaan Cranky vs Tantrum Pada Anak, Serupa Tapi Tak Sama Ya!

Cranky biasanya hanya berlangsung singkat, sementara Tantrum bisa berlangsung lebih lama.
Ilustrasi. Anak Mengamuk. Yuk, Mengenal Perbedaan Cranky vs Tantrum Pada Anak. (Sumber : Freepik/@MateusAndre)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 15:15 WIB

Bertemu Buruh dan Honorer, Komisi IV DPRD Bahas Isu Ketenagakerjaan hingga PPPK di Sukabumi

Buruh meminta dilibatkan dalam setiap kasus atau masalah di perusahaan.
Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi bertemu perwakilan buruh buruh pada Kamis (30/1/2025). | Foto: Istimewa
Life30 Januari 2025, 15:10 WIB

Sudah Lelah dengan Kerjaan? Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign

Setiap orang pasti pernah merasa jenuh atau lelah dengan pekerjaan yang mereka jalani, apalagi jika pekerjaan tersebut terasa tidak lagi sesuai dengan harapan atau impian.
Ilustrasi Resign, Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign (Sumber : Freepik)
Sukabumi30 Januari 2025, 15:03 WIB

Tolak Skema PPPK Paruh Waktu, Ribuan Guru Honorer R3 Sukabumi Demo di DPRD

Ribuan guru honorer R3 Sukabumi menuntut kejelasan status kerja agar diangkat menjadi pegawai penuh waktu, bukan paruh waktu.
Ribuan guru honorer R3 Kabupaten Sukabumi mendatangi gedung DPRD Kabupaten Sukabumi untuk menolah skema PPPK paruh waktu. (Sumber Foto: SU/Ilyas)
Inspirasi30 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi. (Sumber : Freepik.com)
Life30 Januari 2025, 14:41 WIB

Red Flag di Tempat Kerja: 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic

Lingkungan kerja yang sehat sangat penting bagi kesejahteraan karyawan dan kesuksesan perusahaan. Namun, tidak semua tempat kerja menciptakan atmosfer yang mendukung.
Ilustrasi Lingkungan Kerja Toxic, Red Flag di Tempat Kerja, 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic (Sumber : Freepik)
Life30 Januari 2025, 14:31 WIB

Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya

Malam Nisfu Sya'ban adalah salah satu malam istimewa dalam kalender Islam yang sangat dinantikan oleh umat Muslim setiap tahunnya.
Ilustrasi Malam Nisfu Sya'ban, Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya (Sumber : Freepik/@sketchepedia)
Entertainment30 Januari 2025, 14:30 WIB

Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama

Abidzar Al-Ghifari kembali menuai kritikan dari netizen setelah menyampaikan pernyataan kontroversial tentang penggemar fanatik drama korea ketika menjadi bintang tamu dalam podcast bersama Ariel Tatum.
Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama (Sumber : Instagram/@abidzar73 dan @ikanatassa)
Sukabumi30 Januari 2025, 14:28 WIB

Angin Kencang Robohkan Pohon Sengon, Timpa Rumah Warga di Parakansalak Sukabumi

Kebutuhan mendesak adalah sembako dan bahan bangunan untuk rumah terdampak.
Pohon sengon yang menimpa rumah warga di Kampung Sukarame RT 05/05 Desa/Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (30/1/2025). | Foto: Tagana Kecamatan Parakansalak