SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang mengalami masalah tidur pada suatu saat selama kehamilan. Menurut beberapa perkiraan, sekitar 78% ibu hamil melaporkan gejala insomnia.
Tidur memainkan peran penting dalam kesehatan fisik dan mental. Seiring berjalannya waktu, kurang tidur dapat mempengaruhi kesejahteraan Anda dan bayi Anda yang sedang berkembang. Karena insomnia perinatal yang tidak terkontrol dapat menyebabkan depresi, perubahan suasana hati, dan kesulitan dalam menjalin ikatan orang tua-anak. Insomnia kehamilan juga dikaitkan dengan komplikasi kesehatan yang serius, seperti:
1. Apnea tidur obstruktif (OSA)
Karena perubahan hormonal, penambahan berat badan, dan pembesaran rahim, hingga 25% ibu hamil mengalami gangguan tidur terkait pernapasan, seperti apnea tidur obstruktif. OSA dapat menyebabkan otot-otot saluran napas bagian atas menjadi rileks, menyebabkan apnea (jeda pernapasan yang terputus-putus), terengah-engah, dan mendengkur keras di malam hari. Selain itu, OSA juga dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke bayi, selain juga menempatkan Anda pada risiko komplikasi kesehatan yang serius seperti penyakit jantung.
Perawatan lini pertama untuk apnea tidur adalah terapi tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP), yang melibatkan penggunaan masker untuk menjaga saluran udara tetap terbuka saat Anda tidur.
2. Preeklamsia
Ibu hamil dengan insomnia memiliki peningkatan risiko hipertensi gestasional atau tekanan darah tinggi selama kehamilan dan preeklamsia atau suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi dan kerusakan ginjal atau hati pada tahap akhir kehamilan. Jika tidak segera diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi seperti kejang, pendarahan berlebihan, hingga stroke.
3. Diabetes melitus gestasional (GDM)
Penderita GDM yang sering disebut diabetes gestasional tidak dapat menghasilkan cukup insulin yaitu hormon yang mengontrol gula darah ( glukosa ) selama kehamilan. Penderita diabetes gestasional mungkin mengalami komplikasi persalinan dan masalah pertumbuhan janin. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang melaporkan kualitas tidur buruk selama trimester pertama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional saat mereka hamil 24-28 minggu.
4. Komplikasi persalinan dan pasca persalinan
Kurang tidur kronis selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko komplikasi persalinan dan pasca persalinan, termasuk:
● Meningkatnya rasa sakit saat melahirkan
● Persalinan lebih lama
● Kemungkinan lebih tinggi untuk membutuhkan persalinan sesar ( operasi caesar )
● Berat badan lahir rendah
● Kelahiran prematur
Maka dari itu, sangat penting untuk mengatasi gejala insomnia sedini mungkin pada kehamilan Anda. Bicaralah dengan dokter kandungan atau bidan Anda dengan segera untuk mencegah potensi masalah kesehatan pada diri Anda atau bayi Anda.
Sumber : verywellhealth.com