SUKABUMIUPDATE.com - Puasa telah dilakukan selama ribuan tahun di berbagai agama selama musim puasa tertentu dan sebagai bagian dari perayaan. Namun, puasa intermiten untuk menurunkan berat badan dan kesehatan tubuh semakin populer.
Puasa intermitten atau Intermitten Fasting (IF) didasarkan pada prinsip makan hanya pada jam-jam tertentu dan berpuasa pada jam-jam yang tersisa di antaranya. Ada berbagai jenis puasa berselang, masing-masing dengan rentang waktu makan yang berbeda-beda.
Mengutip dari laman Guy's and St Thomas' Specialist Care, ada semakin banyak bukti bahwa waktu makan juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung, dengan semakin populernya puasa intermiten.
Ada 4 pola puasa intermitten yang bisa dipilih sesuai dengan kemampuan dari masing-masing individu, terkait berapa jam makan dan berapa jam berpuasa. Berikut pola-pola Intermitten Fasting, menurut laman yang sama:
1. Pola puasa intermitten 16:8
Jenis puasa intermiten yang paling umum adalah diet 16:8, yang melibatkan puasa selama 16 jam dan mengonsumsi makanan normal selama 8 jam sisanya.
Anda dapat memilih jam mulai makan 8 jam tersebut sesuai dengan keseharian dan kebiasaan, misalnya dari pukul 10 pagi hingga 6 sore atau pukul 12 siang hingga 8 malam.
Pola 16:8 ini biasanya berarti mengurangi satu kali makan per hari yang bagi banyak peserta 16:8, cenderung berupa sarapan. Sehingga kebanyakan mereka melewati sarapan setiap pagi, dan mulai makan pada jam makan siang.
Pola puasa intermitten yang satu ini bukan hanya ampuh menurunkan berat badan, tetapi ada manfaat potensial lain dari diet 16:8 dikatakan mencakup kontrol gula darah yang lebih baik (karena penurunan kadar insulin puasa dan gula darah), yang mungkin mengurangi risiko terkena diabetes.
2. metode puasa intermiten 5:2
Metode 5:2 dinamakan demikian karena metode ini melibatkan penerapan diet standar tanpa pembatasan selama 5 hari dalam seminggu, lalu mengonsumsi kalori dalam jumlah yang lebih sedikit pada 2 hari sisanya (biasanya sekitar 500-600 kalori). Dua hari puasa harus diselingi dengan hari makan normal di antaranya untuk memastikan asupan kalori mencukupi.
British Heart Foundation mencatat bahwa beberapa penelitian telah mengaitkan pola makan [5:2] dengan penurunan angka penyakit jantung koroner, namun mengakui bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menghasilkan hasil yang signifikan secara statistik.
3. Pola puasa intermitten "hari alternatif"
Pola ini merupakan puasa berselang-seling menggunakan pola 5:2 tetapi menerapkannya selama 3 atau 4 hari dalam seminggu, bukan hanya 2 hari.
Puasa intermitten berselang-seling biasanya melibatkan menghindari makanan padat pada hari puasa, atau hanya mengonsumsi hingga 500 kalori, sambil menjalani diet normal dan sehat pada hari-hari berselang lainnya.
Metode ini secara efektif berarti bahwa orang mengonsumsi sekitar 4.500 kalori lebih sedikit setiap minggunya (berdasarkan asupan rata-rata 2.000 kalori pada hari normal).
4. Pola puasa intermitten mingguan 24 jam
Pola puasa intermitten mingguan 24 jam persis seperti namanya, Anda tidak mengonsumsi makanan selama sehari setiap minggunya, hanya minum air putih atau teh/kopi tanpa susu selama periode ini.
Sederhananya, diet ini berarti asupan kalori mingguan Anda sekitar 2.000 kalori lebih rendah dibandingkan jika mengikuti pedoman diet standar setiap hari dalam seminggu.
Manfaat utama dari jenis puasa ini adalah penurunan berat badan dan potensi perubahan menguntungkan pada mikrobioma usus yang dikaitkan dengan berkurangnya risiko kardiovaskular.
Sebuah penelitian pada tahun 2017 terhadap orang-orang gemuk yang menerapkan puasa intermiten selama setahun mengalami penurunan berat badan sedikit lebih banyak dibandingkan peserta lain.
Namun, hal ini tidak signifikan secara statistik dan oleh karena itu memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan keefektifannya.
Meskipun demikian, mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Terutama jika Anda kelebihan berat badan, berdampak positif pada penurunan berat badan dan kesehatan jantung.
Berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter adalah hal yang direkomendasikan, untuk mengetahui apakah puasa intermitten cocok untuk Anda atau tidak.