SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan langsung antara penyakit jantung dan kesehatan mental, khususnya depresi. Bahkan, sekitar 20% hingga 40% pasien yang mengalami serangan jantung berat memenuhi kriteria untuk gangguan depresi berat.
Hubungan ini bersifat dua arah: masalah emosional seperti depresi atau stres tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, sedangkan penyakit jantung dapat memengaruhi kondisi mental pasien.
Lalu pasca serangan jantung, banyak pasien mengalami stres, kecemasan, ketakutan, dan frustrasi, yang menunjukkan dampak timbal balik antara kesehatan mental dan penyakit jantung.
Penjelasan berikut menguraikan hubungan antara kesehatan mental dan penyakit jantung, seperti yang dikutip dari laman WomenHeart.
1. Stres dan Penyakit Jantung
Stres merupakan bagian alami dari kehidupan yang tidak selalu negatif. Contohnya, menerima tugas baru atau gugup di kencan pertama dapat memberikan bentuk stres positif.
Namun, risiko kesehatan muncul pada stres kronis, yaitu stres jangka panjang, misalnya dari bekerja berlebihan tanpa arah atau hidup dalam kemiskinan.
Stres kronis meningkatkan risiko penyakit jantung dengan meningkatkan tekanan darah, menyebabkan irama jantung tak normal, serta risiko stroke dan serangan jantung.
Penelitian di The Lancet menunjukkan bahwa stres tinggi memicu aktivitas amigdala, bagian otak yang mengatur emosi, sehingga memicu pembentukan sel darah putih dan inflamasi arteri.
Paparan stres berkepanjangan dapat mencegah tubuh untuk pulih, memicu kondisi tubuh dalam mode "melawan atau lari" terus-menerus, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
2. Penyakit Jantung dan Depresi
Depresi sangat terkait dengan risiko penyakit jantung, khususnya pada wanita. Wanita dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan pria, dan wanita dengan depresi memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi.
Gangguan kesehatan mental jangka panjang, seperti depresi dan PTSD, dapat menyebabkan perubahan fisik seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
Gejala depresi, seperti insomnia, kurang aktivitas, atau mengabaikan pengobatan, juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Secara tragis, wanita dengan depresi memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami kematian mendadak akibat jantung dibandingkan mereka yang tidak mengalami depresi.