Rokok Polos, Mana Gayamu

Minggu 22 September 2024, 17:22 WIB
Rokok tanpa merek, alias rokok polos | Foto : Istimewa

Rokok tanpa merek, alias rokok polos | Foto : Istimewa

Rokok tanpa merek, alias "rokok polos," kedengarannya seperti ide jenius untuk mengurangi konsumsi rokok, bukan? Sudah lama ide ini muncul, dan kini mendapatkan momentumnya untuk dibuatkan peraturannya oleh Kementerian Kesehatan. Anda pasti setuju dan berteriak, "Yuk kita dukung bersama."

Tapi tunggu dulu, sebelum Anda merayakan kemenangan atas industri tembakau yang akhirnya mungkin terpojok, ada beberapa pihak yang sepertinya tak begitu antusias. Ya, para pengusaha rokok dan anggota DPR pendukung industri ini, yang mengeluarkan suara paling keras sejak rencana ini pertama kali dihembuskan.

Mereka tampak seperti aktor yang kebingungan di atas panggung —bagaimana bisa sebuah produk dijual tanpa label? "Bagaimana kami membedakan satu rokok dari rokok lainnya? Apa yang terjadi dengan seni desain kemasan yang kami banggakan?"

Di sisi lain, data tidak pernah berbohong. Indonesia kini menjadi juara dunia dalam hal prevalensi perokok pria, dengan sekitar 70,5% pria dewasa di negeri ini tak bisa lepas dari kepulan asap nikotin. Bahkan jumlahnya terus bertambah, mencapai 69,1 juta orang pada 2021.

Dengan kata lain, lebih banyak orang di Indonesia menghisap rokok dibandingkan yang menikmati kopi di kedai. Bayangkan saja, ada 8,8 juta perokok baru dalam satu dekade terakhir. Siapa bilang rokok kalah populer dari gadget?

Tetapi tunggu, menurut para pengusaha rokok, ada hal yang lebih mengerikan daripada bahaya kesehatan: rokok tanpa merek. Katanya, kebijakan ini seperti memasukkan mereka ke ruang gelap tanpa lentera.

Bagaimana mereka bisa "menjual gaya hidup" jika tak ada merek ikonik yang tersemat di bungkus rokok? Tanpa logo, warna cerah, atau font keren, apa yang tersisa dari rokok selain risiko kanker?

Baca Juga: WARNING! Perokok Sebaiknya Tidak Merokok Saat Berada di 10 Situasi Ini!

Dan lebih penting lagi, siapa yang akan membeli rokok polos tanpa mengetahui asal-usulnya?

Firman Soebagyo dari DPR bahkan menganggap kebijakan ini diskriminatif! Ya, katanya, kebijakan ini bisa mengancam kelangsungan hidup pedagang kecil, petani tembakau, dan tentunya industri ritel.

Seketika, rokok polos menjadi momok yang menakutkan bagi jutaan orang yang bergantung pada tembakau untuk bertahan hidup. Bahkan, industri ini dianggap sebagai pahlawan bagi negara karena kontribusi cukainya yang begitu besar.

Namun, apakah masalah rokok polos ini sungguh soal melindungi ekonomi, atau hanya melindungi citra glamor di balik asapnya?

Di Australia, misalnya, rokok polos telah diterapkan sejak 2012, dan meskipun debatnya masih berlanjut, beberapa profesor berargumen bahwa kebijakan ini mampu menurunkan prevalensi perokok pemula.

Tapi, apa kata mereka yang skeptis? “Indonesia berbeda,” ujar para kritikus kebijakan rokok polos di sini. Mereka menekankan, "Kami punya petani tembakau, pabrik, pedagang asongan, dan jutaan pekerja lainnya yang tak bisa dipukul rata dengan Australia."

Faktanya, ada enam juta lebih pekerja yang hidup dari industri tembakau di Indonesia. Bayangkan kerugian ekonomi jika semua orang berhenti merokok hanya karena bungkus rokoknya tidak menarik.

Bahkan, menurut ekonom INDEF, Tauhid Ahmad, kebijakan ini bisa membuat penerimaan negara anjlok. Minus 0,53% untuk pertumbuhan ekonomi, katanya. Angka-angka ini membuat kebijakan rokok polos terlihat lebih berbahaya daripada kabut asap rokok itu sendiri.

Ironisnya, saat pemerintah Australia memperkenalkan kebijakan rokok polos pada 2011, mereka sedang mengeluarkan 31,5 miliar dolar setiap tahun untuk biaya kesehatan akibat rokok.

Indonesia, di sisi lain, mungkin belum sampai ke titik itu, tapi dengan prevalensi perokok yang terus naik, apakah kita hanya menunggu giliran? Kita harus mendukung kebijakan rokok polos. Kita mesti bela ini.

Jadi, saat suatu hari nanti kita bangun dan menemukan rokok tanpa merek berjejer di etalase toko, biarlah para ahli hisap rokok mulai bertanya: apakah kita membeli rokok atau sekadar kepulan asap tanpa identitas?

