SUKABUMIUPDATE.com - Bayi tidak memiliki riwayat hidup yang membebani atau membuat mereka sedih, namun bukan berarti mereka tidak bisa mengalami depresi. Banyak ahli kesehatan mental percaya, berdasarkan studi kasus dan pengalaman klinis, bahwa bayi dapat dan memang mengalami depresi.
Dilansir dari verywellmind, kesehatan mental pada bayi mencakup kemampuan untuk mengekspresikan emosi dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Tonggak sosial yang penting termasuk menenangkan diri saat digendong dan tersenyum sebagai respons terhadap perhatian dari pengasuh.
Saat bayi tumbuh dan berkembang, umumnya mungkin akan sering mengalami hari-hari dimana mereka menunjukkan penurunan kesejahteraan sosial emosional serta peningkatan sifat mudah marah, sedih, atau keterlibatan, namun hal ini biasanya berlalu begitu saja.
"Misalnya, jika orang tua beralih kembali ke pekerjaan atau Jika bayi tidak enak badan, Anda mungkin melihat lebih banyak ekspresi kesedihan atau kerewelan selama beberapa hari,” kata Mackrain.
Baca Juga: Apakah Depresi Bisa Hilang Dengan Sendirinya ? Yuk Simak Penjelasannya
Anehnya, menangis belum tentu merupakan tanda bayi mengalami depresi. Dan faktanya, bayi yang depresi bisa saja dicap sebagai bayi yang “baik” karena tidak terlalu sering menangis atau rewel.
Meskipun setiap bayi yang berbeda secara alami memiliki kepribadian dan temperamen yang berbeda pula, maka dari itu, jika perilaku ini menunjukkan perubahan dari perilaku normal pada bayi, ini bisa ini merupakan menjadi tanda depresi.
Dalam sejarah sebelumnya, banyak orang percaya bahwa bayi atau bahkan anak-anak tidak mungkin mengalami depresi. Akan tetapi baru-baru ini, para ilmuwan dan dokter telah menyadari bahwa depresi pada bayi tidak hanya mungkin terjadi tetapi mungkin jauh lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Meski penyebab pastinya belum diketahui sepenuhnya, namun ada beberapa kemungkinan penyebab depresi pada bayi. Seperti jenis depresi masa kanak-kanak lainnya, berbagai komponen berikut disinyalir dapat berkontribusi dalam terjadinya depresi pada bayi berupa:
● Kimia otak
● Faktor lingkungan
● Genetika
● Kesehatan mental orang tua atau pengasuh
Karena bayi umumnya belajar banyak tentang emosinya dari orang-orang di sekitar. Maka dari itu, jika orang tuanya mengalami depresi, bayinya mungkin memiliki peluang lebih besar untuk mengalami depresi juga. Bayi yang tinggal di rumah yang miskin atau penuh kekerasan juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Meskipun semua bayi akan mengalami hari-hari ketika mereka kurang terlibat secara sosial atau emosional, periode mudah marah atau menarik diri yang lebih lama mungkin merupakan tanda adanya masalah. Dan salah satu cara utama untuk mengenali depresi pada bayi adalah vitalitas emosionalnya.