SUKABUMIUPDATE.com - Bagi sebagian kecil calon orang tua, sakit perut bisa menjadi gejala komplikasi kehamilan serius yang memerlukan perhatian segera dari OB-GYN atau Bidan.
Beberapa tanda bahaya yang harus diwaspadai termasuk perdarahan, nyeri hebat, demam, dan gangguan penglihatan.
Nyeri atau sakit pada area perut akan sangat mengganggu setiap Ibu hamil. Namun jika nyeri yang terasa dirasa semakin tidak terkendali, maka hal ini wajib kita waspadai.
Baca Juga: Resep Rebusan Kayu Manis untuk Menurunkan Gula Darah, Cara Buatnya Simpel!
Berikut beberapa penyebab serius sakit perut pada ibu hamil, yang telah dilansir dari parents.com!
Penyebab Sakit Perut Saat Hamil
1. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik atau tuba terjadi ketika embrio tertanam di tempat lain selain rahim, dan paling sering di tuba falopi. Penyakit ini terjadi pada satu dari setiap 50 kehamilan, dan sayangnya, penyakit ini membuat janin tidak dapat bertahan hidup.
Jika mengalami kehamilan ektopik, Anda mungkin mengalami nyeri hebat dan pendarahan vagina antara minggu keenam dan kesepuluh kehamilan, karena tuba menjadi membengkak. Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko kehamilan ektopik :
- Operasi panggul, perut, atau tuba fallopi sebelumnya
- Endometriosis
- Kehamilan ektopik sebelumnya
- Ligasi tuba
- Memiliki alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) pada saat pembuahan
- Infeksi panggul
Bentuk rahim yang tidak normal dan penggunaan teknik reproduksi buatan juga tampaknya meningkatkan risikonya.
Kehamilan ektopik juga memerlukan penanganan segera dengan pengobatan atau pembedahan.
Baca Juga: Resep Simpel Teh Kayu Manis untuk Menurunkan Gula Darah, Mudah Dibuat di Rumah!
2. Keguguran
Ketika ibu hamil mengalami sakit perut di awal kehamilan, maka mereka harus selalu khawatir akan keguguran.
Fakta yang disayangkan adalah sekitar 10% kehamilan berakhir dengan keguguran, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
Gejala keguguran antara lain pendarahan dan kram yang berirama atau menyerupai kram menstruasi.
3. Persalinan Prematur
Jika mengalami kontraksi teratur sebelum usia kehamilan 37 minggu, dan disertai dengan sakit punggung yang terus-menerus, maka bisa jadi Anda akan mengalami persalinan prematur.
Kontraksi mungkin terjadi karena keluarnya cairan atau darah vagina atau berkurangnya gerakan janin.
Bahkan orang hamil yang berpengalaman pun mungkin tidak dapat mengetahui apakah kontraksi tersebut adalah Braxton Hicks atau persalinan prematur yang sebenarnya.
Baca Juga: 10 Sikap Sinis Orang Pura-pura Baik Karena Aslinya Tidak Suka dengan Kita
4. Solusio Plasenta
Plasenta bertugas menyediakan oksigen dan nutrisi untuk bayi Anda selama kehamilan. Biasanya tertanam tinggi di dinding rahim dan tidak terlepas sampai bayi lahir.
Namun dalam kasus yang jarang terjadi sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran plasenta dapat terpisah dari dinding rahim sebelum melahirkan, yaitu suatu komplikasi yang disebut solusio plasenta. Komplikasi kehamilan berbahaya ini paling sering terjadi pada trimester ketiga.
5. Preeklampsia
Menurut Preeclampsia Foundation of America, preeklamsia dan gangguan hipertensi lainnya terjadi pada 5% hingga 8% dari seluruh kehamilan.
Preeklamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urin, dan dapat berkembang setelah 20 minggu yang merupakan salah satu alasan mengapa dokter memeriksa tekanan darah Anda setiap kali bertemu.
Karena tekanan darah tinggi menyempitkan pembuluh darah di rahim yang memasok oksigen dan nutrisi ke janin, pertumbuhan bayi mungkin melambat. Preeklampsia juga meningkatkan risiko solusio plasenta.
Baca Juga: 7 Cara Menyembuhkan Asam Urat Tanpa Konsumsi Obat, Ketahui Penyebab dan Gejalanya!
6. Infeksi saluran kemih (ISK)
Hingga 13% calon orang tua akan mengalami infeksi saluran kemih (ISK) selama kehamilan. Gejala khasnya meliputi keinginan buang air kecil yang tiba-tiba, nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, dan kencing berdarah. Tetapi beberapa pasien ISK juga mengalami sakit perut.
7. Radang usus buntu
Apendisitis mungkin sulit didiagnosis pada kehamilan, karena saat rahim membesar, usus buntu tertarik ke atas dan bisa mendekati pusar atau hati.
Meskipun ciri khas radang usus buntu adalah nyeri di kuadran kanan bawah perut, Anda mungkin merasakannya di bagian yang lebih tinggi saat sedang hamil. Gejala lainnya berupa kurang nafsu makan, mual, dan muntah.
Baca Juga: 2 Panduan Eksklusif Diet Asam Urat dengan Mengurangi Makanan Tinggi Purin
8. Batu empedu
Batu di kandung empedu lebih sering terjadi pada wanita, terutama jika mereka kelebihan berat badan, berusia di atas 35 tahun, atau memiliki riwayat batu empedu.
Rasa sakit akibat batu empedu juga disebut kolesistitis sangat parah dan terfokus di kuadran kanan atas perut. Dalam beberapa kasus, rasa sakit juga bisa menjalar ke sekitar punggung dan di bawah tulang belikat kanan.
Sumber : parents.com