SUKABUMIUPDATE.com - Osteoporosis sering disebut sebagai "silent disease" karena kehilangan kepadatan tulang terjadi secara bertahap dan tanpa gejala sampai terjadi patah tulang.
Osteoporosis sendiri adalah kondisi medis yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan perubahan struktur tulang, yang mengakibatkan tulang menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap patah.
Sejumlah faktor dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena osteoporosis, termasuk usia, ras, pilihan gaya hidup, serta kondisi dan perawatan medis.
Risiko osteoporosis yang tidak dapat diubah
Meski begitu, ada beberapa faktor risiko osteoporosis yang berada di luar kendali, diantaranya:
- Jenis kelamin: Wanita lebih mungkin terkena osteoporosis daripada pria.
- Usia: Semakin tua usia Anda, semakin besar risiko osteoporosis.
- Ras: Seseorang memiliki risiko osteoporosis terbesar jika berkulit putih atau keturunan Asia.
- Riwayat keluarga: Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita osteoporosis membuat seseorang berisiko lebih besar, terutama jika ibu atau ayah mengalami patah tulang pinggul.
- Ukuran rangka tubuh: Pria dan wanita yang memiliki rangka tubuh kecil cenderung memiliki risiko lebih tinggi karena mereka mungkin memiliki lebih sedikit massa tulang yang dapat dimanfaatkan seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Apa Kamu Salah Satunya? Ini 12 Ciri Orang Tidak Punya Harga Diri!
Tingkat Hormon Penderita Osteoporosis
Osteoporosis lebih umum terjadi pada orang yang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tertentu dalam tubuh mereka. Contohnya meliputi:
1. Hormon seks
Penurunan kadar hormon seks cenderung melemahkan tulang. Penurunan kadar estrogen pada wanita saat menopause merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk mengembangkan osteoporosis.
Perawatan untuk kanker prostat yang mengurangi kadar testosteron pada pria dan perawatan untuk kanker payudara yang mengurangi kadar estrogen pada wanita cenderung mempercepat pengeroposan tulang.
2. Masalah tiroid
Hormon tiroid yang terlalu banyak dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Hal ini dapat terjadi jika tiroid terlalu aktif atau jika mengonsumsi terlalu banyak obat hormon tiroid untuk mengobati tiroid yang kurang aktif.
3. Kelenjar lainnya
Osteoporosis juga dikaitkan dengan kelenjar paratiroid dan adrenal yang terlalu aktif.
4. Faktor makanan
Osteoporosis lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki:
- Asupan kalsium rendah
Kekurangan kalsium seumur hidup berperan dalam perkembangan osteoporosis. Asupan kalsium rendah berkontribusi terhadap berkurangnya kepadatan tulang, pengeroposan tulang dini, dan peningkatan risiko patah tulang.
- Gangguan makan
Pembatasan asupan makanan yang ketat dan kekurangan berat badan dapat melemahkan tulang baik pada pria maupun wanita.
- Operasi gastrointestinal
Operasi untuk memperkecil ukuran lambung atau membuang sebagian usus membatasi jumlah luas permukaan yang tersedia untuk menyerap nutrisi, termasuk kalsium. Operasi ini termasuk operasi untuk membantu Anda menurunkan berat badan dan gangguan gastrointestinal lainnya.
- Steroid dan obat-obatan lainnya
Penggunaan obat kortikosteroid oral atau suntik dalam jangka panjang, seperti prednison dan kortison, mengganggu proses pembentukan kembali tulang. Osteoporosis juga dikaitkan dengan obat-obatan yang digunakan untuk melawan atau mencegah:
- Kejang.
- Refluks lambung.
- Kanker.
- Penolakan transplantasi.
Baca Juga: Penyakit Tulang Keropos Osteoporosis: Kenali Gejala dan Penyebabnya!
Masalah Medis Penyebab Tulang Keropos
Risiko osteoporosis lebih tinggi pada orang yang memiliki masalah medis tertentu, termasuk:
- Penyakit celiac.
- Penyakit radang usus.
- Penyakit ginjal atau hati.
- Kanker.
- Mieloma multipel.
- Artritis reumatoid.
Pilihan gaya hidup yang menyebabkan tulang keropos
Beberapa kebiasaan buruk dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Contohnya:
- Gaya hidup yang tidak banyak bergerak
Orang yang menghabiskan banyak waktu untuk duduk memiliki risiko osteoporosis yang lebih tinggi daripada mereka yang lebih aktif.
- Aktivitas Fisik
Latihan beban dan aktivitas apa pun yang meningkatkan keseimbangan dan postur tubuh yang baik baik untuk tulang, tetapi berjalan, berlari, melompat, menari, dan angkat beban tampaknya sangat membantu.
- Konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol lebih dari dua minuman beralkohol sehari secara teratur dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Penggunaan tembakau
Peran pasti tembakau dalam osteoporosis belum jelas, tetapi telah terbukti bahwa penggunaan tembakau berkontribusi terhadap tulang yang lemah.
Baca Juga: 10 Cara Mempertahankan Harga Diri Agar Tidak Direndahkan Orang
Patah tulang, terutama pada tulang belakang atau pinggul, merupakan komplikasi osteoporosis yang paling serius.
Patah tulang pinggul sering kali disebabkan oleh jatuh dan dapat mengakibatkan kecacatan dan bahkan peningkatan risiko kematian dalam tahun pertama setelah cedera.
Dalam beberapa kasus, patah tulang belakang dapat terjadi meskipun Anda tidak terjatuh. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang, yang disebut vertebra, dapat melemah hingga kolaps, yang dapat mengakibatkan nyeri punggung, kehilangan tinggi badan, dan postur tubuh membungkuk ke depan.
Sumber: mayoclinic.org