SUKABUMIUPDATE.com - Lapar adalah perasaan yang muncul ketika tubuh membutuhkan energi atau nutrisi. Secara biologis, rasa lapar dipicu oleh hormon ghrelin yang diproduksi oleh lambung ketika kadar gula darah rendah atau saat perut kosong.
Lapar adalah sinyal alami tubuh untuk memberi tahu bahwa kita perlu makan agar dapat mempertahankan fungsi tubuh, menjaga energi, dan mendukung aktivitas sehari-hari. Namun, rasa lapar juga bisa dipengaruhi oleh faktor emosional, kebiasaan, atau kondisi lingkungan.
Istilah medis untuk rasa lapar yang ekstrem disebut dengan Polifagia. Pasalnya, jika perut terus-menerus berbunyi, bahkan setelah makan, mungkin ada yang salah dengan kesehatan Anda.
Baca Juga: Selalu 20 Oktober Sejak Gus Dur, Sejarah Pelantikan Presiden Indonesia
Telah diulas secara medis oleh, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa lapar. Dilansir dari WebMD, berikut ulasannya:
Penyebab Polifagia atau Rasa Lapar Ekstrem
1. Penyakit kencing manis
Tubuh mengubah gula dalam makanan menjadi bahan bakar yang disebut glukosa. Namun, ketika menderita diabetes, glukosa tidak dapat mencapai sel-sel. Tubuh justru mengeluarkannya melalui urine dan memberi tahu Anda untuk makan lebih banyak.
Orang yang menderita diabetes tipe 1, mungkin mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dan tetap saja berat badannya turun, sehingga bisa menyebabkan Polifagia atau lapar ekstrem.
2. Gula Darah Rendah
Gula Darah Rendah bisa menyebabkan seseorang mengalami Polifagia atau lapar ekstrem.
Hipoglikemia adalah kondisi yang terjadi saat kadar glukosa dalam tubuh turun ke tingkat yang sangat rendah. Kondisi ini umum terjadi pada penderita diabetes, tetapi masalah kesehatan lain juga dapat menyebabkannya.
Masalah tersebut meliputi hepatitis, gangguan ginjal, tumor neuroendokrin di pankreas (insulinoma), dan masalah pada kelenjar adrenal atau pituitari.
Pada kasus yang parah, penderita hipoglikemia mungkin tampak mabuk. Mereka mungkin tidak bisa bicara dan kesulitan berjalan.
Baca Juga: Prabowo Gibran Resmi Dilantik, Daftar Presiden & Wakil Presiden Indonesia Sejak 1945
3. Kurang Tidur
Kurang istirahat dapat memengaruhi hormon dalam tubuh yang mengendalikan rasa lapar. Orang yang kurang tidur memiliki nafsu makan lebih besar dan merasa lebih sulit merasa kenyang.
Nafsu makan juga cenderung menginginkan makanan berlemak tinggi dan berkalori tinggi saat lelah.
4. Stres
Saat cemas atau tegang, tubuh melepaskan hormon yang disebut kortisol, yang meningkatkan rasa lapar.
Banyak orang yang sedang stres juga menginginkan makanan yang mengandung banyak gula, lemak, atau keduanya. Hal ini mungkin adalah upaya tubuh untuk "mematikan" bagian otak yang menyebabkan rasa khawatir.
5. Pola makan
Secara tidak langsung pola makan bisa menyebabkan Polifagia atau lapar ekstrem. Sebab, tidak semua makanan mengenyangkan dengan cara yang sama.
Makanan yang paling ampuh menahan rasa lapar adalah makanan tinggi protein, seperti daging tanpa lemak, ikan, atau produk susu. Makanan tinggi serat juga membantu kenyang lebih lama. Makanan sumber serat yang baik adalah buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.
Lemak sehat seperti yang ditemukan dalam kacang-kacangan, ikan, dan minyak bunga matahari dapat menurunkan kadar kolesterol Anda. Lemak sehat merupakan kunci untuk diet seimbang dan dapat membantu Anda merasa kenyang setelah makan.
Kue kering, roti tawar, banyak makanan kemasan, dan makanan cepat saji tidak tinggi protein, tetapi mengandung banyak lemak dan karbohidrat yang tidak sehat. Alhasil, perut cenderung cepat lapar.