SUKABUMIUPDATE.com - Meskipun Anda telah didiagnosis menderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD), bukan berarti Anda tidak bisa menikmati hidup sepenuhnya.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan asam lambung (GERD) yang tidak serta merta membuat refluks asam Anda hilang, namun dapat membantu meringankan gejalanya sehingga Anda lupa bahwa penyakit tersebut ada.
Mengontrol gejala refluks asam biasanya memerlukan kombinasi perubahan gaya hidup. Mengikuti salah satu tip berikut mungkin membantu tetapi mungkin tidak akan memberikan hasil yang pantas Anda dapatkan.
Baca Juga: Mengenal Asam Lambung: Gejala, Penyebab dan 11 Cara untuk Mencegahnya
Dengan mengambil pendekatan yang lebih holistik, kemungkinan besar Anda bisa mengendalikan gejala GERD Anda dalam jangka panjang. Dikutip dari verrywellhealth, ada 9 tips sederhana yang dapat membantu:
1. Makanlah dalam Porsi Lebih Kecil
Dengan makan dalam porsi kecil, perut Anda menjadi kurang kenyang dan produksi asam lambung jauh lebih sedikit. Hal ini pada gilirannya mengurangi tekanan lambung. Menurut tinjauan studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Journal of Thoracic Disease, porsi makan besar yang dikombinasikan dengan asupan kalori lebih tinggi secara diam-diam terkait dengan peningkatan kadar asam esofagus dan kembung pada penderita GERD.
Perut yang sangat penuh juga memberikan tekanan fisik pada katup antara perut dan kerongkongan , yang dikenal sebagai sfingter esofagus bagian bawah (LES). Hal ini memungkinkan lebih banyak asam lambung yang merembes dari lambung ke kerongkongan.
Baca Juga: Banyak Pilihan Makanan Enak, 10 Rekomendasi Menu Sahur untuk Penderita Asam Lambung (GERD)
Untuk mengurangi risiko GERD sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda, makanlah enam porsi kecil dengan jarak yang sama sepanjang hari, bukan tiga porsi biasanya.
2. Makan Secara Perlahan
Saat Anda makan, pembawa pesan kimiawi dikirim dari perut ke otak, memberi sinyal jika ada makanan. Saat perut sudah kenyang, otak merespons dengan sensasi kenyang (sederhananya, merasa kenyang dan puas).
Namun, dibutuhkan waktu hingga 15 menit agar sinyal itu sampai di otak. Dengan makan cepat, Anda juga berisiko membuat perut kenyang lebih cepat sebelum sinyal pembawa pesan mencapai otak lebih dulu. Dengan makan perlahan, otak Anda punya waktu untuk mengejar perut Anda dan memberitahu Anda kapan sudah kenyang.
Baca Juga: Berapa Seharusnya Kadar Gula Darah Normal Setelah Makan? Simak Disini
3. Hindari Makanan Sebelum Tidur
Ngemil saat larut malam memang sangat meneyangankan, tap ini bukanlah ide yang baik jika Anda menderita Asam Lambung. Sebab, ketika Anda berbaring setelah makan, gravitasi akan memaksa isi perut Anda lebih dekat ke arah LES yang terletak di dekat bagian atas perut. Jika Anda makan banyak, tekanan terhadap LES semakin meningkat.
Untuk menghindarinya, hindari makan atau minum setidaknya dua jam sebelum tidur. Jika Anda mengalami gejala GERD yang parah, Anda mungkin ingin berhenti empat jam sebelumnya.
4. Tinggikan Kepala Anda Saat Tidur
Saat Anda tidur dengan kepala lebih tinggi dari perut, gravitasi dapat membantu mengurangi tekanan terhadap LES dan menjaga isi perut agar tidak mengalir kembali ke kerongkongan.
Baca Juga: Demi Mengurangi Frekuensi Serangan Asam Urat, Lakukan 5 Tips Ini Agar Tidak Kambuh
5. Hindari Makanan Pemicu
Anda mungkin sudah mengetahui beberapa makanan pemicu sakit maag pada diri Anda. Beberapa menyebabkan mulas dengan meningkatkan asam lambung, sedangkan yang lain menyebabkan relaksasi LES. Ada juga makanan yang bisa langsung mengiritasi lapisan esofagus, seperti makanan pedas, buah jeruk, kopi, dan jus.
Terkadang sulit mengetahui makanan mana yang menyebabkan gejala GERD. Jika ini kasusnya, pertimbangkan untuk membuat jurnal sakit maag (mirip dengan jurnal diet ) yang mencatat makanan yang Anda makan dan tingkat sakit maag yang Anda alami setelah makan.
6. Hindari Pakaian Ketat
Pakaian yang terlalu ketat di pinggang dapat menekan perut sehingga memaksa makanan naik menuju LES. Meskipun pakaian ini dapat membuat Anda terlihat lebih langsing, pakaian ini juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya refluks asam meskipun Anda tidak menderita GERD.
Baca Juga: Mengapa Lonjakan Gula Darah Bisa Terjadi? Simak Gejala dan 10 Penyebabnya
Sebagai aturan umum, sebaiknya hindari ikat pinggang ketat, pakaian dalam yang melangsingkan, celana yoga, dan celana panjang ketat jika Anda menderita GERD. Pilihlah pakaian yang longgar, kemeja yang tidak dimasukkan, dan bretel daripada ikat pinggang.
7. Jangan Stres
Stres dapat memperburuk gejala GERD. Menurut studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Digestive Diseases and Sciences, stres tidak terlalu "menyebabkan" GERD, melainkan memperparah persepsi gejala.
Pada saat stres, orang lebih responsif terhadap gejala refluks, sehingga seolah-olah stres adalah pemicunya. Dengan berhenti, menarik napas dalam-dalam, dan bersantai, Anda dapat meredakan kecemasan yang sering menyertai episode GERD akut dan mengalami penurunan gejala yang lebih cepat.
Baca Juga: 8 Obat Asam Urat Ala Rumahan yang Bisa Anda Coba untuk Meredakan Sakitnya
8. Berhenti Merokok
Merokok adalah salah satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan jika Anda menderita GERD. Asap rokok tidak hanya dapat mengiritasi kerongkongan, tetapi bisa meningkatkan produksi asam lambung sehingga memicu peradangan di lapisan lambung.
Selain itu, merokok juga dapat memperlambat pencernaan, yang memungkinkan makanan bertahan lebih lama di dalam perut. Hal ini sekaligus mengurangi produksi air liur yang tadinya diperlukan untuk menetralkan asam lambung. Seiring waktu, merokok dapat menurunkan nada LES secara keseluruhan.
Berhenti merokok mungkin tidak mudah, namun manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Berhenti merokok tidak hanya akan mengurangi risiko GERD tetapi juga menurunkan kemungkinan terkena kanker tertentu, termasuk kanker esofagus .
Baca Juga: Apakah Tomat Bisa Jadi Pemicu Atau Malah Meredakan Asam Urat? Simak Penjelasannya