SUKABUMIUPDATE.com - Cacar air atau yang juga dikenal sebagai varicella yaitu infeksi yang ditandai dengan munculnya lepuh merah yang gatal di seluruh tubuh. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak, sehingga sering dianggap bagian dari masa kanak-kanak. Selain itu, cacar air ini disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), dan sejak vaksin cacar air diperkenalkan pada tahun 1990-an, jumlah kasusnya telah menurun secara signifikan. Saat ini, sangat jarang seseorang terkena cacar air lebih dari sekali.
Gejala utama cacar air adalah ruam yang gatal. Infeksi ini biasanya berada dalam tubuh selama 7 hingga 21 hari sebelum gejala muncul, dan seseorang sudah menularkan virus hingga 48 jam sebelum ruam muncul. Gejala awal yang muncul beberapa hari sebelum ruam termasuk demam, sakit kepala, dan kehilangan selera makan. Setelah itu, ruam klasik muncul, yang melalui tiga tahap berikut, yakni :
1. Benjolan merah atau merah muda muncul di seluruh tubuh.
2. Benjolan berubah menjadi melepuh berisi cairan yang bisa pecah.
3. Lepuh mengering, berkerak, dan mulai sembuh.
Ruam ini tidak akan berada dalam tahap yang sama pada saat yang bersamaan, dan benjolan baru akan terus muncul selama infeksi. Selain itu, ruam yang terjadi dapat sangat gatal, terutama sebelum mengering. Seseorang masih dapat menularkan virus ini hingga semua lepuh mengeras dan mengelupas, yang dapat memakan waktu antara 7 hingga 14 hari.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Brain Rot : Pembusukan Otak Akibat Kecanduan Media Sosial
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi, baik melalui air liur, batuk, bersin, atau cairan dari lepuh. VZV ini sangatlah menular, bahkan sebelum lepuh muncul, dan tetap menular hingga melepuh dan mengeras.
Siapa yang Berisiko?
Risiko tertular cacar air lebih tinggi bagi mereka yang belum pernah terinfeksi atau tidak divaksinasi. Selain itu, anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang dewasa yang tinggal bersama anak-anak, serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko. Paparan virus atau vaksinasi sebelumnya dapat memberikan kekebalan terhadap infeksi.
Diagnosis Cacar Air
Dokter dapat mendiagnosis cacar air melalui pemeriksaan fisik pada lepuh yang muncul. Dalam beberapa kasus, tes laboratorium mungkin diperlukan untuk memastikan penyebabnya. Jika Anda sedang hamil atau memiliki riwayat cacar air, segera beritahu dokter.
Baca Juga: Sukses Memikat Penonton di 32 Negara, Series Main Api Pecahkan Rekor Muri
Komplikasi bisa terjadi pada bayi, orang dewasa lebih tua, wanita hamil, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa komplikasi serius meliputi pneumonia VZV atau infeksi bakteri sekunder pada kulit dan organ tubuh. Wanita hamil yang terpapar VZV berisiko melahirkan anak dengan cacat lahir, seperti gangguan pertumbuhan, masalah mata, dan cacat intelektual.
Pengobatan Cacar Air
Kebanyakan orang yang terkena cacar air hanya perlu mengelola gejala hingga virus sembuh. Anak-anak yang terinfeksi dianjurkan untuk tidak pergi ke sekolah atau tempat penitipan anak. Obat antihistamin atau salep topikal mungkin direkomendasikan untuk meredakan gatal. Mandilah dengan air hangat, gunakan lotion tanpa pewangi, dan kenakan pakaian ringan untuk kenyamanan.
Jika komplikasi atau risiko efek samping terjadi, dokter mungkin meresepkan obat antivirus. Obat ini tidak menyembuhkan cacar air, tetapi dapat membantu mengurangi keparahan gejala dan mempercepat pemulihan.
Sebagian besar penderita cacar air sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 hingga 2 minggu. Setelah sembuh, kebanyakan orang menjadi kebal terhadap virus dan tidak akan terinfeksi lagi. Namun, virus varicella-zoster tetap berada dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan dapat muncul kembali di masa dewasa sebagai herpes zoster (cacar ular), terutama jika sistem kekebalan tubuh melemah.
Sumber : healthline