SUKABUMIUPDATE.com - Henti jantung, atau cardiac arrest, adalah kondisi medis darurat di mana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.
Henti Jantung adalah situasi yang sangat serius karena jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan organ vital lainnya, serta kematian.
Gejala Henti Jantung meliputi kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, tidak ada denyut nadi atau detak jantung yang bisa dirasakan serta tidak bernapas atau hanya bernapas dengan terengah-engah.
Baca Juga: 5 Mitos Jalan Dayang Sumbi Bandung: Misteri Garasi Antik Sebuah Rumah Tua
Merujuk laman gleneagles.com.sg, Henti Jantung termasuk salah satu kondisi darurat medis yang sangat serius dan dapat mengancam nyawa. Berikut beberapa bahaya yang dihadapi oleh korban henti jantung:
Bahaya yang Mengintai Korban Henti Jantung
1. Kerusakan Otak
Jantung yang berhenti berdetak menyebabkan aliran darah ke otak terhambat, yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dalam waktu 5 menit.
2. Resiko Kematian
Jika tidak segera mendapatkan pertolongan pertama, tingkat kelangsungan hidup korban henti jantung sangat rendah. Henti jantung bisa menyebabkan kematian dalam waktu lebih dari 8 menit.
3. Kondisi Medis Lain
Korban henti jantung mungkin mengalami berbagai kondisi medis seperti ataksia (gangguan koordinasi tubuh), koma, kesulitan konsentrasi, disfagia (kesulitan menelan), dan gangguan bicara.
4. Kurang Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama yang tepat untuk Henti Jantung Mendadak, seperti CPR (pertolongan pertama dengan kompresi dada dan embuh) dan penggunaan AED (defibrilator eksternal otomatis), sangat penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup.
Baca Juga: 5 Fakta Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat: Masa Kejayaan Hingga Peninggalan Budaya
Penanganan Darurat Henti Jantung Mendadak
Henti jantung adalah kondisi yang memerlukan penanganan cepat. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara melakukan CPR dan penggunaan AED sangat penting.
1. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR)
Kompresi dada yang dilakukan dengan cepat dan kuat dapat membantu mempertahankan sirkulasi darah hingga bantuan medis tiba.
2. Defibrilasi
Penggunaan Automatic External Defibrillator (AED) dapat mengembalikan ritme jantung yang normal.
Pencegahan dengan Pola Hidup Sehat
Menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, berolahraga, dan menghindari merokok.
Mengelola kondisi medis yang meningkatkan risiko, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dan mengelola masalah jantung sejak dini.