SUKABUMIUPDATE.com - Ada beberapa jenis gangguan kepribadian yang bisa dialami siapa saja mulai dari anti sosial hingga borderline.
Orang yang memiliki gangguan kepribadian dapat menunjukkan berbagai macam perilaku yang bervariasi tergantung pada jenis gangguan kepribadian yang mereka miliki.
Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang mungkin muncul pada orang yang mengalami gangguan kepribadian.
Baca Juga: 11 Ciri Orang yang Mengalami Gangguan Kepribadian, Kamu Termasuk Salah Satunya?
1. Gangguan Kepribadian Antisosial
Gangguan Kepribadian Antisosial (antisocial personality disorder) adalah sebuah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang berulang dan menetap yang melibatkan pengabaian dan penyalahgunaan hak-hak orang lain.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini mungkin akan mengalami ciri-ciri seperti;
- Kebiasaan melanggar hukum dan hak-hak orang lain tanpa perasaan bersalah.
- Kurangnya empati terhadap perasaan atau kebutuhan orang lain.
- Penipuan, manipulasi, atau pengelabuan orang lain untuk keuntungan pribadi.
- Kesulitan mempertahankan hubungan yang stabil atau terlibat dalam perilaku yang merusak hubungan.
Baca Juga: Menebak Kepribadian Seseorang dari Cara Mereka Berpakaian
2. Gangguan Kepribadian Narsistik
Gangguan Kepribadian Narsistik (narcissistic personality disorder) adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang mencolok dan meresahkan, yang melibatkan kebutuhan yang berlebihan akan perhatian dan pujian, serta kurangnya empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini mungkin akan mengalami ciri-ciri seperti;
- Kepedulian yang berlebihan terhadap diri sendiri dan kepentingan pribadi.
- Perasaan superioritas dan kebutuhan untuk dipuji atau diakui secara terus-menerus.
- Kurangnya empati terhadap perasaan orang lain dan kebutuhan mereka.
- Rasa cemburu yang ekstrem terhadap kesuksesan atau kebahagiaan orang lain.
Baca Juga: 5 Kepribadian Seseorang Dilihat dari Aktivitasnya di Media Sosial, Kamu yang Mana?
3. Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (obsessive-compulsive personality disorder) adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang terorganisasi, perfeksionis, dan terobsesi dengan kontrol, yang berbeda dengan Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) yang merupakan gangguan kecemasan yang berfokus pada obsesi dan kompulsi.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini mungkin akan mengalami ciri-ciri seperti;
- Kesenjangan yang signifikan antara ketertarikan dan kegiatan mereka dengan tugas-tugas rutin atau pekerjaan.
- Perfeksionisme yang berlebihan dan kebutuhan untuk mengontrol situasi.
- Kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan atau fleksibilitas dalam pemikiran dan perilaku.
- Terlalu fokus pada detail dan peraturan, sering mengabaikan aspek yang lebih besar atau tujuan keseluruhan.
Baca Juga: Mengenali Ciri Anak yang Stres Karena Memiliki Tekanan Batin dan Mengatasinya
4. Gangguan Kepribadian Borderline
Gangguan Kepribadian Borderline (borderline personality disorder) adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang meresahkan dan impulsif, ketidakstabilan emosional yang intens, hubungan interpersonal yang tidak stabil, dan citra diri yang tidak stabil.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini mungkin akan mengalami ciri-ciri seperti;
- Kekhawatiran yang intens akan kekhilafan dalam hubungan interpersonal.
- Perubahan suasana hati yang drastis dan cepat, termasuk reaksi yang kuat terhadap perasaan penolakan atau terabaikan.
- Pola hubungan yang tidak stabil, sering kali berkisar antara idealisasi dan devaluasi orang lain.
- Impulsivitas dalam perilaku, seperti pengeluaran uang berlebihan, kegiatan seksual berisiko, atau perilaku mencederai diri sendiri.
Perilaku-perilaku ini seringkali mempengaruhi fungsi sosial, pekerjaan, dan pribadi individu yang bersangkutan, serta dapat menyebabkan konflik dan kesulitan dalam hubungan interpersonal.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang dengan gangguan kepribadian memiliki pengalaman yang unik, dan pengobatan dan dukungan yang tepat dapat membantu dalam mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.