SUKABUMIUPDATE.com - Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan mengalami kekambuhan. Menurut salah satu tinjauan, hal ini biasanya terjadi dalam waktu 5 tahun, tetapi bisa juga terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun setelah episode pertama.
Sekitar setengah dari orang yang pernah mengalami episode depresi untuk pertama kalinya akan tetap sehat. Dan untuk separuh lainnya, depresi dapat muncul kembali satu kali atau lebih sepanjang hidup mereka.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang mengalami episode depresi berulang, tanda peringatannya mungkin berbeda setiap saat. Dokter dan peneliti tidak mengetahui mengapa sebagian orang mengalami kekambuhan, namun sebagian lainnya tidak.
Banyak orang mengalami kesedihan atau kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari sebagai bagian normal dari kehidupan.
Baca Juga: DPRD Apresiasi Mancing Bareng Sedulur Dinas PU Sukabumi: Ajang Sosialisasi Kinerja
Perasaan ini bisa berasal dari berbagai faktor, seperti kehilangan orang yang dicintai atau terlalu banyak bekerja.
Namun, jika seseorang merasakan perasaan ini hampir setiap hari selama lebih dari 2 minggu, dan mulai mempengaruhi pekerjaan atau kehidupan sosial, maka ia mungkin mengalami depresi.
Kekambuhan depresi terjadi ketika gejala mulai muncul kembali atau memburuk selama masa pemulihan dari episode sebelumnya. Selain itu, kekambuhan kemungkinan besar terjadi dalam waktu 2 bulan setelah penghentian pengobatan untuk episode sebelumnya.
Kekambuhan depresi terjadi ketika gejala muncul kembali beberapa bulan atau tahun setelah seseorang pulih dari episode terakhir. Dan yang paling umum terjadi dalam 6 bulan pertama. Sekitar 20% orang akan mengalami kekambuhan, namun hal ini dapat meningkat ketika depresi semakin parah.
Setelah episode pertama depresi berakhir, APA memperkirakan bahwa 50–85% orang akan mengalami setidaknya satu episode depresi lagi dalam hidup mereka. Setelah dua atau tiga episode sebelumnya, kemungkinan kembalinya depresi jauh lebih tinggi.
Baca Juga: 20 Rekomendasi Gedung Pertemuan di Sukabumi
Beberapa gangguan seperti depresi sering muncul kembali, dan ini termasuk:
● Gangguan afektif musiman (SAD) : SAD sering terjadi selama bulan-bulan musim dingin.
● Sindrom disforik pramenstruasi (PDS) : PDS adalah bentuk sindrom pramenstruasi yang parah.
Berikut beberapa tanda jika kamu mengalami depresi kambuh :
1. Mood depresi : Merasa sedih atau cemas yang berlarut-larut
2. Kehilangan minat pada aktivitas : Kurangnya kesenangan pada hobi, dan minat lain yang biasanya disukai individu.
3. Penarikan sosial : Menghindari situasi sosial dan kehilangan kontak dengan teman.
4. Kelelahan : Tugas sehari-hari, seperti mencuci dan berpakaian, mungkin terasa lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.
5. Merasa gelisah : Agitasi, termasuk kegelisahan dan mondar-mandir.
6. Perubahan pola tidur : Insomnia atau tidur berlebihan.
7. Perubahan nafsu makan : Hal ini dapat menyebabkan penambahan atau penurunan berat badan.
8. Peningkatan iritabilitas : Menjadi lebih mudah kesal dari biasanya.
9. Perasaan tidak berharga dan bersalah : Misalnya memikirkan kejadian masa lalu yang kelam, sehingga merasa diri sendiri tidak berharga dan merasa bersalah.
Baca Juga: BMKG: Gempa Bandung Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng
10. Masalah konsentrasi dan ingatan : Pikiran dan ucapan mungkin terasa lebih lambat dan kacau. Dan hal ini akan mempengaruhi kehidupan penderitanya.
11. Sakit dan nyeri fisik : Sakit kepala, sakit perut, atau nyeri otot yang tidak dapat dijelaskan.
12. Pikiran untuk bunuh diri atau upaya bunuh diri : Jika seseorang sampai berpikir sejauh ini, mungkin saja menandakan episode depresi berat.
Itulah beberapa gejala kamu mengalami kambuh depresi. Tetap berpikir positif pada apa yang sedang kamu alami, dan yang sudah lampau. Agar hati dan pikiran terasa tenang, dan hidup lebih sehat.
Sumber : medical news today