SUKABUMIUPDATE.com - Tidak peduli seberapa sehat hubungan sebuah pasangan, pasti akan tetap ada konflik baik itu ringan maupun berat. Anak-anak dapat mengalami kerusakan ketika suatu saat konflik menjadi serius.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konflik orang tua mempengaruhi kesehatan mental anak-anak mereka, termasuk meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, menurunkan harga diri, dan merusak rasa aman mereka.
Pertengkaran fisik, hinaan, dan taktik seperti "sikap diam" hanyalah beberapa interaksi racun yang mungkin dapat menimbulkan kerusakan emosional pada anak dalam jangka panjang.
Baca Juga: 7 Cara Kesehatan Menjaga Mental Anak Sejak Usia Dini, Orang Tua Wajib Tahu!
Mengapa Pertengkaran Orang Tua Menjadi Masalah
Anak-anak dari segala usia, dari masa bayi hingga dewasa awal, dipengaruhi oleh cara orang tua mereka menangani perbedaan. Para peneliti percaya bahwa pernikahan yang penuh konflik berdampak buruk pada kesehatan mental dan harga diri anak.
Berikut ini beberapa pengaruh konflik orang tua pada anak-anak:
1. Bisa Menyebabkan Rasa Tidak Aman
Pertengkaran merusak rasa aman anak-anak terhadap stabilitas keluarga. Anak-anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar akan merasa khawatir tentang perceraian atau bertanya-tanya kapan sikap diam salah satu dari mereka akan berakhir.
2. Bisa Mempengaruhi Hubungan Orangtua-Anak
Situasi yang penuh konflik dapat menimbulkan stres, dan orang tua yang stres mungkin tidak akan menghabiskan banyak waktu bersama anak-anak mereka. Selain itu, kualitas hubungan dapat mempengaruhi, karena kesulitan orang tua akan menunjukkan kehangatan dan kasih sayang saat sedang marah.
Baca Juga: Kota Sukabumi dalam Rakor Nasional Pengendalian Inflasi, Simak HET Berbagai Barang
3. Dapat Menciptakan Lingkungan yang Penuh Tekanan
Mendengar bentrokan yang sering atau intens dapat membuat anak menjadi stres dan takut. Stres ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis mereka serta mengganggu perkembangan normal dan sehat.
Dampak Jangka Panjang Pertengkaran Orang Tua Terhadap Kesehatan Mental Anak
1. Penurunan Kinerja Kognitif
Para peneliti mengetahui bahwa ketika orangtua sering bertengkar, anak-anak mengalami kesulitan dalam mengatur perhatian dan emosi. Kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dengan cepat dan melihat pola dalam informasi baru serta gangguan. Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa tinggal dalam keluarga yang penuh konflik bisa meningkatkan kemungkinan putus sekolah dan mendapat nilai buruk.
2. Masalah Hubungan
Terkena konflik dengan orang tua dapat meningkatkan kemungkinan anak-anak akan memperlakukan orang lain dengan permusuhan. Anak-anak biasanya akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya ketika menyelesaikan konflik saudara kandungnya.
Anak-anak juga mungkin kesulitan mempertahankan hubungan yang sehat saat dewasa jika mereka terbiasa dengan kelainan keluarga, atau mereka mungkin saja kesulitan mengidentifikasi siapa yang dapat dipercaya dalam hidup.
Baca Juga: Suasana Hati Sering Berubah, 8 Ciri Orang yang Mengalami Lelah Mental
3. Masalah Perilaku
Konflik orang tua dikaitkan dengan meningkatnya agresi, kenakalan, dan masalah perilaku pada anak. Selain itu, mereka lebih mungkin akan mengalami masalah sosial dan juga kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.
4. Gangguan Makan dan Masalah Fisik
Beberapa penelitian telah mengalami kelainan makan, seperti anoreksia dan bulimia, dengan tingginya kelainan orang tua. Selain itu, anak-anak mungkin juga mengalami dampak fisik dari konflik tersebut, seperti masalah tidur, sakit perut, atau sakit kepala.
5. Penggunaan Zat
Para peneliti menemukan bahwa tinggal di rumah dengan tingkat konflik yang tinggi meningkatkan kemungkinan merokok, menggunakan vape, minum minuman keras secara berlebihan, dibandingkan dengan keluarga yang memiliki tingkat konflik yang rendah.
6. Pandangan Hidup yang Negatif
Anak-anak yang dibesarkan di rumah penuh konflik cenderung memiliki pandangan negatif terhadap hubungan keluarga. Mereka juga cenderung memandang diri mereka sendiri secara negatif.
Sumber : parents.com