Kasus Cacar Monyet Meningkat: Pandemi Terulang Kembali di Indonesia?

Kamis 19 September 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi virus mongkeypox (Sumber: freepik)

Ilustrasi virus mongkeypox (Sumber: freepik)

OPINI UPDATERS - Mendengar berita meluasnya Cacar Monyet (MonkeyPox) di Indonesia, tentu saja menggetarkan perasaan masyarakat. Dimana kondisi perekonomian masyarakat saat ini belum pulih benar dampak pandemi covid-19 yang berlangsung cukup lama.

Cacar Monyet atau MonkeyPox menurut banyak artikel yang beredar di internet, sudah lama ditemukan. Kasus cacar monyet pertama pada manusia diketahui terjadi pada 1970, disebabkan oleh infeksi virus Monkeypox. Masalah Cacar Monyet meski sudah lama ditemukan, tidak menjadikan negara-negara jadi lengah saat merespon kembali peningkatan kasus Cacar Monyet menyebar dengan cepat.

Adapun World Organization Health atau Organisasi Kesehatan Dunia saat ini sudah mulai menyampaikan kepada masyarakat dunia, bahwa akan terjadi kembali darurat kesehatan global. Gejala Cacar Monyet diperkenalkan oleh WHO, munculnya ruam kulit di mana dapat berlangsung 2–4 minggu disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, berkurangnya kebugaran tubuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Penyebaran Mpox menurut WHO juga dapat ditularkan melalui kontak dekat dengan seseorang yang menderita mpox, adanya bahan yang terkontaminasi, atau dengan hewan yang terinfeksi. Bagi seseorang yang sedang dalam kondisi hamil, virus dapat ditularkan ke janin, atau ke bayi baru lahir selama atau setelah kelahiran.

Baca Juga: Fakta Sains Underrated, Tikus Bisa Tertawa Saat Digelitik!

Melihat penyebaran Cacar Monyet (MonkeyPox), pemerintah Indonesia langsung menetapkan kebijakan pencegahan dan pengobatan dengan melibatkan seluruh jajaran kementerian kesehatan sampai dengan jajaran dinas kesehatan. Berdasarkan data yang disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat sudah mulai ditemukan 88 kasus Cacar Monyet. Dari sekian kasus ini sudah mendapatkan penanganan tindakan medis dengan memberikan pengobatan kepada pasien.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, Indonesia sepertinya sudah mulai terbiasa dengan penyebaran penyakit menular. Sebelumnya, virus covid-19 menyebabkan korban berjatuhan dan kerugian material bagi seluruh kalangan.

Adanya komitmen dan langkah cepat pemerintah merespon peningkatan kasus Cacar Monyet patut diapresiasi. Karena tidak mudah menangani masalah Cacar Monyet di Indonesia dengan jumlah perpindahan aktivitas masyarakat yang tinggi. Khususnya di kota-kota padat dengan jumlah pekerja pasti akan sering bertemu tatap muka.

Ini sangat dibutuhkan karena semua tak ingin Cacar Monyet membuat kondisi terburuk yang memicu pembatasan aktivitas kembali. Akan kembali berdampak besar bagi ekonomi masyarakat Indonesia. Dimana Banyak dari masyarakat akan kehilangan lapangan pekerjaan, sampai dengan kegiatan mengajar pendidikan akan kembali terbatas.

Baca Juga: Mengenal Phantosmia, Mencium Bau Melati Pertanda Kuntilanak?

Bagi pebisnis, Cacar Monyet yang berpotensi menjadi pandemi baru akan mempengaruhi waktu produksi dan pengiriman barang, sampai dengan terjadinya pengurangan karyawan. Bagi pemerintah, Cacar Monyet memberikan tugas atau beban baru bari anggaran negara.
Di mana penanganan virus covid-19 cukup menghabiskan dana seperti membeli peralatan perlindungan diri bagi tenaga medis, memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat melalui fasilitas kesehatan (faskes) di setiap daerah. Bagi masyarakat pandemi menutupi mimpi yang terhalang oleh kabut asap.

Untuk itu, masyarakat perlu saling mengingatkan dan mengajak satu sama lain dalam upaya mencegah Cacar Monyet agar tidak berdampak sama seperti virus covid-19. Terdapat tata cara mencegah menyebarkan Cacar Monyet di antara kita.

Tata laksana ini dapat ditemukan dengan mudah di internet dan bisa memulai langkah-langkah yang dapat dibiasakan sejak dini. Tips pencegahan Cacar Monyet yang didapatkan dari Mitra Keluarga: Pertama, Hindari kontak dengan hewan yang dicurigai memiliki peluang dalam menyebarkan virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati; Kedua, hindari kontak fisik dengan orang atau makhluk hidup yang terinfeksi, seperti tidur maupun pakaian yang digunakan penderita Cacar Monyet; Ketiga, mulai belajar dan membatasi konsumsi produk pangan seperti daging atau sesuatu yang berhubungan dengan darah jika tidak dimasak dengan baik, atau hindari konsumsi daging yang diburu dari hewan liar; Keempat, mulai menerapkan hidup sehat dengan menjaga kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Symphony Clean Bandit feat Zara Larsson

Pengenalan Cacar Monyet melalui banyaknya artikel dan informasi yang memberikan tentang pemahaman Cacar Monyet bisa membantu pemerintah dalam mencegah virus ini terulang kembali menjadi pandemi. Cacar Monyet perlu dianggap musuh bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.

