SUKABUMIUPDATE.com - Fatty liver merupakan penyakit yang menyerang hati namun jarang dietahui oleh masyarakat awam.
Penyakit yang biasa disebut dengan perlemakan hati ini sering dianggap sebagai penyakit gangguan lambung biasa karena tanda-tandanya yang mirip. Padahal, fatty liver dapat menjadi penyakit yang berbahaya bagi tubuh.
Fatty liver adalah penyakit yang terjadi akibat menumpuknya kadar lemak di dalam tubuh. Hal tersebut mengakibatkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat menyebabkan berbagai penyakit lain.
Baca Juga: BPOM Rilis 69 Daftar Kosmetik Ilegal yang Banyak Dijual Online di E-Commerce
Fatty liver dapat disebabkan dari mengonsumsi alkohol maupun non-alkohol seperti makanan berlemak tinggi. Efek dari fatty liver ini sangat berbahaya jika tidak segera ditangani, mulai dari gejala ringan hingga terjadinya kerusakan hati secara total.
Gejala Penyakit Fatty Liver
Gejala Fatty Liver sering dianggap sebagai penyakit lambung biasa. Padahal, selain menyebabkan nyeri pada ulu hati, Fatty liver juga dapat menyebabkan beberapa gejala lain, seperti:
- Penurunan berat badan.
- Pembengkakan di bagian perut dan kaki.
- Mudah merasa lelah, letih, dan lesu.
- Kehilangan nafsu makan.
- Merasa mual.
- Terasa nyeri yang hebat di sekitar ulu hati bagian atas.
- Mata dan kulit menguning akibat penyakit hepatitis C.
Biasanya, gejala awal fatty liver tidak muncul di tahap awal, namun penderita akan merasa kelelahan serta tidak nyaman pada perut bagian atas. Rasa sakit tersebut baru akan muncul saat hati mengalami peradangan.
Fatty liver juga dapat timbul oleh ibu hamil pada trimester ketiga. Gejalanya hampir mirip dengan fatty liver biasa, seperti muntah dan mual, nyeri pada perut, hingga kulit berwarna kuning.
Baca Juga: Lirik Lagu Jika Danilla feat Hindia, Original Song by Melly Goeslaw ft. Ari Lasso
Penyebab Fatty Liver
Penyebab fatty liver dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD) dan Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD).
Alcoholic Fatty Liver Disease adalah penyakit fatty liver yang diakibatkan karena alkohol yang dikonsumsi secara berlebih. Alkohol dapat menghasilkan beberapa zat tertentu yang dapat merusak fungsi hati saat dikonsumsi.
Alkohol yang semakin banyak dikonsumsi akan semakin memperparah peradangan hingga kerusakan hati.
Non-Alcoholic Fatty Liver Disease adalah penyakit fatty liver yang diakibatkan bukan karena mengonsumsi alkohol. Fatty liver ini lebih sulit diketahui karena belum ditemukan faktor pasti, namun para dokter menjelaskan beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko NAFLD, seperti:
- Kolesterol tinggi, disebabkan oleh konsumsi berlebih makanan berlemak tinggi.
- Obesitas, yaitu kelebihan berat badan.
- Diabetes, akibat dari mengonsumsi gula berlebih.
- Hipertensi, karena tekanan darah lebih dari 130/85 mmHg.
- Malnutrisi, terjadi karena ketidakseimbangan nutrisi didalam tubuh.
- Hipopituitarisme (hormon pituitari rendah) dan hipotiroidisme (hormon tiroid rendah).
- Menderita hepatitis C.
Baca Juga: Cirebon dalam Histori, Kota Militer yang Bersejarah di Jawa Barat
Pengobatan Fatty Liver
Fatty liver dapat diobati dengan menyesuaikan penyebab hingga keparahannya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati fatty liver antara lain:
- Menjaga berat badan ideal, khususnya menurunkan berat badan bagi penderita obesitas.
- Mengonsumsi berbagai kebutuhan vitamin seperti vitamin E bagi tubuh.
- Menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman beralkohol.
- Berolahraga secara rutin setiap hari minimal 30 menit.
- Mengontrol gula darah, kadar lemak, dan kadar kolesterol di dalam tubuh.
- Meminum obat-obatan tertentu sesuai anjuran resep dokter.
Jika Anda mengalami gejala namun belum kunjung mereda, sebaiknya langsung segera berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Sukabumi Ring of Fire, Daerah Cincin Api Gunung Gede dan Salak yang Rawan Gempa
Itulah sederet gejala dan penyakit fatty liver yang harus Anda kenali.
Updaters yang merasa mengalami gejala nyeri pada ulu hati yang tak kunjung sembuh, segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar tidak terjadi self-diagnosis. Selalu jaga kesehatan ya!
Sumber : RS Pondok Indah | Siloam Hospital | Alodokter | Halodoc