SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah istilah umum yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai gangguan perkembangan saraf. Gangguan-gangguan ini dikelompokkan karena mempunyai efek serupa terhadap kemampuan seseorang untuk bersosialisasi, dan menyampaikan keinginannya.
Beberapa anak autis mungkin tidak berbicara sama sekali. Dan faktanya, sekitar 25 hingga 30 persen anak-anak dengan ASD hanya memiliki kemampuan verbal minimal berbicara kurang dari 30 kata atau lebih atau tidak berbicara sama sekali.
Jika anak autis tidak dapat berbicara, maka hal ini disebut dengan autisme non-verbal. Namun, istilah nonverbal tidak sepenuhnya akurat, karena artinya “tanpa kata-kata”.
Meskipun penderita autis tidak dapat berbicara, mereka mungkin masih menggunakan kata-kata dengan cara lain misalnya secara tertulis, serta memahami kata-kata yang diucapkan atau yang pernah didengar.
Baca Juga: 3 Kotak Amal Masjid di Cisaat Sukabumi Dibobol Maling, Pelaku Terekam CCTV
Sebagaimana telah dilansir dari situs healthline, inilah beberapa gejala autisme non-verbal pada anak :
1. Gejala utama autisme non-berbicara adalah ketidakmampuan berbicara dengan jelas atau tanpa gangguan. Anak autis mungkin mengalami kesulitan berbicara atau melakukan percakapan dengan orang lain, namun mereka yang tidak bisa berbicara tidak dapat berbicara sama sekali.
2. Mungkin karena mereka menderita apraksia dalam berbicara atau suatu kelainan yang mempengaruhi jalur otak tertentu. Hal ini dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatakan apa yang diinginkannya dengan benar.
3. Mungkin juga karena anak autis belum mengembangkan keterampilan komunikasi verbal. Beberapa anak mungkin kehilangan keterampilan verbal karena gejala kondisinya memburuk dan semakin terlihat.
4. Beberapa anak autis mungkin juga menderita echolalia, yang menyebabkan mereka mengulangi kata atau frasa berulang kali. Dan hal ini dapat membuat komunikasi menjadi sulit.
5. Sosial. Individu anak autis seringkali mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Mereka mungkin pemalu dan menarik diri, menghindari kontak mata dan tidak merespons ketika namanya dipanggil. Beberapa anak autis mungkin tidak memperhatikan ruang pribadi orang lain, sementara beberapa orang mungkin menolak seluruh kontak fisik. Gejala-gejala ini mungkin membuat mereka merasa terisolasi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kecemasan dan depresi, serta perilaku non-verbal
Baca Juga: Fatwa Baru MUI: Bela Palestina Wajib dan Haram Beli Produk yang Dukung Israel
6. Perilaku. Rutinitas mungkin penting bagi anak autis. Gangguan apapun dalam jadwal sehari-hari dapat membuat mereka kesal, bahkan jengkel. Demikian pula beberapa anak mengembangkan minat obsesif dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya terpaku pada buku, topik, atau aktivitas tertentu. Namun, tidak jarang juga anak autis memiliki rentang perhatian yang pendek dan berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Gejala perilaku setiap orang berbeda-beda.
7. Pembangunan. Individu anak autis berkembang pada tingkat yang berbeda. Beberapa anak mungkin berkembang dengan kecepatan yang sama selama beberapa tahun, kemudian mengalami kemunduran sekitar usia 2 atau 3 tahun. Yang lain mungkin mengalami keterlambatan perkembangan pada usia dini yang berlanjut hingga masa kanak-kanak dan remaja.
Gejala autisme seringkali membaik seiring bertambahnya usia, dan gejalanya mungkin menjadi tidak terlalu parah dan mengganggu. Selain itu anak autis mungkin juga menjadi verbal dengan intervensi dan terapi.
Sumber : healthline