SUKABUMIUPDATE.com - Ibu hamil dilarang untuk mengkonsumsi telur setengah matang karena alasan keamanan pangan yang terkait dengan risiko infeksi bakteri, terutama Salmonella.
Telur yang dimasak setengah matang atau tidak matang sepenuhnya masih dapat mengandung bakteri ini dan mungkin bisa menjadi salah satu penyebab umum dari penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Bakteri Salmonella dapat bertahan dalam telur yang tidak dimasak, untuk membunuh bakteri tersebut harus menggunakan suhu cukup tinggi. Saat seorang ibu hamil terinfeksi Salmonella, gejala yang timbul sangat parah dari demam tinggi, diare berat, mual, muntah, dan kram perut.
Baca Juga: 10 Rutinitas Sehat yang Bisa Menurunkan Kadar Kolesterol Tinggi dalam Darah
Dalam kasus parahnya, infeksi ini bisa menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan, seperti dehidrasi berat, yang bisa mengurangi aliran darah ke janin, dan pada akhirnya meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau bahkan kematian janin dalam kandungan.
Mengingat potensi bahaya yang signifikan ini, menghindari telur setengah matang menjadi langkah penting untuk melindungi kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut penjelasan ilmiah melarang ibu hamil untuk mengkonsumsi telur setengah matang:
Baca Juga: Cara Membuat Rebusan Daun Salam untuk Mengobati Asam Urat, Gula Darah dan Kolesterol
1. Risiko Infeksi Salmonella
Telur setengah matang berpotensi mengandung bakteri Salmonella, yang dapat menyebabkan infeksi serius dengan gejala seperti demam, diare, mual, muntah, dan kram perut. Pada ibu hamil, infeksi Salmonella bisa menjadi lebih parah hingga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan
2. Dampak pada Janin
Infeksi Salmonella selama kehamilan dapat menyebabkan dehidrasi parah, yang bisa mempengaruhi aliran darah ke janin. Selain itu, infeksi parahnya bisa menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau bayi lahir mati.
3. Sistem Imun yang Melemah
Mengonsumsi telur setengah matang saat hamil bisa berdampak serius pada kesehatan karena sistem imun ibu hamil cenderung lebih lemah dibandingkan saat tidak hamil. Ini disebabkan oleh perubahan hormon dan adaptasi tubuh untuk mendukung kehamilan, yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
4. Telur Pasteurisasi
Telur yang sudah dipasteurisasi (telur yang telah dipanaskan dengan suhu tertentu untuk membunuh bakteri tanpa memasaknya sepenuhnya) adalah alternatif lebih aman. Namun, telur pasteurisasi setengah matang tetap memiliki risiko, sehingga disarankan menghindari yang tidak dimasak sepenuhnya.
Baca Juga: 6 Minuman Terbaik Untuk Atasi Kadar Gula Darah Tinggi, Bisa Dibuat di Rumah!
Untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu hamil serta janin, disarankan untuk mengkonsumsi telur yang dimasak hingga matang sepenuhnya, yaitu dengan kuning dan putih telur sudah mengeras. Ini membantu meminimalkan risiko infeksi bakteri yang dapat membahayakan kehamilan.