SUKABUMIUPDATE.com - GERD (Refluks Gastroesofageal) adalah kondisi kronis dan umum dimana asam lambung mengalir kembali ke mulut melalui kerongkongan. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti mulas atau gangguan pencernaan asam, kesulitan menelan, dan rasa ada makanan yang terjebak atau tersangkut di kerongkongan.
Faktor dan kondisi risiko tertentu dapat memperburuk GERD. Untungnya, GERD dapat ditangani dan diobati. Mengutip dari verrywellhealth, berikut adalah gejala, penyebab, pemicu dan cara mengatasi GERD.
Gejala utama GERD termasuk refluks asam yang terus-menerus atau regurgitasi asam dan mulas. Namun, beberapa orang bisa mengalami GERD tanpa rasa mulas. Sakit maag dan refluks asam yang terjadi sesekali adalah hal yang normal, namun jika gejalanya menetap atau lebih sering, hal tersebut mungkin merupakan tanda refluks asam kronis (GERD).
Baca Juga: Mengenal Asam Urat: Penyebab, Gejala dan 6 Cara Untuk Mencegahnya
Beberapa gejala lain yang berhubungan dengan GERD, antara lain:
- Nyeri dada
- Kesulitan menelan atau merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan
- Sensasi terbakar di bagian belakang tenggorokan
- Suara serak saat bangun tidur
- Perasaan tersedak atau perasaan seperti tenggorokan tercekat
- Batuk kering
- Bau mulut
Apa Penyebab GERD?
GERD umumnya dikaitkan dengan melemahnya sfingter esofagus, otot mirip katup yang terlibat dalam proses menelan. Berfungsi dengan menutup rapat setelah makanan lewat. Jika melemah, ia tidak bisa lagi menutup rapat dan asam pencernaan dari lambung mulai mengalir kembali melalui katup, ke kerongkongan, dan ke dalam mulut.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Gula Darah Tinggi di Malam Hari, Ini Cara Mengatasinya
Ada banyak alasan mengapa sfingter esofagus Anda bisa melemah, di antaranya karena faktor risiko GERD dan paparan makanan pemicu naiknya asam lambung.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami GERD adalah:
- Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, yang memberikan tekanan berlebih pada perut
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan refluks asam sebagai efek sampingnya (yang umum termasuk obat tekanan darah dan antidepresan)
- Merokok (dan perokok pasif), yang menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan
Pemicu Refluks Asam Makanan
- Makanan yang digoreng
- Makanan cepat saji, termasuk pizza
- Makanan ringan olahan, termasuk keripik kentang dan camilan coklat
- Makanan pedas dan bumbu serta rempah seperti cabai bubuk, merica (hitam, merah, putih, cabai rawit), peppermint
- Daging berlemak dan olahan seperti bacon dan sosis
- Keju
Baca Juga: Asam Urat: Rekomendasi Makanan untuk Dimakan dan Apa Saja yang Harus Dihindari
Selain itu, beberapa orang menemukan saus berbahan tomat, buah jeruk atau jus buah, dan minuman berkarbonasi juga dapat memicu gejala GERD.
Cara Mengatasi Asam Lambung
Mengatasi GERD tidak hanya melibatkan pengobatan saja. Perubahan pola makan dan gaya hidup juga penting untuk menunjang pemulihan penyakit asam lambung. Berikut perubahan pola makan dan gaya hidup untuk GERD yang bisa Anda coba:
- Mengurangi tekanan pada perut dengan menurunkan berat badan
- Meninggikan kepala saat tidur untuk mencegah aliran balik asam lambung ke mulut
- Berhenti merokok
- Mengubah kebiasaan makan (makan lebih kecil, memperlambat saat makan) dan mengurangi atau menghilangkan makanan yang memicu gejala GERD
- Hindari makan dalam porsi besar dan berat terutama di malam hari.
- Hindari makanan pemicu seperti cokelat, kafein, dan alkohol.
- Maksimal makan 3 jam sebelum tidur.
- Hindari berbaring setelah makan.
Baca Juga: Telat Sahur, Apa Masih Boleh Minum Saat Adzan Subuh? Ini Kata Ulama