SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan stres akut adalah suatu kondisi kesehatan mental yang terjadi ketika seorang anak memiliki reaksi emosional yang sangat kuat terhadap suatu peristiwa yang mengecewakan.
Peristiwa tersebut dapat berupa kecelakaan atau cedera serius, penyerangan seksual, kematian orang yang dicintai, bencana alam, atau pengalaman stres berat lainnya.
Pada gangguan stres akut, reaksi anak lebih ekstrim dari biasanya. Hal ini dapat menimbulkan masalah di rumah, di sekolah, bahkan dengan teman. Gangguan stres akut mirip dengan gangguan stres pasca trauma (PTSD), namun tidak berlangsung lama.
Baca Juga: Anggota DPRD Sukabumi Apresiasi Kinerja Dinas PU dalam Pembangunan Infrastruktur
Apa saja gejala gangguan stres akut?
Tanda-tanda gangguan stres akut umumnya muncul antara tiga hari hingga satu bulan setelah kejadian yang menyedihkan itu. Dan gejalanya Anak tersebut mungkin mengalami:
● Mimpi buruk atau kenangan akan suatu peristiwa yang tidak kunjung hilang seperti kematian orang yang disayangi, kecelakaan hebat, bahkan bullying
● Rasanya peristiwa itu terus terulang kembali
● Kecemasan ketika ada sesuatu yang mengingatkan mereka akan peristiwa tersebut
● Berusaha keras untuk menghindari orang atau tempat yang mengingatkan mereka akan peristiwa tersebut
● Menjadi lebih marah dari biasanya
● Masalah dengan pola tidur
● Kesulitan berkonsentrasi
● Sering sedih atau suasana hati yang buruk
● Anak menjadi tampak linglung
Bagaimana gangguan stres akut didiagnosis?
Agar seorang anak dapat didiagnosis menderita gangguan stres akut, ada dua hal yang harus terjadi, antara lain :
● Anak tersebut pasti pernah mengalami peristiwa yang mengecewakan itu secara pribadi, melihatnya terjadi, atau mengetahui bahwa hal itu terjadi pada anggota keluarga dekatnya.
● Anak tersebut akan mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas antara 3 hingga 30 hari setelah kejadian.
Baca Juga: Momen Haru di Hari Guru, Camat Kalibunder Sukabumi Ketemu Guru saat di SD
Gangguan stres akut memiliki gejala yang sama dengan PTSD, namun dianggap kurang serius karena tidak berlangsung lama. Jika gejala gangguan stres akut berlanjut lebih dari 30 hari setelah kejadian, maka anak tersebut didiagnosis menderita PTSD .
Faktor risiko untuk mengembangkan gangguan stres akut
Faktor risiko terbesar terjadinya gangguan stres akut adalah pengalaman trauma sebelumnya. Anak-anak yang pernah mengalami pengalaman yang sangat menegangkan di masa lalu mempunyai risiko lebih tinggi terkena gangguan stres akut. Anak perempuan juga lebih mungkin mengalami gangguan stres akut dibandingkan anak laki-laki.
Bagaimana cara mengobati gangguan stres akut?
Terkadang, gangguan stres akut bisa hilang dengan sendirinya. Jika tidak, terapi perilaku kognitif (CBT) seringkali merupakan pengobatan yang efektif. CBT membantu anak-anak belajar mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan mengatasi masalah.
Sumber : Child Mind Institute