Atau setidaknya, kita akan bersyukur karena satu langkah kecil menuju Indonesia yang lebih sehat akhirnya dimulai.

Tapi bagi mereka yang bergantung pada industri ini, apakah "rokok polos" lebih mirip dengan gulungan nikotin tanpa masa depan? Itu terserah mereka. Biarlah itu jadi urusan mereka.

Catatan Cak AT, Bekas wartawan Tempo dan pendiri Republika Online (22.09.2024)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola22 September 2024, 18:45 WIB

Link Live Streaming PSBS Biak vs Persebaya Surabaya di Liga 1

Berikut ini link live streaming PSBS Biak vs Persebaya Surabaya yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Minggu (22/9/2024) mulai pukul 19.00 WIB.
Link Live Streaming PSBS Biak vs Persebaya Surabaya di Liga 1
Bola22 September 2024, 18:00 WIB

PSBS Biak vs Persebaya Surabaya di Liga 1: H2H, Susunan Pemain, Prediksi Skor

Laga PSBS Biak vs Persebaya Surabaya akan berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu, 22 September 2024, mulai 19.00 WIB.
PSBS Biak vs Persebaya Surabaya di Liga 1: H2H, Susunan Pemain, Prediksi Skor (Sumber : Ist)
Sukabumi Memilih22 September 2024, 17:56 WIB

Tiga Paslon di Pilwalkot Sukabumi Ditetapkan, Ini Tahapan Berikutnya Wajib Diketahui

Tiga bakal pasangan calon (bapaslon) Pilkada Kota Sukabumi resmi ditetapkan menjadi pasangan calon (paslon) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi. Minggu (22/9/2024).
Ketua KPU Kota Sukabumi, Imam Sutrisno saat diwawamcarai awak media, Minggu (22/9/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sehat22 September 2024, 17:22 WIB

Rokok Polos, Mana Gayamu

Rokok tanpa merek, alias "rokok polos," kedengarannya seperti ide jenius untuk mengurangi konsumsi rokok
Rokok tanpa merek, alias rokok polos | Foto : Istimewa
Musik22 September 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu The Emptiness Machine​ Linkin Park, Now Trending!

Inilah Lirik dan Terjemahan Lagu The Emptiness Machine​ Linkin Park yang sedang #Trending.
Official Music Video Lagu The Emptiness Machine​ Linkin Park. Foto: YouTube/LinkinPark
Science22 September 2024, 16:45 WIB

BMKG Catat Indonesia Diguncang 5 Gempa Merusak Sepanjang September 2024

Selama 1-22 September 2024, BMKG mencatat ada lima kali gempa merusak yang terjadi di Indonesia. Nomor dua Gempa Bandung-Garut
BMKG mencatat, gempa ini berlokasi di darat 24 KM tenggara Kabupaten Bandung Jawa Barat, dengan kekuatan M5.0 dan kedalaman 10 KM. (Sumber : bmkg - google maps)
Sukabumi Memilih22 September 2024, 16:27 WIB

Sama Berharap Nomor 2, Ini Persiapan Pendukung Hadapi Pengundian Nomor Urut Pilkada Sukabumi

KPU Kabupaten Sukabumi akan melakukan pengundian nomor urut pasangan calon bupati-wakil bupati pada Senin, 23 September 2024, besok. Pengundian nomor urut tersebut sebagai bagian tahapan Pilkada Kabupaten Sukabumi.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024, Asep Japar-Andreas dan Iyos Somantri-Zainul | Foto : Kolase sukabumiupdate
Life22 September 2024, 16:00 WIB

13 Rekomendasi Kegiatan Menenangkan untuk Orang Lanjut Usia

Dengan menyesuaikan kegiatan dengan minat dan kemampuan fisik mereka, lansia dapat tetap aktif dan rileks, menjaga kesehatan mental dan emosional mereka.
Ilustrasi. Suara alam, udara segar, dan pemandangan hijau membantu merilekskan pikiran lansia. (Sumber : Pixabay/TriLe)
Bola22 September 2024, 15:15 WIB

Link Live Streaming Liga 1: Persita Tangerang vs Semen Padang

Berikut ini link live streaming Persita Tangerang vs Semen Padang yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul pada Minggu (22/9/2024) mulai pukul 15.30 WIB.
Link Live Streaming Liga 1: Persita Tangerang vs Semen Padang (Sumber : Ist)
Jawa Barat22 September 2024, 14:33 WIB

Berjenis Kelamin Laki-laki, 7 Mayat di Kali Bekasi Diduga Pelaku Tawuran

Tujuh mayat yang mengambang di Kali Bekasi, Jatirasa, Jatiasih, Minggu (22/9/2024) pagi diduga merupakan pelaku tawuran.
Tujuh mayat tanpa identitas ditemukan di Kali Bekasi, Minggu (22/9/2024). (Sumber Foto: Basarnas/Istimewa)