SUKABUMIUPDATE.com - Cacar air merupakan salah satu penyakit yang sering dialami terutama oleh anak-anak. Namun, penyakit ini tetap dapat menyerang orang dewasa, terutama mereka yang belum pernah terinfeksi atau divaksin. Untuk melindungi diri dan keluarga, penting untuk memahami penyebab dan faktor risikonya secara mendalam. Simak penjelasan berikut ini!
Cacar air adalah penyakit akut yang sangat menular dan disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV). Virus ini merupakan bagian dari keluarga virus herpes yang juga dapat menyebabkan herpes zoster (cacar ular) di kemudian hari. Penyebarannya sangat mudah, terutama melalui:
- Udara: Virus menyebar saat penderita batuk atau bersin, mengeluarkan droplet kecil yang mengandung virus.
- Kontak langsung: Bisa melalui cairan dari lepuhan cacar air, air liur, atau lendir orang yang terinfeksi.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air tersebut, virus ini tidak akan sepenuhnya hilang dari tubuh. Virus dapat menetap di ganglia saraf dalam keadaan tidak aktif dan berpotensi aktif kembali sebagai herpes zoster. Sekitar 10-20% kasus cacar air dapat berkembang menjadi herpes zoster di kemudian hari.
Baca Juga: Tersangka Korupsi BLT Rp349 Juta, Eks Sekdes Cikahuripan Sukabumi Sempat Rehabilitasi Narkoba
Gejala Cacar Air
Gejala cacar air biasanya muncul 10-21 hari setelah paparan virus. Gejalanya meliputi:
- Demam ringan hingga tinggi.
- Ruam kulit berupa bintik merah kecil yang berubah menjadi lepuhan berisi cairan.
- Gatal yang sering kali sangat mengganggu.
- Lemas dan hilang nafsu makan.
- Sakit kepala atau nyeri otot.
Kondisi yang Meningkatkan Risiko Terkena Cacar Air
Meskipun semua orang berisiko terkena cacar air, namun beberapa kondisi tertentu dapat meningkatkan peluang infeksi. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang perlu diperhatikan:
1. Belum Pernah Terkena Cacar Air
Orang yang belum pernah terkena penyakit cacar air atau yang belum pernah divaksin memiliki resiko paling tinggi. Virus varicella zoster sangat menular, sehingga mereka yang tidak memiliki kekebalan dan bisa dengan mudah terinfeksi melalui kontak langsung atau paparan udara dari penderita.
Baca Juga: Bahaya! 4 Ciri-ciri Cacar Air yang Membutuhkan Penanganan Medis
2. Belum Menerima Vaksin Cacar Air
Vaksin varisela adalah cara paling efektif untuk mencegah cacar air. Orang yang belum menerima vaksin, terutama wanita hamil, memiliki risiko tinggi terkena infeksi ini. Vaksin tidak hanya melindungi individu yang divaksinasi tetapi juga membantu mengurangi penularan virus di masyarakat.
3. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Orang dengan daya tahan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi cacar air dan komplikasinya. Beberapa contoh kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh adalah:
- Pengidap HIV/AIDS.
- Pasien yang menjalani kemoterapi.
- Pengguna obat kortikosteroid jangka panjang.
4. Bayi dari Ibu yang Belum Divaksin
Bayi yang lahir dari ibu yang belum pernah terkena cacar air atau tidak divaksin lebih rentan karena belum memiliki kekebalan yang cukup untuk melawan virus ini.
Baca Juga: 14 Artis Indonesia yang Menikah di Tahun 2024, Beberapa Jarang Pamer Kemesraan
5. Lingkungan dengan Kontak Dekat
Bekerja ataupun berada di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, bahkan tempat penitipan anak akan meningkatkan resiko terpaparnya virus varicella zoster. Di lingkungan ini, virus lebih mudah menyebar melalui udara atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
6. Anak-Anak di Bawah 12 Tahun
Anak-anak lebih sering terkena cacar air karena sistem imun mereka masih berkembang. Itulah sebabnya kelompok usia ini menjadi prioritas utama untuk mendapatkan vaksinasi.
Sumber : biofarma.co.id