SUKABUMIUPDATE.com - Sakit jantung adalah kondisi ketika bagian jantung mengalami gangguan, seperti pembuluh darah jantung, selaput jantung, katup jantung, atau otot jantung.
Lantas, apakah sakit jantung diturunkan secara geenetik? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber:
Diketahui, beberapa jenis penyakit jantung dapat diturunkan secara genetik. Salah satu contohnya adalah Penyakit Jantung Koroner(PJK), yang merupakan penyakit terbesar yang menyebabkan serangan jantung.
Baca Juga: Judi Online di Indonesia: Lotre & Taruhan Berhadiah yang Berkembang Sejak 1990-an
Faktor genetik dapat mempengaruhi risiko seseorang mengalami penyakit jantung koroner.
Bagaimana Penyakit Jantung Koroner Diturunkan Secara Genetik?
Penyakit jantung koroner sering kali berkaitan dengan faktor genetik yang mempengaruhi kadar kolesterol dan tekanan darah. Mutasi genetik dapat menyebabkan tubuh mengolah kolesterol secara berbeda, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan arteri.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penyakit Jantung
Meskipun ada faktor genetik, faktor eksternal seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya olahraga, dan merokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Oleh karena itu, meskipun seseorang memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko penyakit jantung, mereka masih dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko tersebut dengan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Baca Juga: Kampung Adat Cireundeu Cimahi, Hanya 45 Menit dari Terminal Leuwipanjang
Contoh Penyakit Jantung Genetik Lainnya
Selain Penyakit Jantung Koroner, ada juga beberapa penyakit jantung lain yang dapat diturunkan secara genetik, seperti Kardiomiopati atau kelainan otot jantung dan Aritmia atau Gangguan irama jantung. Kemudian ada juga Hiperkolesterolemia familial atau dikenal juga Kadar kolesterol yang tinggi, serta Sindrom Marfan, masalah genetik yang mempengaruhi jaringan penghubung tubuh.
Jika Updaters memiliki riwayat keluarga dengan Penyakit Jantung, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penilaian dan saran yang tepat.
Sumber: Hermina Hospital | Primaya Hospital | Halodoc