Salah satu cara mudah yang dapat dilakukan adalah dengan mengajak masyarakat untuk mulai membaca artikel dan menyebarkan pesan-pesan informasi tentang Cacar Monyet melalui sosial media, grup diskusi, teman sejawat. Memperbanyak penulisan artikel (konten) yang dapat meningkatkan penyebaran pemahaman Cacar Monyet meluas di Indonesia dengan cepat.

Penulis: Harisa Firdaus Pahlawan, Freelance dan Mahasiswa Pascasarjana FISIP UNPAD

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Sehat

Cacar Monyet Varian Baru Ditemukan di Inggris

Senin 05 September 2022, 11:30 WIB
Cacar Monyet Varian Baru Ditemukan di Inggris
Berita Terkini
Inspirasi20 September 2024, 01:10 WIB

Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid Nabi SAW yang rutin diadakan setiap tahun dalam realitasnya belum sepenuhnya mampu mengubah perilaku keagamaan
Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW | Foto : Pixabay
Sukabumi20 September 2024, 00:27 WIB

Terbang ke Aceh, Sekda Ade Beri Dukungan ke Atlet PON XXI Asal Kabupaten Sukabumi

Sekretaris Daerah, Ade Suryaman, bersama sejumlah pejabat Pemkab Sukabumi terbang ke Aceh untuk memberikan dukungan kepada para atlet asal Kabupaten Sukabumi yang bertanding di PON XXI
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman dan jajaran saat bertemu para atlet asal Kabupaten Sukabumi di PON XXI di Aceh | Foto : Dokpim
Sukabumi19 September 2024, 23:23 WIB

Desa Wisata Hanjeli Sukabumi Sabet Penghargaan Wonderful Indonesia Impact Kemenparekraf

Enam desa wisata terbaik mendapat penghargaan Wonderful Indonesia Impact dari Menparekraf bekerja sama dengan MarkPlus. Salah satunya adalah Desa Wisata Hanjeli, Kabupaten Sukabumi
Asep Hidayat saat menerima Penghargaan Wonderful Indonesia Impact dari Menparekraf Sandiaga Uno di Jakarta, Kamis (19/9/20204) | Foto : Istimewa
Sukabumi19 September 2024, 21:47 WIB

Sepakat Damai Cabut Laporan Usai Bentrok, PP dan Garis Sukabumi Saling Memaafkan

Pasca insiden yang melibatkan dua kelompok ormas PP Kota Sukabumi dan ormas Garis Sukabumi Raya pada Jumat 13 September 2024 lalu, kedua belah pihak bersepakat untuk islah atau berdamai.
Para Pimpinan kedua ormas usai tandatangani nota perdamaian di MWC Pemuda Pancasila (PP) Kota Sukabumi. Kamis (19/9/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi19 September 2024, 21:18 WIB

Puluhan Perahu Wisata Terparkir Sepi Imbas Keringnya Curug Cikaso Sukabumi

Puluhan perahu angkutan wisata yang biasa mengantar jemput wisatawan ke Curug Cikaso kini terparkir sepi di dermaga apung Sungai Cikaso, Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.
Puluhan perahu wisata terparkir di sungai cikaso imbas keringany curug Cikaso di Sukabum | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi Memilih19 September 2024, 20:58 WIB

KPU Kabupaten Sukabumi Tetapkan DPT Pilkada 2024, Terjadi Penurunan Jumlah Pemilih

Jumlah DPT Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 terdiri dari 1.001.764 pemilih laki-laki dan 981.642 perempuan.
Rapat pleno terbuka rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPT yang diselenggarakan KPU Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi19 September 2024, 20:42 WIB

Tepergok Curi Helm, Pria Cianjur Babak Belur Diamuk Massa di Dago Sukabumi

Berikut kronologi pria Cianjur nyaris tewas diamuk massa di Dago Sukabumi karena tepergok curi helm.
Tangkapan layar video viral pria babak belur diamuk massa karena tepergok curi helm di Dago Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih19 September 2024, 20:40 WIB

Panwaslu Sukaraja Sosialisasi Netralitas ASN, TNI/Polri dan Perangkat Desa di Pilkada Sukabumi

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Sukaraja mengadakan kegiatan sosialisasi pengawasan netralitas ASN, TNI, Polri, Kepala Desa, dan perangkat desa dalam Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Sukaraja saat melakukan sosialisasi netralitas ASN, TNI/Polri dan Aparat Desa, Kamis (19/9/2024) | Foto : SU
Sukabumi Memilih19 September 2024, 20:19 WIB

Tak Ada Tanggapan Masuk, KPU Menuju Tahap Penetapan Paslon Pilbup Sukabumi 2024

Nihin tanggapan dan masukan dari masyarakat terkait 2 bapaslon Pilbup Sukabumi 2024. KPU bersiap menuju tahapan berikutnya.
Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggara KPU Kabupaten Sukabumi, Abdullah Ahmad Mulya. (Sumber : SU/Ibnu)
Life19 September 2024, 20:00 WIB

Usir Muda Mudi yang Meresahkan, Kota di Finlandia Ini Putar Musik Klasik untuk Atasinya!

Kota di Finlandia ini punya cara unik mengusir pemuda yang selalu meresahkan di daerahnya.
Ilustrasi - Kota di Finlandia ini punya cara unik mengusir pemuda yang selalu meresahkan di daerahnya. (Sumber : Freepik.com).