SUKABUMIUPDATE.com - Penderita asam lambung umumnya disarankan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu produksi asam lambung atau merangsang iritasi pada lambung.
Terutama bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa, dimana makanan-makanan ini bisa dengan mudah ditemui saat waktu berbuka. Tak jarang orang menjadi tergoda menyantap makanan tersebut.
Apa saja makanan itu? berikut adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam lambung.
Baca Juga: Cara Menghentikan Asam Lambung Naik Saat Tidur, 10 Tips Ini Harus Anda Lakukan!
1. Makanan Berlemak Tinggi
Makanan yang tinggi lemak seperti daging berlemak, gorengan, dan makanan cepat saji dapat memperlambat pencernaan dan meningkatkan risiko refluks asam.
2. Makanan Pedas
Makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung dan mengiritasi lambung, sehingga sebaiknya dihindari.
3. Asam Sitrus
Buah-buahan seperti jeruk, lemon, dan tomat mengandung asam yang dapat meningkatkan keasaman lambung dan menyebabkan iritasi.
Baca Juga: Gejala Asam Lambung Naik: Sensasi Rasa Terbakar dari Dada Hingga Tenggorokan
4. Minuman Berkafein
Kopi, teh, minuman bersoda, dan minuman berkafein lainnya dapat meningkatkan produksi asam lambung.
5. Makanan Pedas
Makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung dan mengiritasi lambung, sehingga sebaiknya dihindari.
6. Cokelat
Cokelat mengandung zat-zat tertentu yang dapat melemahkan otot-otot pencernaan dan memicu refluks asam.
Baca Juga: Cara Mudah Menghilangkan Asam Lambung: 4 Hal Ini Dapat Menolong Anda
7. Makanan Asam
Makanan yang tinggi asam seperti cuka, acar, dan saus tomat sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan keasaman lambung.
8. Bawang dan Bawang Putih
Bawang dan bawang putih mengandung senyawa yang dapat merangsang produksi asam lambung dan menyebabkan refluks.
9. Produk Susu Tinggi Lemak
Susu tinggi lemak dan produk susu lainnya dapat memperlambat pencernaan dan meningkatkan risiko refluks asam.
Penting untuk dicatat bahwa respons terhadap makanan dapat bervariasi bagi setiap orang, jadi penting untuk memperhatikan gejala yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu dan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi masing-masing.