SUKABUMIUPDATE.com - Election Stress Disorder (stres pasca pemilu) dinilai rentan terjadi saat musim pemilihan umum (pemilu) seperti yang saat ini berlangsung di Indonesia.
Hal ini nyata terjadi, bahkan dikutip dari americanaddictioncenters.org, diperkirakan lebih dari 50% orang Amerika menderita gangguan stres pemilu pada pemilu 2020 lalu.
Istilah Election Stress Disorder sendiri mulai populer setelah pemilu presiden AS tahun 2016 dan terus diperbincangkan sepanjang pemilu presiden AS tahun 2020.
Baca Juga: Stres karena Pemilu, Apa Itu Election Stress Disorder?
Dikutip dari laman betterhelp.com, Election Stress Disorder melibatkan kecemasan yang ditandai dengan perasaan putus asa atau ketakutan setelah berakhirnya pemilu politik yang kritis. Ini bukan penyakit mental yang didefinisikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5-TR). Namun, hal ini merupakan respons yang lazim terhadap pemilu.
Lalu apa saja faktor penyebab kondisi ini dapat terjadi dan dialami seseorang? Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan Stres Pasca Pemilu lebih umum terjadi di abad ke-21 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
1. Media sosial dan berita
Media sosial dan berita 24 jam mungkin dapat menjelaskan sebagian mengapa stres pasca pemilu terjadi dan mengapa stres tersebut meluas.
Baca Juga: Rute Menuju Pantai Ciputih Pandeglang dari Jakarta, Siapkan Fisik dan Kendaraan!
Ketika ada pemilihan presiden, negara bagian, atau nasional yang akan datang, berita terus-menerus melaporkan hasil langsung, dari waktu ke waktu. Laporan dan diskusi ini sering kali muncul di berita kabel, internet, dan media sosial.
2. Paparan sosial
Bahkan orang yang tidak mengambil bagian dalam politik dapat terpengaruh oleh iklim politik yang penuh tekanan ketika teman, keluarga, dan rekan kerja mendiskusikan pemikiran mereka di tempat kerja, rumah, dan sekolah.
Pemilihan presiden membanjiri kesadaran publik, dan banyak orang membentuk opini. Bahkan jika Anda mencoba menghindari berita atau media sosial selama musim pemilu, Anda mungkin terpapar oleh orang lain.
Baca Juga: View Gunung Cikuray, Camping di Papandayan Leisure Park Cocok Buat Melepas Stres
3. Kekhawatiran terhadap masa depan
Election Stress Disorder mungkin ada hubungannya dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap masa depan negara. Misalnya, undang-undang seputar pandemi COVID-19, layanan kesehatan, rasisme, krisis ekonomi, perubahan iklim, dan hak trans seringkali menjadi berita utama.
Tetap terhubung dengan berita nasional merupakan suatu nilai bagi sebagian orang. Namun, hubungan dan peristiwa yang diikuti setiap hari ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan seseorang.
Itulah hal-hal yang menjadi faktor timbulnya Election Stress Disorder dan di zaman sekarang hal itu semakin mudah dialami oleh seseorang.