SUKABUMIUPDATE.com - Stres adalah respons alami tubuh kita terhadap ancaman yang dirasakan. Dalam jangka pendek (akut), stres dapat membantu meningkatkan energi kita, meningkatkan daya ingat, dan memotivasi kita untuk menghadapi tantangan sulit.
Di sisi lain, stres jangka panjang (kronis) dapat menumpuk seiring berjalannya waktu, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Pada akhirnya, stres kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Dengan mengetahui lebih banyak tentang masing-masing jenis dapat membantu memahami perbedaan dan mengelolanya.
Apa itu stres akut?
Stres akut terjadi pada waktu atau kejadian tertentu dan tidak terjadi pada kejadian tersebut.
Anda mungkin mengalami stres akut saat mengalami kecelakaan mobil, atau saat Anda sedang mempersiapkan presentasi penting di tempat kerja.
Baca Juga: Anggota DPRD Sukabumi Apresiasi Kinerja Dinas PU dalam Pembangunan Infrastruktur
Gejala umum stres akut yang mungkin dialami meliputi:
● palpitasi jantung
● sesak napas
● merasa pusing
● sakit kepala
● sakit perut atau gangguan pencernaan
● berkeringat
● nyeri dada
Tubuh dan sistem saraf dilengkapi untuk menangani stres yang lebih singkat.
Gangguan stres akut
Gangguan stres akut (ASD) mirip dengan gangguan stres pasca trauma (PTSD) dalam beberapa hal, dengan banyak gejala yang tumpang tindih. Namun berbeda dengan gejala PTSD yang bisa berlangsung lebih dari sebulan, gejala ASD berlangsung antara 3 hingga 30 hari.
Jika gejalanya terus berlanjut setelah jangka waktu tersebut, diagnosis PTSD dapat ditegakkan.
Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi ke-5 (DSM-5), kriteria berikut harus dipenuhi untuk diagnosis ASD:
● paparan langsung atau tidak langsung terhadap peristiwa traumatis, termasuk kematian aktual atau ancaman, pelanggaran seksual, atau cedera serius
● adanya sembilan (atau lebih) gejala dari salah satu dari lima kategori — intrusi, suasana hati negatif, disosiasi, penghindaran, dan gairah — yang dimulai atau memburuk setelah peristiwa traumatis terjadi
● tekanan signifikan yang mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, termasuk pekerjaan, sekolah, dan kehidupan sosial
● gejala yang terjadi dalam 3 hari hingga 1 bulan setelah stresor dan berlangsung minimal 3 hari
● mengidentifikasi peristiwa tertentu sebagai penyebab gejala, mengesampingkan penyebab lain seperti kondisi fisik, alkohol, atau pengobatan
Baca Juga: Momen Haru di Hari Guru, Camat Kalibunder Sukabumi Ketemu Guru saat di SD
Apa itu stres kronis?
Stres kronis yang sedang berlangsung, mirip dengan nyeri kronis atau penyakit kronis. Stres kronis dapat meningkat atau menurun tingkat keparahannya tetapi kehadirannya relatif konsisten.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari hubungan yang tidak sehat di mana Anda terus-menerus bertengkar hingga pekerjaan yang memberatkan dan membuat Anda terlalu banyak bekerja setiap hari.
Gejala umum stres kronis yang mungkin Anda alami meliputi:
● Isolasi atau penarikan diri secara emosional
● Energi rendah
● Sakit dan nyeri
● Kesulitan tidur
● Kesulitan untuk tetap fokus
● Perubahan nafsu makan
Menurut sebuah study tahun 2015, stres kronis dapat berdampak buruk pada tubuh dan mempengaruhi fisik dan mental seiring waktu.
Menanggapi peningkatan tersebut, tubuh melepaskan hormon stres.
Hal ini biasanya berguna, namun jika hal ini tidak menimbulkan ancaman langsung terutama secara terus-menerus, maka hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis lainnya, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Kerang Jamangan Geopark Ciletuh Sukabumi Dipercaya Menambah Kejantanan Pria
Menurut sebuah laporan tahun 2016, situasi traumatis dapat bersifat akut atau kronis, yang berpotensi menjadi faktor penyebab kedua jenis stres tersebut.
Bahkan jika situasi traumatis merupakan peristiwa yang terisolasi, dampaknya bisa bertahan lama karena dampak psikologis (seperti PTSD) atau konsekuensi nyata (seperti dipisahkan secara paksa dari keluarga.)
Situasi berkelanjutan lainnya yang dapat menyebabkan stres seperti kemiskinan, kesenjangan kesehatan, atau rasisme yang bersifat traumatis dan dapat menjadi pemicu stres kronis. Karena pemicu stres ini tidak hanya bersifat eksternal namun struktural atau sistemik, manajemen stres yang umum dapat membantu dalam beberapa kasus, namun mungkin tidak sepenuhnya meredakan stres.
Agar meminimalisir stres kronis, anda dapat melakukan beberapa hal berikut :
● Makan dan minum air secara teratur
● Membatasi kafein
● Berolahraga atau menggerakkan tubuh dengan cara yang dirasa nyaman
● cukup tidur
Sumber : psschcentral