Waspada, Inilah 5 Penyakit yang Rentan Menyerang Anak Saat Musim Hujan

Senin 18 November 2024, 16:41 WIB
Ilustrasi jenis penyakit yang rentan menyerang anak-anak saat musim hujan ( Sumber : Freepik/@prostooleh )

Ilustrasi jenis penyakit yang rentan menyerang anak-anak saat musim hujan ( Sumber : Freepik/@prostooleh )

SUKABUMIUPDATE.com - Musim hujan membawa tantangan tersendiri bagi setiap orang, terutama bagi kesehatan anak-anak. Karena cuaca dingin dan lingkungan yang lembab bisa membuat tubuh anak lebih mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengetahui dan memahami jenis-jenis penyakit yang umum menyerang anak-anak saat musim hujan agar dapat melakukan langkah pencegahan yang cepat dan tepat.

Selain itu, kelembaban udara yang tinggi, akumulasi udara, dan kondisi lingkungan yang kotor selama musim hujan menciptakan tempat berkembang biak yang ideal bagi jamur, bakteri, dan virus penyebab penyakit. Ditambah lagi, sistem kekebalan tubuh belum kecacatan orang dewasa, dan kebiasaan menjaga kebersihan pada anak juga sering kali masih kurang optimal.

Mengutip dari laman alodokter, berikut beberapa jenis penyakit yang rentan menyerang anak-anak saat musim hujan:

Baca Juga: Morning Anxiety, Ikuti 5 Tips Jitu Untuk Mengurangi Kecemasan di Pagi Hari

1. Influenza (Penyakit Influenza)

Penyakit flu sangat mudah menular, terutama saat musim hujan. Virus influenza dapat menyebar melalui percikan liur penderita saat batuk atau bersin. Gejalanya meliputi demam, batuk, pilek, pusing, mual, muntah, dan nafsu makan menurun.

Meskipun flu biasanya sembuh dengan sendirinya, pada anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang serius, seperti infeksi telinga atau pneumonia. Oleh karena itu, menjaga daya tahan tubuh anak sangatlah penting.

2. Diare

Diare sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang masuk melalui makanan atau tangan yang kotor. Musim hujan meningkatkan risiko diare karena sumber udara menjadi lebih mudah tercemar.

Gejalanya sendiri berupa pembuangan udara besar yang lebih dari tiga kali sehari. Jika hal ini tidak segera ditangani dengan baik, diare dapat menyebabkan penderitanya menjadi dehidrasi dimana hal ini sangat berbahaya bagi anak.

3. Demam Berdarah Demam Berdarah (DBD)

DBD atau Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus demam berdarah yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Lingkungan lembab saat musim hujan sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk ini.

Gejala DBD pada anak meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri di otot dan sendi, bintik merah pada kulit, serta mual dan muntah. 

4. Tipes (Demam Tifoid)

Tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang sering ditemukan pada makanan maupun minuman yang tidak higienis. Banjir udara juga menjadi media penyebaran bakteri ini.

Gejalanya sendiri meliputi demam tinggi, nyeri perut, sakit kepala, diare, hingga sembelit. Penyakit ini juga memerlukan penanganan yang cepat untuk mencegah komplikasi.

Baca Juga: 6 Dampak Jangka Panjang Pertengkaran Orang Tua Terhadap Kesehatan Mental Anak

5. Penyakit Leptospira

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang menyebar melalui air banjir yang tercemar oleh urin hewan, seperti tikus.

Gejala awal leptospirosis meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau diare. Jika tidak segera ditangani, bakteri ini dapat menyerang organ tubuh dan menimbulkan komplikasi serius.

Langkah Pencegahan

Agar anak tetap sehat selama musim hujan, berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Jaga kebersihan lingkungan, termasuk rutin menguras dan menutup tempat penampungan udara untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.
  • Biasakan anak-anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan bahkan setelah bermain.
  • Hindari bermain di wadah udara yang kotor.
  • Sajikan makanan bergizi yang diolah dengan cara yang bersih dan sehat.
  • Ajak anak untuk tetap aktif berolahraga guna meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Jauhkan anak-anak dari orang yang sedang sakit untuk mengurangi risiko penularan.

Jika anak menunjukkan gejala penyakit yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan langkah pencegahan yang baik, anak dapat tetap sehat dan ceria selama musim hujan.

Sumber : alodokter

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tanpa Izin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia