SUKABUMIUPDATE.com - Cacar air merupakan salah satu penyakit yang mudah dan cepat menular, terutama di lingkungan dengan kontak dekat antarindividu. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster dan lebih sering menyerang anak-anak berusia di bawah 10 tahun. Kendati demikian, bukan berarti orang dewasa bebas dari risiko tertular penyakit ini.
Faktanya, orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air atau belum mendapatkan vaksinasi tetap memiliki kemungkinan terinfeksi virus tersebut. Oleh karena itu, dengan memahami bagaimana cara virus ini menular sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyebaran penyakit.
Tidak hanya itu, bagi seseorang yang sedang terinfeksi cacar air, upaya pencegahan agar penyakit tidak menyebar ke orang lain menjadi langkah yang harus diperhatikan.
Baca Juga: Siswi SD di Sukabumi Tewas Tenggelam di Kolam Renang Sedalam 2 Meter
Cara Penularan Penyakit Cacar Air
Penyakit cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang termasuk dalam kelompok virus herpes. Virus ini dapat berpindah dari satu individu ke individu lainnya, terutama melalui kontak fisik dan udara.
Banyak orang yang mengira bahwa menyentuh lenting atau gelembung cacar air adalah satu-satunya cara penularan virus ini. Padahal, proses penularan varicella-zoster jauh lebih kompleks dan bisa dimulai sebelum tanda-tanda seperti lenting muncul di permukaan kulit. Masa penularan penyakit ini bahkan bisa terjadi beberapa hari sebelum gejala awal seperti demam, nyeri sendi, atau ruam kulit terlihat.
Maka dari itu, dengan mengetahui setiap jalur penularan cacar air serta memahami media penyebarannya akan membantu Anda lebih waspada dalam menjaga kesehatan diri sendiri maupun orang di sekitar.
Berikut ini adalah berbagai cara penularan cacar air dari satu individu ke individu lainnya yang perlu Anda ketahui dengan lebih rinci, diantaranya adalah :
Baca Juga: Jangan Abaikan! 6 Kondisi yang Meningkatkan Risiko Terkena Cacar Air
1. Penularan Melalui Droplet Lendir
Virus varicella-zoster dapat menyebar melalui droplet lendir yang dihasilkan di saluran pernapasan individu yang telah terinfeksi. Droplet ini keluar ke udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan berbicara dan bernapas. Pada masa ini, gejala awal seperti demam ringan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot sering kali muncul meskipun ruam khas cacar air belum terlihat. Inilah yang disebut sebagai fase penularan awal penyakit.
Karena ukurannya yang sangat kecil, droplet lendir dapat bertahan di udara untuk waktu tertentu dan berpotensi dihirup oleh orang lain yang berada dalam jarak dekat. Risiko penularan akan semakin tinggi jika berada di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik. Maka dari itu, menjaga jarak aman dan menggunakan masker ketika berinteraksi dengan penderita cacar air sangat dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit.
2. Kontak Langsung dengan Lenting Cacar
Selain melalui udara, virus cacar air juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lenting yang terdapat pada kulit penderita. Lenting cacar air mengandung cairan yang kaya akan virus varicella-zoster. Ketika lenting tersebut pecah, baik karena digaruk atau tergesek benda lain, cairan yang keluar dapat menempel pada kulit, tangan, atau benda di sekitarnya.
Sehingga, kontak dengan cairan tersebut secara sengaja atau tidak sengaja bisa menjadi penyebab penularan virus ke individu lain.
Penularan virus melalui lenting biasanya terjadi selama fase di mana ruam kulit berubah menjadi vesikel atau lenting. Masa ini dianggap paling berbahaya karena risiko penyebaran virus mencapai puncaknya. Menurut CDC, masa penularan akan terus berlangsung hingga lenting tersebut mengering, mengelupas, dan tidak ada ruam baru yang muncul selama 24 jam.
3. Penularan dari Orang yang Terkena Cacar Api (Herpes Zoster)
Penularan virus cacar air juga dapat terjadi melalui individu yang mengalami cacar api atau herpes zoster. Meskipun herpes zoster sering kali dianggap sebagai penyakit yang berbeda, keduanya sebenarnya disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella-zoster. Perbedaan utamanya terletak pada kondisi virus yang kembali aktif di dalam tubuh seseorang yang pernah menderita cacar air sebelumnya.
Orang dengan herpes zoster dapat menularkan virus ke individu yang belum pernah terinfeksi atau belum divaksinasi. Namun, cara penularan herpes zoster tidak secepat penularan cacar air. Penularan ini terjadi melalui kontak langsung dengan ruam atau lenting yang muncul akibat reaktivasi virus.
4. Penularan Melalui Benda yang Terkontaminasi
Meskipun jarang terjadi, virus varicella-zoster juga dapat menyebar melalui benda-benda yang terkontaminasi cairan lenting atau droplet lendir penderita. Barang-barang seperti pakaian, handuk, alat makan, hingga mainan yang digunakan bersama dengan penderita memiliki potensi menjadi media penyebaran virus.
Untuk mencegah penularan melalui jalur ini, sebaiknya hindari berbagi barang pribadi dengan penderita cacar air. Selain itu, bersihkan benda-benda yang sering disentuh menggunakan desinfektan yang efektif untuk membunuh virus dan bakteri.
Sumber : hellosehat