SUKABUMIUPDATE.com - Kalikiben adalah salah satu istilah bahasa Sunda yang digunakan untuk menggambarkan nyeri ulu hati. Orang tua biasanya melarang anak untuk langsung bergerak setelah makan agar tidak mengalami kalikiben.
Dalam dunia medis, kalikiben disebut dengan side stitch atau nyeri ulu hati. Saat berlari atau berolahraga, seseorang bisa mungkin merasakan nyeri tajam di tepi bawah tulang rusuk.
Side stitch atau kalikiben ini adalah nyeri tekan samping, yang juga dikenal sebagai nyeri perut sementara yang berhubungan dengan olahraga. Meski amat sakit, nyeri tekan samping sangat umum terjadi dan biasanya tidak signifikan atau berbahaya.
Baca Juga: 17 Arti Nama Olahan Aci Populer di Sukabumi, Favoritmu Cireng atau Cilok?
Apa itu Kalikiben?
Kalikiben atau side stitch adalah nyeri ulu hati yang dapat terjadi saat melakukan kardio, latihan beban, berolahraga, bergerak setelah makan atau bahkan saat menaiki tangga yang panjang. Nyeri yang terus-menerus dan hebat ini akan terasa seperti berada tepat di bawah tulang rusuk atau menusuk ke samping tubuh.
Ada sejumlah teori berbeda tentang apa sebenarnya nyeri ulu hati atau kalikiben. Melansir WebMD, berikut beberapa diantaranya:
- Satu gagasan menyatakan bahwa kalikben hanyalah kejang diafragma.
- Aliran pemikiran lain menyatakan bahwa ketika darah dialihkan dari diafragma, yang membutuhkan darah selama berolahraga, hal itu menyebabkan kram di area tersebut, nyeri di bagian samping atau side sticth.
- Salah satu teori menyatakan bahwa nyeri ulu hati terjadi ketika ligamen yang menghubungkan organ dalam dengan diafragma terlalu meregang.
- Kalikiben dipercaya terjadi karena ada gesekan antara lapisan jaringan peritoneum parietal dan visceral di perut.
Baca Juga: Kemenparekraf Gagas Paket Wisata 3B, Cegah Overtourism Barcelona di Bali
Gejala Kalikiben
Orang yang mengalami kalikiben atau side stitch ditandai dengan nyeri pinggang dan perut.
Orang yang kalikiben akan merasakan nyeri tajam, kram, tarikan, atau sakit pada satu atau kedua sisi tubuh di area tempat tulang rusuk berakhir. Terkadang juga merasakan nyeri yang familiar di bagian atas bahu.
Nyeri ulu hati atau kalikiben sering kali begitu parah sehingga perlu memperlambat atau menghentikan apa yang sedang dilakukan. Jika menghentikan aktivitas, nyeri pinggang dapat bertahan selama satu atau dua menit. Jika kramnya sangat hebat, Anda mungkin akan merasa nyeri selama beberapa hari.
Itulah mengapa wejangan orang tua sering menyebut jangan dulu beraktivitas setelah makan agar tidak terjadi kalikiben.
Cara Mengatasi Kalikiben
Jika mengalami kalikiben di tengah olahraga, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya:
- Memperlambat, tidak peduli apa yang sedang dilakukan
- Mengambil napas dalam-dalam
- Menekan atau memijat bagian yang sakit
- Meregangkan diafragma dengan membungkuk ke depan
- Melenturkan otot perut
- Mengerang keras saat menarik dan menghembuskan napas
Baca Juga: Suka Main Puzzle? Ini 6 Manfaat Game Teka-teki untuk Anak Usia Dini
Cara Mencegah Kalikiben
Ada sejumlah tips dan trik yang dapat dicoba untuk mencegah nyeri ulu hati atau kalikiben, termasuk:
- Tidak makan selama 2–3 jam sebelum melakukan aktivitas fisik
- Menghindari makanan dan minuman yang mengandung gula pekat, seperti jus buah, sebelum berolahraga
- Meregangkan sisi tubuh sebelum berolahraga dengan cara mencondongkan tubuh ke salah satu sisi sambil mengangkat lengan
- Mengatur pernapasan
- Pemanasan sebelum memulai berolahraga
- Mencoba latihan yang lebih lama dan berintensitas rendah
- Melakukan latihan kekuatan untuk memperkuat otot perut dan diafragma
- Perhatikan postur tubuh
- Meningkatkan daya tahan dan kebugaran aerobik
Hal penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kalikiben adalah tetap terhidrasi dengan baik. Baik akan menghadiri acara penting atau Anda selalu aktif, pastikan minum banyak air dalam 12 jam menjelang berolahraga. Setelah beberapa jam, kurangi minum air putih agar tetap terhidrasi tetapi tidak kembung.
Jika menyadari bahwa Updaters sering mengalami kalikiben saat melakukan aktivitas yang sama, cobalah untuk mengubah rutinitas harian. Jika Anda sering mengalami kram di bagian samping tubuh saat berlari, cobalah untuk menambahkan bersepeda atau berenang ke dalam rutinitas olahraga.
Baca Juga: Ketiduran Saat Bekerja: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya
Selain pencegahan dan cara mengatasinya, penting untuk mengetahui perbedaan antara nyeri dada dan nyeri dada akibat kekurangan oksigen. Sebab, keduanya sering kali disalahartikan.
Nyeri dada berbeda karena nyeri akan terasa di bawah tulang dada, bukan tulang rusuk, seseorang akan kesulitan bernapas dan akan merasakan nyeri di lengan kiri. Nyeri dada juga dapat terjadi akibat aktivitas fisik.
Hentikan apa yang sedang dilakukan, dan perhatikan gejala yang sedang dialami. Jika terasa berbeda dari nyeri di bagian samping, Anda mungkin mengalami kondisi yang lebih serius seperti serangan jantung.
Maka dari itu, sebaiknya cari pertolongan medis sesegera mungkin dan konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
Sumber: webmd.com