SUKABUMIUPDATE.com - Mencegah depresi pada remaja memerlukan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai aspek kehidupan mereka.
Ini penting dilakukan untuk menekan remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental tersebut. Depresi pada remaja umumnya disebabkan oleh perubahan hormon, faktor genetik, penyakit, dan pengalaman hidup yang dapat memicu stress.
Melansir dari laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember, salah satu professor Universidade Federal do Rio Grande do Sul Christian Kieling MD PhD menyatakan, tingkat depresi yang dialami remaja akan meningkat 10 hingga 20 persen tiap tahunnya.
Baca Juga: Dalam Seminggu Terjadi Dua Kasus Bunuh Diri di Sukabumi, Ada Apa Sebenarnya?
Sejalan dengan itu, World Health Organization yang mencatat jika pada 2019 ada sekitar 300 juta orang di dunia yang mengalami depresi, di mana 15,6 juta di antaranya adalah orang Indonesia.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi pada remaja khususnya? Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah hal tersebut.
1. Komunikasi Terbuka
Fasilitasi komunikasi terbuka antara remaja dan orang tua atau perwakilan keluarga. Pastikan bahwa remaja merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka dan bahwa mereka didengar.
2. Memberikan Dukungan Emosional
Pastikan remaja merasa didukung secara emosional. Keterlibatan dan dukungan dari keluarga, teman-teman, dan anggota masyarakat dapat membantu mengurangi risiko depresi.
Baca Juga: 13 Gejala Depresi Pada Remaja, Bunda Harus Tahu Untuk Membantu Mereka
3. Ajarkan Keterampilan Mengatasi Stres
Bantu remaja mengembangkan keterampilan untuk mengatasi stres, seperti teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga. Ini dapat membantu mereka mengelola tekanan dan rasa cemas.
4. Perhatikan Kesehatan Fisik
Pastikan remaja menjaga kesehatan fisik mereka dengan makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan cukup tidur. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif pada kesehatan mental.
5. Batasi Paparan pada Media Sosial
Perhatikan penggunaan media sosial dan batasi waktu yang dihabiskan di platform tersebut. Tekanan sosial dari media sosial dapat memengaruhi kesejahteraan mental remaja.
Baca Juga: 10 Persen orang Indonesia Alami Gangguan Mental, Bagaimana Cara Membantunya?
6. Kampanye Anti Bullying
Ajarkan remaja untuk mengidentifikasi perilaku bullying dan memberikan dukungan kepada mereka yang mungkin menjadi korban. Sekolah dan komunitas dapat menyelenggarakan kampanye anti-bullying.
7. Pendidikan Mental Health
Berikan pendidikan tentang kesehatan mental di sekolah dan dalam keluarga. Mengetahui tanda-tanda depresi dan keterampilan untuk mengatasi stres dapat membantu remaja merasa lebih terampil dan memahami kesehatan mental.
8. Bentuk Keterlibatan Sosial
Dorong keterlibatan sosial yang positif. Aktivitas kelompok atau klub di sekolah dapat membantu remaja merasa terhubung dan mendukung.
Baca Juga: 10 Tanda Depresi Pada Remaja Akibat Orang Tua Toksik, Tahu Belum?
9. Dukungan dari Teman Sebaya
Pastikan remaja memiliki teman sebaya yang positif dan mendukung. Hubungan yang positif dapat memberikan dukungan sosial yang penting.
10. Intervensi Awal
Jika tanda-tanda depresi muncul, lakukan intervensi awal. Segera cari bantuan profesional untuk remaja yang mungkin mengalami gejala depresi.
11. Perhatikan Perubahan Perilaku
Tetap waspada terhadap perubahan perilaku remaja, seperti penarikan diri, penurunan minat pada aktivitas yang mereka nikmati, atau perubahan pola tidur.
12. Bicarakan tentang Perasaan dan Tekanan
Ajarkan remaja untuk mengidentifikasi dan mengatasi perasaan mereka. Mendorong mereka untuk berbicara tentang tekanan yang mereka rasakan dapat membantu mengurangi beban emosional.
Baca Juga: 13 Tips Mengatasi Depresi Pada Remaja, Yuk Kenali Untuk Bantu Mereka
13. Hindari Labeling dan Stigma
Pendidikan mengenai kesehatan mental juga mencakup menghilangkan stigma. Ajarkan remaja bahwa mencari bantuan kesehatan mental adalah tindakan yang kuat dan bukan sesuatu yang memalukan.
Ingat bahwa setiap remaja memiliki pribadi yang berbeda jadi strategi pencegahan dapat bervariasi. Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas, bersama dengan perhatian terhadap kesehatan mental, dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan meminimalkan risiko depresi pada remaja.