Fatalitas Mycoplasma Pneumoniae dan COVID-19, Ini Penjelasan Dokter

Sabtu 09 Desember 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi. Bacteria | Fatalitas Mycoplasma Pneumoniae dan COVID-19, Ini Penjelasan Dokter (Sumber : Freepik/@freepik)

Ilustrasi. Bacteria | Fatalitas Mycoplasma Pneumoniae dan COVID-19, Ini Penjelasan Dokter (Sumber : Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Bakteri Mycoplasma pneumoniae belakangan ramai diperbincangkan karena dikaitkan dengan infeksi virus COVID-19 yang pernah merebak di Indonesia. Infeksi Bakteri Mycoplasma pneumoniae bahkan disebut-sebut sebagai kejadian berulang dari COVID-19.

Padahal, meski infeksi Bakteri Mycoplasma pneumoniae dan COVID-19 sama-sama mempengaruhi pernapasan, namun penyebab keduanya jelas berbeda. COVID-19 disebabkan oleh virus sementara pneumonia yang sedang viral terjadi akibat infeksi bakteri.

Masyarakat kemudian heboh menyoal tingkat fatalitas atau keparahan ketika terinfeksi Bakteri Mycoplasma pneumoniae. Menjawab kekhawatiran itu, Kementerian Kesehatan melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik menjelaskan lebih lanjut di laman resminya.

Baca Juga: 10 Ciri Laki-laki yang Memiliki Kepribadian Baik, Apa Kamu Termasuk?

Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Nastiti Kaswandani menegaskan, tingkat fatalitas dan keparahan akibat bakteri Mycoplasma pneumoniae lebih rendah dibandingkan tingkat fatalitas karena COVID-19.

"Apabila dibandingkan dengan COVID-19, tingkat keparahan maupun mortalitas (kematian) akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah hanya 0,5 sampai 2 persen, itu pun pada mereka dengan komorbiditas" kata dr. Nastiti, dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, Sabtu (9/12/2023).

Oleh karena itu, kata dr.Nastiti, pneumonia akibat Bakteri Mycoplasma sering disebut sebagai Walking Pneumonia.

Adapun disebut Walking Pneumonia lantaran gejalanya cenderung ringan sehingga pasien tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit, sederhananya cukup melakukan rawat jalan.

“Anaknya cukup baik kondisi klinisnya sehingga masih bisa beraktivitas seperti biasa, makanya sebagian besar kasusnya bisa dilakukan rawat jalan, pemberian obatnya secara minum, dan anaknya bisa sembuh sendiri,” jelasnya.

Baca Juga: 14 Ciri Anak Laki-laki Memiliki Kepribadian Baik, Bunda Perhatikan Sikapnya

Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Prof. Erlina Burhan mengatakan, pneumonia akibat Bakteri Mycoplasma sebenarnya bukanlah penyakit baru.

Mycoplasma pneumonia adalah bakteri penyebab peradangan akut pada paru ternyata telah ditemukan sejak periode 1930-an.

Akan tetapi, Bakteri Mycoplasma pneumonia menjadi perhatian dan kewaspadaan dunia baru-baru ini karena diduga telah menyebabkan kenaikan kasus pneumonia di Tiongkok Utara dan Eropa. Di dua negara itu, Bakteri Mycoplasma mayoritas menyerang anak-anak.

Karena bukan penyakit baru, kata Prof Erlina, pengobatan untuk Mycoplasma pneumoniae tidak susah dicari. Masyarakat dapat menemukan obatnya di Puskesmas dan dapat diperoleh menggunakan BPJS.

“Makanya, masyarakat tidak perlu panik karena penyakit ini sudah lama ditemukan di Indonesia,” katanya.

Baca Juga: 10 Ciri Perempuan Memiliki Kepribadian Baik, Hatinya Tulus

Hal terpenting untuk saat ini, lanjut Prof Erlina, adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurutnya, PHBS merupakan kunci utama pencegahan penyakit akibat Bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Masyarakat juga perlu mengikuti prosedur kesehatan seperti yang direkomendasikan WHO dan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) untuk menurunkan resiko penyakit pernapasan.

Rekomendasi tersebut di antaranya melakukan vaksinasi terutama pada anak-anak, menjaga jarak dengan orang sakit, tidak bepergian saat sakit, pergi ke dokter.

Masyarakat turut dihimbau untuk mendapatkan perawatan bila dibutuhkan, memakai masker, memastikan kualitas ventilasi baik dan rutin cuci tangan.

“Kita harus waspada dan terapkan PHBS serta jangan panik,” pungkasnya.

Sumber: Kemenkes 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).