SUKABUMIUPDATE.com - Penderita kolesterol wajib menjaga asupan makanannya. Hal ini dikarenakan kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya.
Selain menambahkan makanan dan nutrisi baik ke dalam diet Anda untuk membantu menurunkan kolesterol, Anda juga wajib membatasi atau menghindari nutrisi tertentu yang tidak sehat.
Seperti di bawah ini adalah nutrisi yang dapat berdampak negatif pada kadar kolesterol, dikutip dari verywellhealth.
Baca Juga: Diet Rendah Kolesterol: 13 Makanan dengan Nutrisi Terbaik, Tinggi Serat dan Lemak Tak Jenuh
1. Lemak Jenuh
Lemak jenuh dikenal sebagai lemak kurang sehat. Hal ini karena dapat meningkatkan kadar kolesterol. Mereka biasanya berbentuk padat pada suhu kamar dan ditemukan dalam makanan seperti:
- Mentega
- Daging sapi
- Babi
- Domba
- Unggas (terutama kulitnya)
- Keju
- Krim
- Es krim
- Kelapa
- Minyak kelapa sawit
- Minyak inti sawit
- Lemak babi
- Makanan yang digoreng dan makanan yang dipanggang
2. Lemak Trans
Lemak trans adalah jenis lemak yang meningkatkan kolesterol LDL sekaligus menurunkan kolesterol HDL, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Para ahli merekomendasikan untuk menghindari lemak trans dalam makanan Anda sebisa mungkin.
Untuk memastikan Anda tidak mengonsumsi lemak trans, selalu periksa daftar bahan-bahannya dan hindari bahan-bahan yang mencantumkan “minyak terhidrogenasi parsial”, yang mungkin ditemukan dalam makanan kemasan seperti makanan yang dipanggang, makanan ringan, mentega, margarin, atau frosting.
Baca Juga: Rebusan Daun Salam yang Membantu Menurunkan Kadar Gula Darah dan Kolesterol
3. Natrium (Garam)
Meskipun terlalu banyak natrium tidak secara langsung meningkatkan kadar kolesterol, namun dapat berdampak pada kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Beberapa makanan asin juga tinggi lemak jenuhnya, jadi sebaiknya batasi asupan makanan tersebut. Ini termasuk keripik kentang, keripik jagung, bacon, hot dog, sosis, keju, dan beberapa produk makan malam beku dan kalengan yang dikemas sebelumnya.
4. Gula Tambahan
Saat melihat gula dalam makanan, ada dua jenis utama yakni alami dan tambahan. Gula alami banyak ditemukan pada buah-buahan (sebagai fruktosa), dan produk susu (sebagai laktosa).
Baca Juga: 5 Bahan Herbal yang Ampuh Menurunkan Kadar Gula Darah Menjadi Normal Kembali
Gula tambahan adalah gula yang ditambahkan ke produk makanan untuk mempermanisnya, seperti minuman yang dimaniskan dengan gula, permen, makanan yang dipanggang, es krim, dan makanan penutup lainnya. Gula tambahan juga mungkin tersembunyi dalam bumbu, yogurt manis, saus pasta, granola batangan, dan sereal sarapan dingin.
Gula tambahan sering disebut kalori kosong karena menambah kalori ekstra pada makanan dan tidak memberikan nutrisi bermanfaat. Pola makan yang tinggi gula tambahan dapat meningkatkan asupan kalori dan menyebabkan obesitas, yang dapat menurunkan kesehatan jantung dan dapat meningkatkan resistensi insulin (ketika sel tidak lagi merespons insulin dengan baik dan tidak dapat mengambil glukosa dari darah Anda), yang mungkin menyebabkan terkait dengan kejadian kardiovaskular (jantung) di masa depan.
American Heart Association merekomendasikan pembatasan gula tambahan tidak lebih dari 36 gram (150 kalori) per hari untuk pria dan tidak lebih dari 25 gram (100 kalori) per hari untuk wanita.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi: Cara Menurunkannya Secara Alami dengan Gaya Hidup Sehat
5. Alkohol
Beberapa asupan alkohol, seperti anggur merah ringan hingga sedang, telah dikaitkan dengan sedikit peningkatan kadar kolesterol HDL. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua konsumsi alkohol.
Penggunaan alkohol dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida, terutama dari konsumsi minuman keras, bir, minuman campuran, dan anggur berlebih .