SUKABUMIUPDATE.com - Obesitas adalah kondisi medis yang ditandai oleh kelebihan lemak tubuh yang dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan.
Kondisi obesitas biasanya diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yang menghitung berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan mereka dalam meter (kg/m²). IMT 25-29,9 dianggap kelebihan berat badan, sementara IMT 30 atau lebih dianggap obesitas.
Apa itu Obesitas?
Melansir WebMD, Dokter mendefinisikan obesitas sebagai penyakit kronis (jangka panjang) yang terjadi akibat kelebihan lemak tubuh yang membahayakan kesehatan.
Obesitas adalah kondisi yang rumit, dan lebih dari sekadar angka pada timbangan.
Jika berat badan berlebih memengaruhi cara kerja tubuh, obesitas justru memengaruhi hampir setiap sistem dalam tubuh Anda. Perubahan berat badan ekstrem ini berkontribusi terhadap penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Baca Juga: Sulit Diatur! Ternyata Ini 7 Sikap Anak yang Tidak Bisa Dikontrol Orang Tua
Obesitas merupakan masalah yang terus berkembang di banyak wilayah di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat obesitas atau kelebihan berat badan.
Gejala Obesitas
Dokter secara tradisional menggunakan indeks massa tubuh (IMT) sebagai alat untuk menentukan apakah seseorang kelebihan berat badan atau obesitas.
IMT adalah perhitungan yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan.
IMT 30 atau lebih termasuk dalam kategori obesitas. Jika IMT Anda 25 hingga 29,9, berat badan Anda tergolong kelebihan berat badan tetapi tidak obesitas.
Mengukur lingkar pinggang adalah cara lain untuk memeriksa risiko kondisi terkait berat badan. Lingkar pinggang lebih dari 40 inci (102 sentimeter) untuk pria atau 35 inci (88 sentimeter) untuk wanita dianggap tinggi.
Beberapa gejala sehari-hari yang mungkin dialami akibat obesitas meliputi:
- Kelelahan
- Nyeri sendi
- Mudah kehabisan napas
- Kesulitan melakukan aktivitas fisik
Baca Juga: 10 Dukungan Emosional yang Bisa Orang Tua Berikan Agar Anak Sukses di Masa Depan
Penyebab Obesitas
Banyak faktor yang menyebabkan obesitas, termasuk gen, pola makan, dan seberapa banyak aktivitas yang dilakukan. Hormon dan emosi juga berperan dalam menyebabkan Obesitas. Beberapa penyakit dan beberapa obat juga dapat menyebabkan penambahan berat badan secara signifikan.
Faktor lainnya yang mungkin menyebabkan obesitas, meliputi:
- Tinggal di daerah yang tidak menyediakan makanan sehat dan tempat aman untuk berolahraga
- Pekerjaan yang mengharuskan duduk dalam jangka waktu lama
- Preferensi budaya dan keluarga terhadap makanan tertentu
- Iklan dan pemasaran yang membuat makanan berkalori tinggi tampak lebih menarik
Cara Mengatasi Obesitas
Ada banyak perawatan untuk menurunkan berat badan yang dapat memberikan dampak besar pada kesehatan dan perasaan penderita obesitas. Bahkan penurunan berat badan yang sedikit saja akan bermanfaat bagi kesehatan.
Apa pun jenis pengobatan atau program yang digunakan, mengatasi obesitas mengharuskan penderitanya untuk mengubah kebiasaan makan dan melakukan olahraga. Dokter dapat membantu menentukan metode apa yang terbaik untuk menurunkan berat badan obesitas.
Untuk mengatasi obesitas, dapat dimulai dengan program penurunan berat badan dan olahraga yang diawasi.
Minta dokter untuk membantu menetapkan tujuan pribadi dan merujuk ke profesional lain yang dapat membantu. Misalnya, ahli gizi untuk mengembangkan rencana nutrisi yang sehat, dan terapis fisik atau pelatih dapat membantu penderita obesitas lebih banyak bergerak.
Spesialis pengobatan bariatrik atau penurunan berat badan juga dapat menjadi bagian dari tim perawatan kesehatan untuk mengatasi obesitas.
Baca Juga: Pelecehan Emosional! 8 Ciri Orang yang Melakukan Gaslighting, Apa Kamu Korbannya?
Perubahan gaya hidup berkelanjutan bermanfaat untuk mengatasi obesitas dalam waktu jangka panjang. Dengan begitu penderita obesitas bisa mulai menurunkan berat badan, merasa lebih baik, dan mempertahankan berat badan yang ideal.
Diet Seimbang
- Kurangi Kalori: Mengonsumsi makanan rendah kalori dan tinggi nutrisi.
- Tingkatkan Asupan Serat: Buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.
- Batasi Gula dan Lemak Jenuh: Hindari makanan dan minuman tinggi gula dan lemak jenuh.
Aktivitas Fisik
- Olahraga Rutin: Setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang setiap minggu, seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda.
- Latihan Kekuatan: Lakukan latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu.
Perubahan Gaya Hidup
- Tidur yang Cukup: Tidur 7-9 jam per malam.
- Kurangi Stres: Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas hobi.
Sumber: webmd.com